ilustrasi Bandara Internasional Yogyakarta (vecteezy.com/ynasx)
Kehadiran Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo menggantikan peran utama Bandara Adisutjipto di Sleman. Bandara tersebut menerapkan konsep ramah lingkungan yang berbeda, karena fokus pada pengelolaan air. Mulai dari penggunaan sistem ekodrainase hingga pengelolaan limbah yang efisien.
Bandara Internasional Yogyakarta dilengkapi kolam retensi yang berguna menampung air hujan. Selanjutnya dikelola untuk memenuhi kebutuhan air bersih di bandara dan berfungsi sebagai resapan serta pencegahan banjir. Sedangkan pengelolaan air limbah dari operasional bandara tidak langsung dibuang, melainkan dimanfaatkan kembali untuk penyiraman landscape dan make up cooling tower.
Selain itu, YIA menggunakan Building Automation System (BAS) untuk sistem kelistrikan. Sistem kelistrikan otomatis ini akan memonitor dan menjadwalkan penggunaan peralatan sesuai kebutuhan operasional. Fasad yang dibuat dari kaca pun turut mengurangi penggunaan lampu pada siang hari.
Langkah lain sebagai implementasi green building adalah penggunaan Air Handling Unit (AHU) yang ramah lingkungan. Selain itu, desain struktur yang dapat mengurangi dampak bencana tsunami, gempa bumi, likuifaksi, dan abu vulkanik. Mengingat bahwa, letaknya dekat dengan daerah pesisir, terdapat Gunung Merapi yang sangat aktif, dan berada dalam zona subduksi selatan Pulau Jawa.