Menjelajah Phu Quoc, "Bali Kecil" di Selatan Vietnam
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sekilas, kondisi Phu Quoc mirip dengan beberapa daerah pemekaran di Indonesia. Bandara baru dengan selubung hutan yang lebat menjadi sambutan pertama wisatawan yang sambang ke sana.
Phu Quoc tak ubahnya pulau perawan yang baru dibuka untuk umum. Maklum, listrik baru masuk ke pulau seluas 574 km persegi tersebut 4 tahun lalu. Sebelumnya, Phu Quoc merupakan pulau penjara bagi para tahanan politik. Puluhan ribu warga Vietnam disiksa karena dianggap memberontak terhadap pemerintah kolonial Prancis. Bahkan, sejak tahun 1967 hingga 1972, ada 4000 tahanan yang meregang nyawa di balik jeruji. Untuk mengenang kekejian itu, pemerintah setempat bahkan membangun museum yang diberi nama Coconut Prison.
Namun, citra sebagai Alcatraz Asia Tenggara yang kadung melekat nampaknya coba diubah oleh pemerintah setempat. Pulau yang berada di selatan Vietnam tersebut kini bersolek. Jajaran resort dan vila dengan pantai pribadi siap menyambut wisatawan. IDN Times berkesempatan menjelajahi Phu Quoc beberapa waktu lalu, berikut ulasannya.
1. Kawasan selatan didominasi penginapan mewah
Orang yang mengenal Phu Quoc melalui cerita penjara sadisnya barangkali akan terheran ketika menginjakkan kaki di sana. Meski masih didominasi rimbunnya hutan taman nasional, resort dan vila bintang lima di ujung selatan pulau siap menyambut wisatawan berkantong tebal.
Salah satunya adalah Premier Village yang terletak di ujung selatan pulau. Mereka menyediakan 217 vila dengan pantai pribadi. “Premier Village Phu Quoc Resort menyediakan tempat yang cocok untuk para pelancong yang ingin menikmati keindahan ekowisata dan atraksi budaya, ”kata Patrick Basset, CEO AccorHotels yang mengelola resort tersebut.
Premier pun nampaknya akan memiliki ratusan saingan berat. Sebab, truk bermuatan material nampak berlalu lalang masuk ke berbagai area proyek penginapan mewah. "Sebagai warga Vietnam, kami tentu menyambut positif hadirnya penginapan. Tapi kami khawatir jika tak ada regulasi yang tegas, taman nasional juga akan dibabat," kata Hwan Tinh Kong (42), seorang pemandu wisata.
Kekhawatiran Kong cukup beralasan. Maklum, separuh area dari Phu Quoc hingga saat ini masih berstatus sebagai taman nasional. Di sisi lain, beberapa pulau kecil di sekitarnya diperjualbelikan secara bebas oleh masyarakat lokal kepada investor asing.
2. Kereta gantung terpanjang dunia juga berada di sisi selatan
Selain deretan penginapan kelas wahid dengan pantai pribadi, sisi selatan Phu Quoc juga menyediakan beberapa tujuan wisata lain untuk turis. Salah satunya adalah kereta gantung terpanjang di dunia yang menjadi atraksi utama di pulau ini.
Lintasan gondola ini dibuat sepanjang 7,9 kilometer melintang dari Phu Quoc menuju Hon Thom, pulau lebih kecil yang berada di sisi tenggara. Untuk menikmatinya, kita harus merogoh kocek 500 ribu Dong Vietnam atau sekitar Rp316 ribu.
Dari ketinggian sekitar 30 meter, kita bisa menikmati gugusan pulau di teluk Thailand. Sebagian ditinggali nelayan, sisanya kosong tak berpenghuni.
Setelah 20 menit menyeberang, kita akan sampai di Hon Thom. Sama seperti Phu Quoc, pulau ini juga sebenarnya difungsikan untuk taman nasional. Hanya sebagian dari pulau ini yang sudah dibuka untuk wisata pantai. Selain wahana air seperti banana boat, wisatawan juga bisa menikmati sajian makan siang seafood di pulau ini.
3. Phu Quoc tengah sajikan destinasi yang lebih beragam
Tak melulu resort dengan pantai pribadi, Phu Quoc juga memiliki destinasi wisata lain. Di sisi tengah pulau misalnya, turis bisa menikmati wisata religi, yaitu kuil Dinh Cau yang berada di atas susunan batuan cadas. Di sini, para penganut Buddha biasa melakukan sembahyang. Batu karang dengan deburan ombak besar juga menjadi pilihan latar bagi beberapa pasangan untuk melakukan pemotretan pre wedding.
Masih di pusat Phu Quoc, lima menit ke arah selatan Dinh Cau, wisawatan pecinta mutiara juga bisa mencoba ke Pearl Farm. Deretan mutiara dengan harga selangit dijajakan di sini. Uniknya, pengunjung juga diajak langsung untuk melihat proses pemanenan mutiara dari kerang tanpa harus ke lepas pantai. Tak hanya mutiara, beberapa kerajinan dari kulit buaya juga di jual di sana.
Baca Juga: 5 Alasan Pulau Phu Quoc Wajib Masuk ke Daftar Destinasi Liburanmu
4. Taman Safari dan kebun lada bisa dinikmati di utara Phu Quoc
Berbeda dengan sisi selatan yang sudah dijejali penginapan mahal, Phu Quoc bagian utara justru didominasi hamparan taman nasional yang masih asri. Meski begitu, sebagian wilayah juga sudah dibuka untuk wisata. Salah satunya adalah Vinpearl Safari.
Layaknya taman safari pada umumnya, dengan harga tiket 400 ribu Dong atau Rp252 ribu, pengunjung bisa menikmati hewan yang dilepasliarkan dari dalam bus.
Sisi utara Phu Quoc sepertinya memang digunakan untuk wisata berbasis alam. Selain taman safari, pelancong bisa menikmati serunya memanen lada. Maklum, Phu Quoc merupakan ladang bagi lada terbaik di dunia. Kita akan diajak berkeliling kebun lada.
Puas berkeliling kebun lada, wisatawan akan mendapatkan kelas memasak. Setidaknya ada tiga resep khas Vietnam yang diajarkan di sana. Sayang, salah satu menunya berbahan baku bayi hiu. Di beberapa negara, mamalia ini sudah menjadi spesies yang dilindungi dan dilarang diperjualbelikan.
Editor’s picks
Untuk menutup hari, wisatawan bisa mampir ke pasar malam Phu Quoc untuk mencari oleh-oleh. Sangat disarankan menguasai beberapa kosakata Vietnam untuk memudahkan komunikasi. Maklum, hampir semua pedagang tak bisa berbahasa Inggris. Untuk berkomunikasi, mereka biasanya akan menyodorkan kalkulator untuk menunjukkan harga sekaligus menawar.
5. Surganya pecinta seafood
Tak hanya pelbagai wisata berbasis alam, Phu Quoc juga surga bagi pecintaseafood. Cukup mudah menemukannya di pulau ini. Jangan khawatir, ikan yang disajikan di sini juga dijamin masih segar.
Selain di beberapa hotel bintang lima, wisatawan yang ingin menikmati seafood dengan harga miring bisa mengunjungi restoran di pinggir jalan. Salah satu yang layak dikunjungi adalah Bien Hai Quan. Untuk satu porsi seafood, rumah makan ini membanderolnya US$8 atau sekitar Rp120ribu.
Selain masakannya yang tak terlalu asing dengan lidah Indonesia, lantar pantai pasir putih yang bersih juga akan menambah kenikmatan makanan yang kita santap. Dari meja makan, kita juga bisa melihat beberapa pulau kecil di seberang lautan. Pulau-pulau itu merupakan milik Kamboja. Maklum, jarak restoran tersebut dengan pulau terluar Kamboja hanya sekitar 5 kilometer.
6. Phu Quoc pulau yang sangat aman
Satu lagi yang membuat Phu Quoc layak dikunjungi adalah keamanan pulau ini. "Di sini jumlah polisi sangat sedikit," kata Kong yang menemani kami menulusuri Phu Quoc selama tiga hari. Apa yang dikatakan Kong bisa jadi benar adanya. Di malam hari memang beberapa warga terlihat memarkir kendaraannya di luar pagar. "Orang juga mikir kalau mau mencuri, mereka gak akan bisa kabur ke mana-mana," kelakar Kong. Maklum untuk menyeberang ke pulau utama, butuh waktu 2,5 jam menggunakan speed boat. Sebaliknya, jika naik pesawat akan memakan waktu 1 jam.
Selain itu, Phu Quoc juga menawarkan udara segar. Maklum, belum ada satu pun pabrik yang berdiri di sana. "Saat ini memang belum ada, tapi tak ada yang bisa menjamin ke depannya bagaimana."
7. Tak ada minimarket, siapkan paspor ke mana pun pergi
Entah sengaja atau memang belum ada investor yang melirik, di pulau ini tak ada satupun minimarket. Wisatawan yang hendak berkunjung harus melengkapi semua kebutuhannya dari rumah. Selain pasar malam, Phu Quoc hanya memiliki pasar tradisonal.
Selain tak ada minimarket, yang juga harus diwaspadai turis adalah tingginya angka kecelakaan di Vietnam, termasuk Phu Quoc. Berdasarkan data Kementerian Perhubungan setempat, setiap hari ada 20-24 pengendara motor yang meregang nyawa di jalanan. "Seperti bisa dilihat, di sini jarang yang pakai helm. Anak kecil juga banyak berkendara karena bikin SIM di sini gampang," ujar Kong.
Hal tersebut perlu diwaspadai karena satu-satunya cara murah untuj berkeliling Phu Quoc adalah dengan menyewa motor. Maklum di sana belum ada ada angkutan umum. Untuk menyewa motor, pengunjung cukup merogoh kocek 400 ribu Dong atau sekitar Rp250 ribu per hari. Tentu jika ada budget lebih, wisatawan bisa menyewa mobil atau mengikuti paket wisata yang disediakan perusahaan jasa travel.
Yang juga jadi keluhan wisatawan adalah soal kewajiban menyetorkan paspor. Tak hanya penginapan, semua wisata di sana juga menyaratkan paspor saat mau memasukinya. Bahkan, Kong yang ramah tiba-tiba menggerutu dengan bahasa Vietnam saat kami hendak masuk di Vinpearl Safari. Dia marah lantaran penjaga gerbang safari terlalu lama memproses tiket masuk kami.
Baca Juga: Menikmati Kereta Gantung Terpanjang Dunia di Vietnam
8. Banyak yang harus dibenahi, Phu Quoc tetap layak dikunjungi
Tak hanya soal paspor, pendapat miring soal Phu Quoc juga muncul lantaran masih minimnya informasi untuk back packer. Azfaris Sirafza (28) misalnya. Traveler asal Singapura dengan puluhan ribu pengikut di Instragram ini menilai bahwa pulau tersebut memang diperuntukkan bagi wisatawan berkantong tebal. "Misalnya penginapan, selain hotel berbintang 5, masih jarang ada penginapan murah yang saya temui di sini," ujarnya. Terlepas dari kekurangan itu, ia menyebut Phu Quoc memiliki alam yang cukup indah. "Yang juga saya suka adalah keramahan warganya."
Penilaian berbeda disampaikan oleh traveler lain, Nizar (35). Pria asal Malaysia yang sudah menjelajah puluhan negera ini menilai apa yang dilakukan pemerintah Vietnam adalah bagian dari strategi untuk mencari celah pasar di Asia Tenggara. "Dengan menyasar kalangan menengah ke atas, Phu Quoc akan jadi pilihian lain selain Bali dan Phuket," kata Nizar. Ia merujuk pada kondisi Bali dan Phuket yang lebih ramah kantong. "Kalau yang minim budget bisa ke Bali atau ke Phuket. Nah, