TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Museum Ini Membawamu Mengenang Dashyatnya Tsunami Aceh, Bikin Sedih!

Kita akan dibawa seakan ada di bencana dahsyat itu

pinterest.com

Selain letusan Gunung Krakatau, tsunami di Aceh termasuk salah satu bencana alam paling menyeramkan. Gempa besar disusul gulungan air laut meluluh lantakkan Aceh pada 26 Desember 2004 itu menyisakan kisah pilu yang cukup dalam.

Untuk mengenang sejarah maha penting di Negeri Serambi Mekah itu, dibangunlah museum Tsunami Aceh. Museum ini berlokasi di Jalan Sultan Iskandar Muda Nomor 3, Kota Banda Aceh.

1. Ridwan Kamil merupakan sosok penting berdirinya Museum Tsunami Aceh.

indowarta.com

Pemerintah Aceh bersama BRR NAD-Nias mengadakan sayembara untuk mendesain museum Tsunami. Akhirnya, sayembara dimenangkan M. Ridwan Kamil pada 17 Agustus 2007. Saat itu, pria yang akrab dipanggil Kang Emil itu masih menjabat sebagai dosen arsitektur ITB, Bandung.

"Proyek tersulit dalam karya saya adalah ketika menciptakan proyek museum tsunami Aceh. Waktu mendesain, banyak air mata tumpah hingga melahirkan karya ini," katanya kala itu. Kang Emil menangis saat mendesain bangunan megah seluas 2.500 meter persegi itu.

Baca juga: 6 Museum Makanan Paling Unik di Dunia, Bikin Ngiler!

2. Jadi monumen simbolis sekaligus pusat pendidikan dan tempat perlindungan darurat.

pegipegi.com

Menurut salah satu perwakilan BRR Aceh, Eddy Purwanto, museum ini dibangun dengan tiga alasan. Di antaranya untuk mengenang korban bencana, pusat pendidikan generasi muda tentang keselamatan, dan pusat evakuasi jika bencana serupa datang lagi.

Museum Tsunami Aceh mulai dibangun pada 2007 dan diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 Februari 2009. 

3. Mengulas desain museum Tsunami Aceh.

indonesiatravelmagazine.com

Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 meter persegi yang dinding lengkungnya yang ditutupi relief geometris.

Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh. Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.

Baca juga: Masih Ingat Kapal Titanic? Kunjungi Museumnya di Kanada, Yuk!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya