Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Aturan Tak Tertulis saat Liburan ke Arab Saudi yang Bikin Kaget

ilustrasi liburan ke Arab Saudi (unsplash.com/Haidan)
ilustrasi liburan ke Arab Saudi (unsplash.com/Haidan)

Arab Saudi dikenal luas lewat situs suci dan keindahan alamnya yang tak biasa. Tapi di balik semua itu, ada sisi lain yang sering terlewat yakni aturan-aturan tak tertulis yang membingungkan banyak pelancong. Meskipun informasi resmi tersedia di banyak sumber, pengalaman langsung tetap jadi guru paling jujur saat menjelajahi tempat dengan norma budaya yang sangat berbeda.

Hal-hal kecil yang tampak sepele justru bisa memengaruhi perjalananmu di sana secara signifikan. Sebagai negara dengan nilai-nilai konservatif yang kuat, Arab Saudi memiliki batasan sosial yang belum tentu dijelaskan di brosur wisata. Ketidaktahuan bisa membuat wisatawan melakukan kesalahan yang sebenarnya bisa dihindari.

Berikut lima hal penting yang perlu kamu pahami sebelum berangkat ke Arab Saudi.

1. Wisatawan asing wajib menjaga batas interaksi

ilustrasi wisatawan (unsplash.com/Emre)
ilustrasi wisatawan (unsplash.com/Emre)

Hubungan sosial antara pria dan wanita di ruang publik di Arab Saudi sangat dibatasi, terutama jika tidak memiliki hubungan keluarga atau pernikahan. Kontak fisik seperti berjabat tangan atau sekadar berfoto bersama bisa dianggap melanggar norma lokal.

Meskipun tidak selalu berujung pada tindakan hukum, pelanggaran ini bisa mengundang teguran dari aparat setempat. Banyak wisatawan yang tak sadar bahwa aturan semacam ini dianggap serius dan berakar dari hukum syariah yang berlaku di negara tersebut.

Penting bagi wisatawan asing untuk mengamati situasi sebelum berinteraksi secara langsung, apalagi dengan lawan jenis. Bertanya lebih dulu kepada pemandu lokal atau staf hotel bisa membantu menghindari kesalahpahaman. Jika tidak yakin, jaga jarak aman dan hindari percakapan pribadi yang terlalu santai.

Menghormati norma sosial setempat bukan berarti kamu harus kehilangan kebebasan, tapi lebih kepada bentuk rasa hormat pada budaya yang kamu kunjungi. Hal ini juga menciptakan kesan positif selama perjalanan.

2. Pakaian wisatawan harus menyesuaikan norma lokal

ilustrasi pakaian di Arab Saudi (unsplash.com/Asim Z Kodappana)
ilustrasi pakaian di Arab Saudi (unsplash.com/Asim Z Kodappana)

Soal berpakaian di Arab Saudi, aturan tidak selalu tertulis di brosur pariwisata, tetapi ekspektasi masyarakat tetap tinggi terhadap cara berpakaian wisatawan asing. Meski peraturan berpakaian untuk turis sudah mulai longgar, mengenakan pakaian yang menutup tubuh tetap jadi bentuk penghormatan paling mendasar. Perempuan tidak lagi diwajibkan memakai abaya, tetapi pakaian longgar dan sopan masih sangat dianjurkan. Untuk laki-laki, mengenakan celana pendek di tempat umum juga tidak umum dilakukan. Hal ini bukan semata-mata soal hukum, melainkan juga tentang penerimaan sosial.

Pakaian yang dianggap terlalu terbuka bisa menarik perhatian tidak diinginkan atau bahkan mengundang komentar. Di beberapa tempat wisata yang ramai, berpakaian sopan membuatmu lebih nyaman dan bebas beraktivitas. Wisata itu bukan cuma soal pemandangan, tapi juga cara kita menghormati lingkungan tempat kita berada. Menyesuaikan diri dengan nilai lokal adalah bagian dari etika perjalanan yang baik.

3. Jadwal aktivitas mengikuti waktu ibadah

ilustrasi salat (unsplash.com/Assad Tanoli)
ilustrasi salat (unsplash.com/Assad Tanoli)

Banyak wisatawan kaget saat mendapati restoran tutup atau toko berhenti melayani saat waktu salat tiba. Ini bukan pelayanan buruk, melainkan karena mayoritas fasilitas umum di Arab Saudi memang menyesuaikan jadwal dengan waktu ibadah. Lima kali sehari, berbagai aktivitas bisa berhenti sejenak, tergantung tempat dan waktu. Kalau tidak terbiasa, hal ini bisa membuat rencana perjalanan jadi kacau.

Supaya tidak kerepotan, sebaiknya periksa lebih dulu jadwal salat sebelum menyusun itinerary harian. Beberapa tempat seperti bandara atau hotel mungkin tetap melayani tamu, tetapi tempat umum lainnya bisa sangat patuh pada aturan ini. Mengetahui pola ini akan membantumu lebih fleksibel dan tidak merasa terganggu.

Kalau sudah terbiasa, ritme ini justru bisa menambah nuansa lokal yang menarik dalam pengalaman liburanmu. Ini juga mengingatkan bahwa wisata bukan soal tempat, tapi juga waktu dan kebiasaan setempat.

4. Dokumentasi pribadi wajib dilakukan secara hati-hati

ilustrasi penduduk Arab Saudi (unsplash.com/Afif Ramdhasuma)
ilustrasi penduduk Arab Saudi (unsplash.com/Afif Ramdhasuma)

Memotret di Arab Saudi tak bisa dilakukan sembarangan lho, terutama jika menyangkut potret warga lokal, fasilitas pemerintah, atau bahkan tempat ibadah. Mengambil gambar tanpa izin bisa dianggap melanggar privasi dan menyinggung orang yang ada di dalamnya. Bahkan, di beberapa lokasi tertentu, penggunaan kamera profesional bisa saja dilarang tanpa surat izin. Meski niatnya sekadar dokumentasi perjalanan, kamu tetap harus berhati-hati.

Meminta izin sebelum memotret orang lain adalah langkah aman dan sopan. Kalau kamu ragu, simpan kamera dan nikmati tempat tersebut secara langsung tanpa perlu mengabadikannya.

Fotografi memang menyenangkan, tetapi tidak semua momen harus direkam. Kadang, menghargai batas itu justru membuat kita lebih terhubung dengan suasana sekitar. Liburan yang berkesan bukan hanya tentang foto yang dibawa pulang, tapi juga pengalaman yang menghormati ruang orang lain.

5. Kebiasaan makan wisatawan perlu disesuaikan

ilustrasi makanan di Arab Saudi (unsplash.com/Yoad Shejtman)
ilustrasi makanan di Arab Saudi (unsplash.com/Yoad Shejtman)

Makan bersama di Arab Saudi punya tata krama yang berbeda dari kebiasaan sebagian besar wisatawan. Makan dengan tangan kanan, tidak menyentuh makanan orang lain, serta menghormati urutan duduk bisa menjadi kebiasaan baru yang harus diikuti. Di beberapa tempat, makanan disajikan untuk disantap bersama, dan ini menuntut sikap saling menghargai di meja makan. Jika tidak memahami konteks budaya ini, wisatawan bisa dianggap tidak sopan.

Belajar dari lingkungan sekitar akan membantumu beradaptasi. Bertanya dulu sebelum mulai makan, atau menunggu tuan rumah memberi aba-aba, adalah bentuk kehati-hatian yang bisa menyelamatkan situasi. Dengan begitu, kamu tidak hanya dianggap tamu, tapi juga bagian dari suasana lokal. Itulah cara terbaik mencicipi kuliner sambil tetap menjaga hubungan baik dengan penduduk setempat.

Menjelajahi Arab Saudi bukan sekadar urusan destinasi, tapi juga kesiapan untuk menghargai aturan yang tidak selalu dijelaskan di permukaan. Dari cara berpakaian hingga waktu beraktivitas, semua hal bisa terasa asing jika tidak dipahami sejak awal. Kalau kamu menghormati budaya yang ada di Arab Saudi, perjalananmu akan jauh lebih lancar, berkesan, dan penuh makna.

Referensi:

"Saudi Arabia Laws for Tourists". Saudiavisa.org. Diakses pada Juni 2025.

"Laws for Tourists in Saudi Arabia". Evisa-to-saudi-arabia.info. Diakses pada Juni 2025.

"Travel Guide". VisitSaudi.com. Diakses pada Juni 2025.

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Febrianti Diah Kusumaningrum
EditorFebrianti Diah Kusumaningrum
Follow Us