Desa Taro, Surga Tersembunyi di Antara Ubud dan Kintamani 

Ada Lembu Putih dan taman kunang-kunang 

Desa Taro adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tegalalang, Gianyar, Bali. Desa ini adalah salah satu desa wisata di Kabupaten Gianyar. Desa Taro posisinya berada di antara dua obyek wisata yang sudah terkenal  yaitu Kintamani (sebelah utara) dan Ubud (sebelah selatan).

Memiliki alam yang masih asri dan natural dan juga banyak lokasi wisata membuat desa ini mulai dikenal di kalangan wisatawan yang menyukai wisata alam dan budaya. Perjalanan ke Desa Taro ditempuh dengan waktu kurang lebih dua jam dari Kota Denpasar. Saat memasuki Desa Taro, akan disuguhi pemandangan sawah yang sangat asri di sisi kiri dan kanan jalan.

1. Sejarah Desa Taro dari perjalanan Rsi Markandya 

Desa Taro, Surga Tersembunyi di Antara Ubud dan Kintamani suasana Desa Taro (dok. Desa Taro)

Berdasarkan Markandya Purana, sejarah Desa Taro berasal dari perjalanan Rsi Markandya ke Bali. Diceritakan, setelah dari Gunung Raung di Jawa Timur, Rsi Markandya melanjutkan perjalanan ke tanah Bali karena melihat suatu sinar di arah timur saat ia berada di atas Gunung Raung.

Kemudian, ia sampai di Gunung Agung (Gunung Toh Langkir). Ia menanam Panca Datu (lima jenis logam) yang dibawa dari Gunung Raung. Dari Gunung Agung, ia melanjutkan perjalanan hingga ke areal Desa Taro saat ini. Di tempat itu, ia beserta pengikutnya mendirikan tempat tinggal. Di area itu kemudian diberi nama Sarwa Ada yang berarti serba ada atau semua ada di tempat itu.

Lama kelamaan nama Sarwa Ada berubah menjadi Desa Taro hingga saat ini. Desa Taro sebagai desa tua di Bali sering disebut sebagai 'pusering jagat', pusatnya jagat Bali.

2. Satu-satunya desa yang memiliki konservasi Lembu Putih di Bali 

Desa Taro, Surga Tersembunyi di Antara Ubud dan Kintamani Lembu Putih (dok. Desa Taro)

Lembu Putih atau yang lebih dikenal dengan sebutan Nandini adalah hewan yang disucikan dan dihormati di Desa Taro. Dalam Hindhu, Nandini disimbolkan sebagai kendaraan Dewa Siwa, dewa yang memiliki fungsi sebagai pelebur.

Sebagai penghormatan, Lembu Putih ini disebut dengan nama Ida Bagus untuk lembu jantan, dan Siluh untuk betina. Lembu Putih ini juga diyakini memiliki kekuatan untuk menyembuhkan seseorang dari sakit, baik sakit medis maupun non-medis. Banyak warga yang datang ke Desa Taro untuk meminta obat dari kotoran, susu, dan air matanya, dengan terlebih dahulu menghaturkan sarana upakara dan melakukan persembahyangan di Pura Nandini.

Desa Taro membuat taman konservasi untuk melestarikan Lembu Putih. Taman ini dikelola oleh Yayasan Lembu Putih di bawah naungan Desa Taro Kaja. Yayasan ini berhasil mendapatkan penghargaan Kalpataru pada tahun 2018 untuk kategori penyelamat lingkungan.

Saat masuk ke taman ini pengunjung akan disapa oleh sebuah patung Dewa Siwa menunggangi Nandini. Di taman ini pengunjung bisa melihat dari dekat Lembu Putih baik yang dikandangkan maupun yang digembalakan.

Saat mengunjungi taman ini, ada pantangan yang wajib diperhatikan. Salah satunya adalah tidak berkata kasar kepada Lembu Putih yang ada. Jika melanggar, diyakini akan mendapat hal yang kurang baik nantinya.

Baca Juga: 10 Desa Wisata Sabet Juara di BCA Desa Wisata Awards 2021

3. Melihat kunang-kunang di The Fire Flies Garden

Desa Taro, Surga Tersembunyi di Antara Ubud dan Kintamani The Fire Flies Garden. (dok. Desa Taro)

Tahu kunang-kunang, kan? Serangga ini sudah sangat susah ditemukan saat ini, terutama di daerah perkotaan. Di Desa Taro, tepatnya di Banjar Kaja tak jauh dari Pura Gunung Raung terdapat obyek wisata yang cukup unik yang diberi nama The Fire Flies Garden. Obyek wisata ini merupakan tempat penangkaran kunang-kunang. Kumpulan serangga dengan cahaya ini akan terlihat sangat indah di malam hari.

Karena hanya bisa melihat keindahan serangga ini di malam hari, maka pihak pengelola membuatkan spot-spot di areal penangkaran. Pengunjung yang berkunjung pada siang hari bisa berswa foto di spot-spot tersebut dan menikmati kuliner di resto yang ada di taman tersebut. Pemandangan di sekeliling obyek wisata ini masih sangat asri, dikelilingi persawahan dan lembah.

4. Pura Gunung Raung, pura tua dengan usia ratusan tahun

Desa Taro, Surga Tersembunyi di Antara Ubud dan Kintamani Pura Gunung Raung. (instagram.com/trisnaeddy)

Pura Gunug Raung terletak di antara Banjar Kaja dan Banjar Kelo Desa Taro. Pura ini erat dibuat oleh Rsi Markandya saat ia tiba di Desa Taro (Sarwa Ada). Hal ini dapat dilihat dengan terdapatnya patung Ida Rsi Markandya di pura ini sebagai penghormatan terhadapnya.

Pura yang sudah berdiri sejak ratusan tahun ini memiliki beberapa keunikan seperti terdapat jembatan kecil yang bernama 'Titi Gonggang' di mana tidak boleh dilewati oleh siapa pun. Selain itu, pura ini memiliki empat pintu keluar berupa candi bentar di sisi barat, timur, utara, dan selatan pura.

Kalau pura di Bali sebagian besar untuk persembahyangan menghadap ke timur, namun di Pura Gunung Raung, persembahyangan menghadap ke arah barat. Hal ini erat kaitan dengan Gunung Raung yang berada di Jawa Timur sebagai tempat Rsi Markandya sebelum menuju ke Bali.

5. Kampung Asri Semara Ratih Delod Sema Village 

Desa Taro, Surga Tersembunyi di Antara Ubud dan Kintamani Semara Ratih Delod Sema Village. (dok. Desa Taro)

Obyek wisata di Desa Taro ini wajib dikunjungi. Kampung ini memiliki pemandangan yang indah dan asri. Pemandangan berupa hamparan sawah dan lembah alami yang dipoles menjadi sangat menarik oleh penduduk setempat.

Lembah di Delod Sema Village dibuat berundak sehingga menjadi sangat cantik. Di ujung kampung terdapat pertemuan sungai atau yang biasa disebut campuhan. Pengunjung bisa menikmati kesegaran air sungai di campuhan ini.

Di area campuhan ini terdapat sebuah tempat kuliner yang bernama Semara Ratih yang dibuat sedikit menjorok ke areal campuhan. Sambil menikmati kuliner untuk rehat, pengunjung bisa menikmati pemandangan warung kuliner yang bisa berguna untuk healing tubuh dan pikiran ini.

Selain mengunjungi obyek wisata, pengunjung dapat mengikuti beberapa aktifitas menarik di Desa Taro. Aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan alam seperti hiking(berjalan kaki) atau bersepeda mengelilingi dan menikmati alam Desa Taro. Pengunjung juga bisa bermalam menikmati suasana pedesaan dengan keramahan warganya dengan cara berkemah maupun bermalam di fasilitas akomodasi yang ada dari villa, hotel sampai homestay milik warga yang terdapat di Desa Taro.

Baca Juga: 10 Potret Desa Nglanggeran, Peraih Desa Wisata Terbaik Dunia 2021

Ari Budiadnyana Photo Verified Writer Ari Budiadnyana

Menulis dengan senang hati

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya