TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenapa Permen Karet Dilarang di Singapura? Ini Penjelasannya!

Permen karet membuat pintu MRT macet

ilustrasi seseorang sedang mengunyah permen karet (unsplash.com/Quinten de Graaf)

Beberapa di antara kalian mungkin pernah mendengar atau mempunyai teman di Singapura yang bercerita tentang larangan menjual atau mengonsumsi permen karet. Informasi tersebut adalah fakta, karena peraturannya sudah diterapkan sejak 1992.

Tentunya kamu penasaran awal mulanya hingga pemerintah Singapura menetapkan peraturan yang ketat tersebut, kan? Supaya tak lagi penasaran berikut beberapa alasan kenapa permen karet dilarang di Singapura.

1. Mengganggu kelancaran transportasi umum

ilustrasi orang menggunakan kereta transportasi bawah tanah (pexels.com/Keira Burton)

Seperti yang sudah kita ketahui, mayoritas warga Singapura menggunakan transportasi umum, seperti bus dan kereta bawah tanah yang disebut Mass Rapid Transit (MRT). Mengutip The Culture Trip, Pemerintah Singapura mengeluarkan biaya kurang lebih 5 miliar untuk membuat MRT yang aktif pada 1987.

Permen karet menjadi masalah besar di Singapura setelah orang-orang yang tidak bertanggung jawab menempelkan sisa permen karet di pintu otomatis MRT. Akibat dari perbuatan tersebut, pintu menjadi rusak dan layanan MRT terganggu.

2. Mengotori tempat umum

ilustrasi permen karet yang menempel di alas sepatu (pixabay.com/Ryan McGuire)

Permen karet selain berpotensi tinggi mengganggu kelancaran transportasi umum juga mengotori fasilitas umum, misalnya lift di apartemen dan pegangan tangan di tangga-tangga umum. Sisa permen karet sering ditemukan di trotoar, bangku taman, dan bioskop.

Dilansir Best of Singapore, sisa permen karet yang menempel di lantai tangga atau trotoar di jalan raya membahayakan keselamatan orang. Permen karet yang menempel pada alas sepatu atau sandal berpotensi menyebabkan orang tersebut jatuh.

Baca Juga: 10 Wisata Singapura Paling Favorit saat Ramadan, Ngabuburit Jadi Asyik

3. Menghabiskan biaya yang tinggi untuk membersihkan kotoran permen karet

ilustrasi petugas kebersihan yang membersihkan kotoran permen karet (pixabay.com/ kalutor)

Selain mengganggu keindahan dan membahayakan keselamatan orang, biaya untuk membersihkan kotoran permen karet yang menempel di fasilitas umum cukup mahal. Pengelola tempat atau fasilitas umum juga membutuhkan peralatan khusus untuk mengeluarkan permen karet yang tersangkut dan membersihkan permukaan.

Mengutip sebuah artikel di National Library Board Singapore, badan perumahan dan pembangunan di Singapura (HDB) mengeluarkan dana sebanyak 150.000 dolar Singapura setiap tahunnya untuk membersihkan kotoran permen karet. Kemudian, disebutkan pula di Best of Singapore, proses membersihkan juga menghabiskan waktu.

4. Inisiasi larangan penjualan dan konsumsi permen karet sudah ada sejak 1983, tetapi baru disahkan pada 1992

ilustrasi pengesahan peraturan (pexels.com/Sora Shimazaki)

Merangkum sebuah artikel yang terbit di The Wall Street Journal pada 2004, inisiasi larangan penjualan permen karet sudah dibahas pemerintah pada 1983. Saat itu, sisa atau kotoran permen karet sering didapati di lubang kunci, kotak surat, dan tombol lift.

Merujuk sumber yang sama, larangan penjualan permen karet diusulkan lagi oleh Perdana Menteri Goh Chok Tong sesaat setelah insiden pintu MRT. Peraturan yang melarang penjualan, termasuk mengonsumsi permen karet di Singapura, menjadi sah pada 3 Januari 1992.

Baca Juga: 6 Manfaat Mengunyah Permen Karet, Dirasakan Pencernaan hingga Memori

Verified Writer

Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya