TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Fushimi Inari Taisha, Jajaran Gerbang Oranye Estetik di Kyoto

Wisata hits di Kyoto ini gratis, loh! #ANGPOIN

Fushimi Inari Taisha di Kyoto, Jepang (unsplash.com/papidridri44)

Jepang kini tengah menjadi negara yang digandrungi wisatawan. Negeri Matahari Terbit tersebut memang menyimpan beragam tempat wisata unik dan menawan. Bahkan, hampir semua kota di Jepang terkenal hingga mancanegara, sebut saja Tokyo dan Osaka.

Tokyo dan Osaka terkenal berkat gemerlap kotanya yang menyilaukan. Kalau kamu lebih menyukai wisata yang tenang dan jauh dari perkotaan, mungkin Kyoto akan berjodoh denganmu. Kota yang dekat dengan Osaka ini terkenal berkat banyaknya kuil Buddha.

Dari sekian banyak wisata di Kyoto, Fushimi Inari Taisha jadi yang paling populer. Bagaimana tidak? Tempat wisata yang berisikan jajaran gerbang oranye ini begitu memukau. Belum ke Kyoto kalau gak mampir ke kuil estetik ini.

Baca Juga: 10 Potret Fushimi Inari Taisha, Kuil Shinto Terbesar di Kyoto, Ikonik!

1. Fushimi Inari Taisha terkenal berkat jajaran gerbang oranyenya

Fushimi Inari Taisha di Kyoto, Jepang (unsplash.com/papidridri44)

Kamu pasti pernah melihat jajaran gerbang oranye mengagumkan di media sosial, kan? Tempat tersebut adalah Fushimi Inari Taisha. Kuil Shinto tersebut terkenal berkat ribuan gerbang vermilion berwarna oranye kemerahannya.

Gerbang kuil berjajar tersebut dinamakan torii. Gak pendek, jajaran torii itu dibangun memutar ke arah puncak Gunung suci Inari. Diperlukan waktu kurang lebih dua jam untuk sampai ke puncaknya. Konon, kuil ini jadi pusat bagi sekitar 40 ribu kuil Inari yang memuliakan Dewa Padi (Inari) di seluruh Jepang.

Bagi orang Jepang, kuil ini adalah tempat untuk berdoa dan memohon bantuan agar kehidupan sehari-hari selalu dilancarkan. Tak heran jika hampir setiap hari kuil ini dipenuhi wisatawan, baik Jepang dan mancanegara.

Baca Juga: 11 Fakta Bali-Bali Indonesia, Restoran di Kyoto yang Berkonsep Warung 

2. Gerbang oranye tersebut adalah sumbangan perorangan

Fushimi Inari Taisha di Kyoto, Jepang (unsplash.com/shaipal)

Mungkin banyak yang bertanya, "Dari mana gerbang atau torii itu berasal?". Didedikasikan untuk Dewa Shinto, pintu masuk Fushimi Inari Taisha, Romon, disumbangkan oleh Toyotomi Hideyoshi pada 1589. Sebelum melangkah masuk, pengunjung biasanya membungkukkan badannya.

Sedangkan bagian belakangnya, berdiri sebuah kuil utama bernama Honde dengan berbagai pelengkap lainnya. Penganut kuil Fushimi Inari Taisha ini memiliki tradisi membangun torii. Hingga kini, kurang lebih sudah ada 10 ribu torii yang berdiri hingga puncak Gunung Inari.

Gerbang atau torii tersebut sebenarnya adalah sumbangan dari perorangan ataupun perusahaan. Ketika sudah ada gerbang yang rusak atau perlu diganti, pihak pengelola akan menggunakan sumbangan tersebut untuk menggantinya dengan yang baru. Tak heran jika torii di sini selalu terlihat terawat.

3. Pengunjung akan menemukan banyak patung rubah di kuil ini

Fushimi Inari Taisha di Kyoto, Jepang (unsplash.com/papidridri44)

Ketika memasuki gerbang utama di pintu masuk, pengunjung akan menemukan dua patung rubah. Di Fushimi Inari Taisha memang ada banyak sekali patung rubah. Bukan tanpa alasan, rubah dianggap sebagai utusan Inari.

Selain itu, menurut kepercayaan masyarakat lokal, rubah menjadi hewan penjaga dan tunggangan Dewa Daikini atau Buddha Wanita. Tak heran jika patung rubah disebar di beberapa titik terbaik dari kuil ini.

Adanya patung rubah juga semakin mempercantik suasana. Selain jajaran gerbang yang estetik, patung rumah memberikan sentuhan menggemaskan. Apalagi saat kamu mengabadikan foto.

4. Gak cuma di pagi atau siang hari, berkunjung saat malam pun tetap estetik

Fushimi Inari Taisha di Kyoto, Jepang (unsplash.com/papidridri44)

Fushimi Inari Taisha dikabarkan buka 24 jam. Namun, berbeda jika kamu berkunjung saat ada pagelaran doa atau upacara. Kuil ini akan buka pada 08.30 hingga 15.30 saja. Ada baiknya kamu mencari tahu terlebih dahulu, ya.

Waktu terbaik berkunjung ke Fushimi Inari Taisha adalah ketika hari masih pagi. Di saat itulah tak akan ada banyak wisatawan. Kamu dengan leluasa berjalan menyusuri gerbang dan berfoto tanpa gangguan wisatawan lain. Bisa berfoto lebih jernih juga, loh.

Kalau gak sempat datang saat hari masih pagi, berkunjung di malam hari pun tak masalah, loh. Bahkan, saat malam hari suasananya lebih syahdu dan sakral. Kamu pun bisa menikmati suasana kuil lebih tenang karena pengunjung jarang memenuhi kuil.

Baca Juga: Sekolah di Kota Yogyakarta Wajib Tempatkan Penjaga di Pintu Gerbang 

Verified Writer

Fernanda Saputra

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya