Menengok Museum Auschwitz, Saksi Bisu Kekejaman Perang Dunia II
#PiknikAsik Wisata sejarah yang cukup mencekam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat pertama kali menjejakkan kaki di lokasi Auschwitz, aroma kekejaman peperangan sudah tercium. Dinding-dinding bangunan bekas penjara yang masih kokoh hingga kini dan kamp konsentrasi NAZI miliknya Jerman itu masih bisa memperdengarkan rintihan korban penyiksaan di zaman itu. Meskipun dimiliki oleh Jerman, namun Auschwitz berada di Polandia, tepatnya di kota Oświęcim, 60 km barat daya Krakow yang dulunya merupakan ibukota Polandia.
Nama Auschwitz diambil dari nama daerah itu, Oświęcim yang Bahasa Jermannya adalah Auschwitz. NAZI sebagai penguasa Jerman saat itu menjadikan Auschwitz sebagai tempat genosida massal bangsa Yahudi. Hal tersebut hingga saat ini menjadi sebuah sejarah kelam dunia. Kini Auschwitz menjadi salah satu situs warisan budaya dunia UNESCO.
Film-film kelas dunia seperti The Pianist, Anne Frank (The Whole Story), The Boy in a Striped Pajamas dan masih banyak lagi lainnya juga mengambil lokasi langsung di Auschwitz.
Auschwitz memiliki tiga kamp, Auschwitz I, Auschwitz II-Birkenau, Auschwitz III-Monowitz. Memasuki pintu gerbang Auschwitz I, pengunjung disambut dengan kalimat dalam Bahasa Jerman "Arbeit macht frei" yang berarti freedom by working.
Membaca kalimat itu saja kita sudah bisa membayangkan bagaimana sengsaranya hidup para tahanan di zaman itu. Mereka bisa bebas menghirup udara segar diareal kamp jika mereka masih kuat bekerja. Jika tidak bertenaga, penyakitan ataupun sudah tua, mereka hanya bisa pasrah menghitung detik-detik kematian mereka yang sudah ditentukan oleh NAZI.
Pintu gerbang Auschwitz I
Memasuki bagian dalam Auschwitz I, kamu bisa melihat rumah-rumah bekas tahanan. Imajinasimu akan dibawa mundur sekitar 70-80 tahun kebelakang. Auschwitz I merupakan komplek hunian tahanan. Dari sini bisa diketahui sejarah awal mula NAZI menguasai Polandia sampai kisah-kisah para tahanan yang cukup menyedihkan. Banyak nyawa dicabut paksa di tempat ini. Ada yang dimasukkan kedalam ruangan dengan gas beracun, ditembak, digantung, mati perlahan karena terserang wabah penyakit dan kelaparan.
Ada beberapa benda-benda peninggalan para tahanan yang kini menjadi koleksi Museum Auschwitz seperti sepatu, pakaian, perlengkapan pribadi dan ribuan kilogram rambut para tahanan yang digunduli. Rambut itu kemudian diolah untuk bahan dasar pembuatan karung. Kamu bisa membayangkan bagaimana menderitanya hidup mereka di tempat ini dahulu.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.