5 Culture Shock saat Pertama Kali Liburan di Vietnam

Salah satunya pembayaran masih menggunakan cash

Mendapatkan pengalaman liburan yang berbeda adalah salah satu daya tarik utama dari menjelajahi negara baru. Hal ini sebetulnya wajar dan pasti dialami oleh siapa pun apalagi mereka yang baru pertama kali menginjakkan kaki di tempat tersebut. Seperti halnya bagi kamu yang baru pertama kali liburan di Vietnam.

Vietnam memang dikenal sebagai negara dengan sejarah dan budayanya yang kaya, di mana negara ini menawarkan pengalaman yang unik bagi para wisatawan. Namun di balik semua itu, akan ada beberapa culture shock yang mungkin cukup mengejutkanmu.

So, tanpa berlama lagi berikut lima culture shock yang sering dialami oleh wisatawan saat pertama kali mengunjungi Vietnam.

1. Banyak bendera komunis

5 Culture Shock saat Pertama Kali Liburan di Vietnamilustrasi bendera komunis dan bendera Vietnam (commons.wikimedia.org/Vuong Tri Binh)

Ketika kamu pertama kali mengunjungi Vietnam, salah satu hal yang mungkin akan mencolok adalah banyaknya bendera dengan lambang palu arit dan bintang merah yang terpampang di berbagai tempat. Simbol ini merupakan representasi dari Partai Komunis Vietnam, yang telah memerintah negara ini sejak berakhirnya Perang Vietnam pada tahun 1975.

Bagi sebagian wisatawan, terutama mereka yang berasal dari negara-negara Barat dengan sistem politik yang berbeda, keberadaan simbol-simbol komunis ini mungkin terasa agak menakutkan atau aneh. Apalagi bagi kamu orang Indonesia yang mana bendera satu ini dilarang dikibarkan di mana pun.

Namun, bagi sebagian besar penduduk Vietnam, simbol-simbol ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari identitas nasional mereka. Bendera komunis seringkali dianggap sebagai simbol perjuangan dan kemerdekaan karena memainkan peran penting dalam sejarah perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme.

Selain itu, bendera komunis juga seringkali terlihat di tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah atau politik penting, seperti gedung pemerintah, monumen perang, atau museum-museum revolusi.

2. Rawan kena scam

5 Culture Shock saat Pertama Kali Liburan di Vietnamilustrasi taksi di Vietnam (unsplash.com/Edwin Petrus)

Salah satu contoh scam yang sering terjadi adalah scam taksi. Beberapa sopir taksi di kota besar seperti Hanoi atau Ho Chi Minh mungkin memanipulasi meteran atau mengambil rute yang lebih panjang untuk meningkatkan tarif.

Untuk menghindari hal ini, sebaiknya kamu menggunakan layanan taksi yang kredibel atau aplikasi ride-sharing terpercaya yang memberikan estimasi harga sebelum kamu memulai perjalanan.

Contoh lain yang perlu diwaspadai adalah scam penggantian uang. Beberapa pedagang mungkin mencoba memberikan kembalian dengan uang kertas yang sudah tidak berlaku lagi atau dengan denominasi yang lebih rendah dari yang seharusnya. Ini bisa terjadi terutama di pasar atau di daerah wisata ramai lainnya.

Untuk menghindari hal ini, selalu periksa kembalian yang kamu terima dan kenali mata uang Vietnam sebelum melakukan perjalanan.

Baca Juga: 4 Serba-serbi Banh Xeo, Pancake Kunyit yang Segar Khas Vietnam

3.Tidak banyak orang yang bisa berbahasa inggris

5 Culture Shock saat Pertama Kali Liburan di Vietnamilustrasi orang Vietnam (unsplash.com/Patrick McGregor)

Saat kamu tiba di Vietnam, kamu mungkin akan terkejut dengan seberapa sedikitnya jumlah orang yang bisa berbahasa Inggris di banding orang di negara kita, terutama di daerah-daerah yang jauh dari pusat kota atau destinasi wisata utama.

Bahasa Vietnam adalah bahasa utama yang digunakan di negara ini dan meskipun beberapa orang di industri pariwisata mungkin memiliki pengetahuan dasar tentang bahasa Inggris, kamu mungkin akan menghadapi kesulitan dalam berkomunikasi dengan penduduk setempat. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan diri dengan beberapa frasa dasar dalam bahasa Vietnam atau menggunakan aplikasi penerjemah untuk membantu dalam situasi yang sulit.

