TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kota Teraneh di Dunia, Salah Satunya Tetangga Indonesia

Ada yang mendapatkan julukan 'Kota Mati'

gambar kota Longyearbyen (instagram.com/ineseppi)

Gedung-gedung tinggi, suara mobil dan motor yang bising, dan penduduk yang padat menjadi beberapa hal yang identik dengan kota besar. Normalnya, keadaan kota-kota besar memang begitu. Malah, semakin besar sebuah kota, semakin padat juga daerah tersebut.

Namun kamu gak akan menemukan pemandangan yang sama kalau berkunjungnya ke kota-kota di bawah ini. Di kota-kota ini, kamu bukan hanya gak akan menemukan gedung pencakar langit atau kendaraan, pola hidup penduduknya juga sangat berbeda. Saking bedanya, kota-kota ini bahkan mendapatkan predikat sebagai kota teraneh di dunia, lho!

1. Büsingen am Hochrhein, Swiss dan Jerman 

gambar Kota Büsingen am Hochrhein (instagram.com/remobuehrer)

Sebuah kota seharusnya hanya dimiliki oleh satu negara. Namun hal itu gak berlaku bagi Büsingen am Hochrhein. Kota ini terletak di perbatasan antara Swiss dan Jerman. Uniknya meski secara administratif, kota ini masuk wilayah Jerman, namun penduduknya bekerja di Swiss dan menggunakan mata uang Franc milik Swiss sebagai alat pembayaran. 

Gak cuma itu, penduduknya juga memegang dua nomor dan dua kode pos yakni Jerman dan Swiss. Menariknya lagi, polisi Swiss bisa dengan santainya memasuki kota ini untuk menangkap penjahat dan mengadilinya sesuai dengan hukum di Swiss. 

Baca Juga: 9 Fakta Kota Bern, Ibu Kota Negara Swiss yang Penuh Sejarah

2. Cooberpedy, Australia 

gambar Kota Cooberpedy di Australia (instagram.com/cooberpedysa)

Mendapatkan predikat sebagai "The Opal Capital of The World", Cooberpedy adalah sebuah kota pertambangan batu opal di Australia berpenduduk 3.500 jiwa. Uniknya, setengah dari mereka tinggal di bawah tanah. Yup, selain dikenal sebagai pertambangan opal terbesar, kota ini juga terkenal dengan pemukiman bawah tanahnya. 

Eits, pemukiman bawah tanah dipilih bukan karena lahan yang terbatas, melainkan karena suhu di Cooberpedy sangat tinggi. Gak tanggung-tanggung, suhu di sini bahkan bisa naik hingga 43 derajat Celcius, lho!

Awalnya penduduk yang pindah ke bawah tanah hanya menempati lahan bekas penambangan, lama-kelamaan mereka mulai memperluas area dan menambahkan gereja, restoran, bar, bahkan hotel yang semuanya dibangun di bawah tanah.

3. Longyearbyen, Norwegia 

gambar kota Longyearbyen (instagram.com/ineseppi)

Terletak di Norwegia, Kota Longyearbyen merupakan kota paling utara sekaligus menjadi salah satu yang terdingin di dunia. Lokasinya yang dekat dengan Kutub Utara membuat matahari gak bekerja dengan normal di sini. Matahari hanya akan muncul selama delapan bulan, terbenam terakhir kali pada tanggal 25 Oktober dan baru akan terbit lagi sekitar bulan Maret di tahun berikutnya.

Namun yang menarik dari kota ini bukan cuma soal matahari, tetapi juga aturan yang diterapkan oleh pemerintah setempat. Salah satu yang paling aneh adalah, penduduk maupun pendatang gak boleh meninggal dan dikuburkan di kota ini. Kalaupun ada yang meninggal, maka pemerintah kota akan membawa jasad orang tersebut untuk dimakamkan di kota lain. 

Begini, suhu kota yang sangat dingin membuat jasad orang yang dikubur di Longyearbyen jadi sulit untuk membusuk. Lama kelamaan, hal itu akan mengundang datangnya binatang liar. Untuk menghindari hal-hal yang gak diinginkan, pemerintah melarang orang untuk mengembuskan napas terakhir mereka di Longyearbyen.

4. Chefchaouen, Maroko 

gambar Kota Chefchaouen di Maroko (commons.m.wikimedia.org/ZLAIJI ABDELLATIF)

Sebuah kota normalnya gak memiliki warna khusus, namun Chefchaouen di Maroko dikenal sebagai kota biru. Nama ini diambil karena seluruh bangunan di kota ini dicat biru. Kota Chefchaouen didirikan oleh 1471 oleh seorang muslim bernama Moulay Ali Ben Moussa Ben Rached El Alami. 

Awalnya hanya berupa beberapa benteng untuk melindungi diri dari serangan penjajah Portugis. Lama-lama, orang yang tinggal di sini semakin banyak, dan akhirnya menjadi kota. Meski didirikan oleh seorang Muslim, pewarnaan kota justru dilakukan warga Yahudi yang tinggal di sini. 

Dalam kepercayaan orang Yahudi, warna biru melambangkan langit dan sering dikaitkan dengan surga atau Tuhan. Pada akhirnya, bangunan yang tadinya berwarna putih, dicat menjadi biru dan bertahan hingga sekarang.

Baca Juga: 10 Kota dan Desa Kecil Terindah di Dunia, Bikin Ogah Pulang!

Verified Writer

Siti Marliah

Find me on 📷 : instagram.com/sayalia

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya