6 Eksotisme Kepulauan Ugar yang Tak Kalah Menawan dari Raja Ampat

2. Ada ritual adat yang dilakukan, pastikan sebelum memutuskan untuk berkunjung ada warga lokal yang menemani

instagram.com/landonesia_

Jadi pendatang, pastinya kamu gak bisa asal datang. Ada satu hal yang patut kamu ingat sebelum pergi ke Ugar. Setiap pendatang diwajibkan untuk mengikuti rangkaian ritual adat. Ritualnya sederhana. Dimulai dengan sowan ke rumah tetua adat lalu dilanjutkan berkeliling di tiga pohon keramat yang ada di pulau tersebut. Terakhir, mengikatkan tali merah di pohon beringin dekat dermaga.

Ini bertujuan untuk mengenalkanmu pada para leluhur masyarakat setempat. Mereka yang mendiami Pulau Ogasmuni masih menjunjung tinggi kearifan lokal tersebut. Jadi pastikan ada warga lokal yang menemanimu ya. Nantinya mereka yang akan membantu keperluan apa saja yang digunakan untuk ritual adat.

3. Memilih berwisata di Kepulauan Ugar lebih murah dibandingkan dengan akomodasi ke Raja Ampat

instagram.com/landonesia_

Akomodasi liburan ke daerah pelosok Indonesia memang tidak murah. Apalagi Raja Ampat yang bisa menghabiskan belasan juta sekali jalan. Yang seru di Kepulauan Ugar adalah biaya akomodasi lebih murah. Budget yang dibutuhkan selama traveling di sana sekitar Rp2 juta untuk 3-4 hari. Sudah termasuk akomodasi, penginapan dan makan.

Dari pusat kota Fakfak kamu bisa naik angkot menuju ke Distrik Kokas. Estimasi waktu yang diperlukan sekitar dua jam dengan ongkos Rp30 ribu per orang. Disarankan pergi ke sana secara berkelompok karena nantinya kamu perlu menyewa kapal untuk sampai ke Ogasmuni, satu-satunya pulau yang berpenghuni. Biaya sewa kapal sekitar Rp300-400 ribu (berdasarkan data tahun 2016).

Baca Juga: Masih Asri, Ini 7 Pesona Fakfak yang Wajib Kamu Kunjungi

4. Dikelola oleh warga lokal, ini jadi kesempatan untuk berinteraksi dengan mereka secara langsung

youtube.com/Reza Saputra

Berdasarkan data observasi penulis pada tahun Februari 2016, seluruh penduduk yang mendiami Ogasmuni beragama Muslim. Ada sekitar 57 KK, merekalah yang menjadi alasan wisata ini tergolong murah. Belum ada campur tangan investor, wilayah setempat dikelola dengan ketetapan secara adat. Belum cukup ramai pengunjung, selama di sini kamu bisa berwisata sekaligus berinteraksi dengan mereka secara langsung.

Contohnya ikut melaut di malam hari, mengobrol dengan ibu-ibu di dekat dermaga atau berenang di dekat dermaga pada sore hari dengan anak-anak. Penduduk setempat sangat ramah. Jangan sungkan untuk mengobrol dengan mereka.

5. Kehidupan bawah laut yang dimiliki tidak kalah elok dengan perairan Indonesia di tempat lain

instagram.com/prawirahasan

Raja Ampat terkenal dengan keanekaragaman hayati karena letaknya di segitiga karang dunia. Namun, jangan salah. Kepulauan Ugar juga punya keelokan bawah laut yang dapat memanjakan mata.

Tidak perlu jauh-jauh mencari spot bagus. Di dekat dermaga Kampung Ugar kamu sudah bisa menemukan beragam terumbu karang serta ikan nemo. Gak cuma itu, ketika sedang berada di atas long boat, kalian juga bisa menyaksikan penyu yang sedang berenang. Seru bukan?

6. Nikmati olahan seafood segar dan murah, ditemani pemandangan alam yang memesona

Dok Pribadi/Chalimatus Sa'diyah

Tak hanya pemandangan alam yang menawan, selama singgah di Ogasmuni kamu juga dapat mencicipi olahan seafood dengan harga terjangkau. Tinggal beli saja dari para nelayan yang baru pulang melaut di siang hari. Kalau di kota besar ikan karang biasa dijual dengan harga ratusan ribu, di sini kamu bisa membelinya dengan harga puluhan ribu saja untuk ukuran besar.

Yang tidak kalah seru adalah kamu bisa menikmatinya dengan olahan bumbu sederhana khas masyarakat setempat. Jika sudah, tinggal bawa masakan yang sudah jadi dan menyantapnya di pinggir pantai.

Kepulauan Ugar adalah salah satu wisata alternatif wajib dikunjungi. Selain karena masih sepi, ada banyak hal menarik seperti yang telah disebutkan tadi. Jadi gimana? Sudah tertarik untuk berkunjung ke Kepulauan Ugar untuk petualanganmu yang selanjutnya?

Baca Juga: 5 Pesona Alam Ini Bisa Ditemui Hanya di Taman Nasional Lorentz Papua