Meskipun kamu mungkin tidak fasih dalam bahasa Vietnam, kamu bisa menggunakan bahasa tubuh, gesture, atau bahkan gambar untuk membantu dalam berkomunikasi. Misalnya, tersenyum dan mengucapkan terima kasih dengan tangan dapat menunjukkan kesopanan dan rasa terima kasihmu kepada penduduk setempat. Selain itu, membawa kamus atau aplikasi penerjemah yang dapat digunakan secara offline juga bisa sangat membantu dalam situasi di mana kamu membutuhkan bantuan untuk berkomunikasi.

Jangan ragu untuk mencoba berkomunikasi dengan bahasa yang sederhana dan jelas, dan ingatlah bahwa banyak orang Vietnam yang akan berusaha membantu meskipun dengan bahasa yang terbatas.

4. Pembayaran pakai cash bukan pakai kartu

5 Culture Shock saat Pertama Kali Liburan di Vietnamilustrasi sistem pembayaran di Vietnam (unsplash.com/Nathan Cima)

Salah satu pengalaman yang cukup mengejutkan bagi banyak wisatawan saat berada di Vietnam adalah kebiasaan menggunakan uang tunai untuk hampir semua transaksi. Di negara ini, sangat umum untuk melihat bahwa transaksi keuangan sehari-hari dilakukan dengan uang kertas daripada kartu kredit atau debit.

Meskipun tren penggunaan pembayaran digital dan kartu kredit berkembang di kalangan generasi muda dan di kota-kota besar seperti Hanoi dan Ho Chi Minh, di banyak tempat, terutama di pedesaan dan pasar tradisional, pembayaran tunai masih dominan.

Kamu mungkin akan merasa ini cukup merepotkan, terutama jika berasal dari negara di mana teknologi pembayaran digital sudah sangat umum. Perlu diingat bahwa banyak pedagang di Vietnam tidak memiliki fasilitas untuk memproses pembayaran kartu dan meskipun beberapa tempat mungkin menyediakan fasilitas tersebut, biaya transaksinya cukup tinggi.

Selain itu, ATM mungkin tidak selalu tersedia di banyak area dan saat tersedia, kadang-kadang kamu bisa menghadapi masalah dengan mesin yang tidak menerima kartu internasional atau memiliki batas penarikan yang rendah. Oleh karena itu sebelum kamu berangkat menjelajahi pasar-pasar lokal atau daerah yang lebih terpencil di Vietnam, pastikan untuk mengubah sejumlah uang ke dalam mata uang dong Vietnam.

5. Banyak pengendara motor yang ugal-ugalan

5 Culture Shock saat Pertama Kali Liburan di Vietnamilustrasi pengendara motor Vietnam (unsplash.com/Daniel Stewart)

Salah satu hal yang mungkin menjadi culture shock bagi wisatawan yang pertama kali mengunjungi Vietnam adalah gaya berkendara yang ugal-ugalan, terutama di kota-kota besar seperti Hanoi atau Ho Chi Minh City. Jumlah motor yang melintas dengan cepat di jalan-jalan yang ramai dapat menimbulkan rasa kacau dan tidak nyaman bagi mereka yang tidak terbiasa dengan keadaan tersebut.

Trotor, sepeda motor tradisional Vietnam seringkali menjadi pilihan transportasi utama bagi penduduk setempat dan pengendara motor seringkali memotong jalur atau melaju dengan kecepatan tinggi tanpa mempedulikan aturan lalu lintas.

Meskipun terlihat berbahaya, pengalaman berkendara di Vietnam sebenarnya merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya lokal. Namun bagi wisatawan yang tidak terbiasa, disarankan untuk lebih berhati-hati saat berada di jalan. Pengendara motor di Vietnam seringkali terbiasa dengan kondisi lalu lintas yang padat dan menghadapi berbagai tantangan saat berkendara, mulai dari pengendara lain yang ugal-ugalan hingga jalan yang tidak rata. Mereka seringkali menggunakan klakson sebagai alat komunikasi dan mengandalkan naluri dan pengalaman untuk bertahan dalam keadaan yang penuh risiko.

Mengunjungi Vietnam untuk pertama kalinya bisa menjadi pengalaman yang luar biasa, namun juga penuh dengan tantangan dan kejutan. Dengan memahami beberapa culture shock yang mungkin akan kamu alami, kamu bisa lebih siap mental dan fisik untuk menjelajahi negara ini dengan nyaman dan aman. Selamat menikmati liburanmu di Vietnam, ya!

Baca Juga: ⁠⁠[QUIZ] Pilih Vietnam atau Thailand, Kamu Cocoknya Kulineran di Sini

Annisa Nur Fitriani Photo Verified Writer Annisa Nur Fitriani

She goes Boom!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya