TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Unik Lambang Kota Surabaya, Bersimbol Suro dan Boyo!

Lambang dari kota ini punya sifat heroik lho #LokalIDN

bola batu berisi sejarah lambang Kota Surabaya (dok. pribadi/Susi Yanti Nurraini)

Surabaya adalah Kota Pahlawan yang dikenal dengan lambang bersimbol Suro dan Boyo. Dua hewan ini saling berhadapan dan mengapit Tugu Pahlawan. Lambang Kota Surabaya yang khas dengan perpaduan warna kuning dan biru serta memberikan kesan tegas dari masing-masing warna ini pasti sudah tidak asing lagi buat kamu.

Bukan sembarang lambang, ternyata terdapat kisah sejarah di baliknya lho. Penasaran dengan fakta unik dari lambang Kota Surabaya? Simak ulasannya berikut ini.

 

1. Lambang Surabaya tidak tercantum nama kota dan semboyan

lambang Kota Surabaya (dok. pribadi/Susi Yanti Nurraini)

Fakta unik pertama yaitu lambang Kota Surabaya adalah satu-satunya lambang kota di Indonesia yang tidak ada nama kota dan semboyannya. Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 77 tahun 2007 pasal 6 ayat 2 tertulis sebagai berikut.

Desain logo daerah disesuaikan dengan isi logo yang menggambarkan potensi daerah, harapan masyarakat daerah, serta semboyan untuk mewujudkan harapan tersebut.

Sehingga berdasarkan Peraturan Pemerintah di atas, lambang Kota Surabaya yang terdiri Suro, Boyo, dan Tugu Pahlawan dianggap kurang mencerminkan potensi kota dan harapan masyarakat daerah. Namun, faktanya hingga sekarang lambang Kota Surabaya masih digunakan dan bisa kamu temui di beberapa titik Kota Surabaya.

Baca Juga: 5 Kisah Unik Wisata Sejarah di Surabaya, Beberapa Telah Alih Fungsi

2. Mengalami 3 kali perubahan gambar lambang Kota Surabaya

perubahan lambang Kota Surabaya selama tahun 18 48-sekarang (dok. pribadi/Susi Yanti Nurraini)

Sebelum dikenal dengan lambang Kota Surabaya yang sekarang, ada 3 perubahan lambang Kota Surabaya sebelumnya. Perubahan lambang kota terjadi sepanjang tahun 1848 hingga sekarang.

  • Lambang Surabaya tahun 1848

Lambang Surabaya pertama kali menggunakan gambar hiu dan buaya. Ikan hiu dan buaya digambarkan berjajar, dengan posisi kepala yang berbeda. Lambang ini terdapat pada prasasti peringatan sepuluh tahun berdirinya perkumpulan musik St. Caecilia, juga pada surat kabar Soerabaiasche Courant, serta menjadi ornamen menara pantau Sjahbandar di bekas Pelabuhan Kalimas di depan Pasar Pabean.

  • Lambang Kota Surabaya pada masa kolonial Belanda tahun 1906

Pada lambang ini mulai tertera kalimat Soera Ing Baia. Kalimat ini berasal dari bahasa Jawa yang artinya berani melawan bahaya. Bentuk lambang menyerupai lambang-lambang yang ada di Eropa (khususnya Belanda), terdiri dari dua ekor singa yang mengcengkeram gambar Suro dan Boyo dalam perisai.

  • Lambang Kota Surabaya tahun 1934

Lambang ini dipakai pada saat Surabaya berstatus sebagai ibu kota karesidenan. Lambang ini dibingkai sebuah perisai yang melambangkan Surabaya adalah gerbang masuknya pendatang ke Kerajaan Majapahit.

  • Lambang Kota Surabaya tahun 1955-sekarang

Pada lambang ini dicantumkan gambar Tugu Pahlawan yang melambangkan kepahlawanan putra-putri Surabaya dalam mempertahankan kemerdekaan. Lukisan ikan Suro dan Boyo yang berarti Suro Ing Boyo melambangkan sifat keberanian dan tidak gentar menghadapi sesuatu bahaya.

3. Menggunakan simbol hewan Suro dan Boyo sebagai lambang Kota Surabaya

Patung Suroboyo (dok. pribadi/Susi Yanti Nurraini)

Suro dan Boyo yang menjadi lambang Surabaya tersebar di mana-mana. Bahkan terdapat patung Suro dan Boyo di tiga titik Kota Surabaya seperti:

  • Depan Kebun Binatang Surabaya (KBS), Jalan Diponegoro No. 1B Surabaya Selatan
  • Tengah Kota Surabaya, Jalan Gubeng Pojok No. 5 Genteng
  • Area Pantai Kenjeran tepatnya di Jalan Pantai Kenjeran

Lambang Suro dan Boyo juga mencerminkan masyarakat Surabaya yang memiliki jiwa berani dan pantang gentar terhadap hal-hal yang berbahaya. Hal ini mengingatkan keberanian para pemuda di peristiwa bersejarah 10 Nopember.

 

4. Mitos Suro-Boyo yang ada di lambang Kota Surabaya

bola batu berisi sejarah lambang Kota Surabaya (dok. pribadi/Susi Yanti Nurraini)

Mitos tentang Suro dan Boyo sudah didengar oleh banyak orang, khususnya masyarakat daerah Surabaya. Mitos ini berasal dari pertarungan antara penguasa lautan (Suro) dan daratan (Boyo) yang dipicu adanya perebutan wilayah. 

Untuk menghentikan pertikaian tersebut maka dilakukan perdamaian dengan menggabungkan nama Suro dan Boyo yaitu Suroboyo atau Surabaya. Mitos ini dibawa oleh pengaruh ajaran Buddha Mahayana dalam cerita Kuntjarakarna sejak abad XII-XIII. Relief dari cerita tersebut terdapat di Kediri tepatnya di dinding Gua Selamangleng, Gunung Klotok.

 

Baca Juga: 6 Tempat Bersejarah Dekat Alun-Alun Surabaya, Cukup Jalan Kaki

Verified Writer

Susi Yanti Nurraini

Keep shining, keep inspiring! engineer, writer

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya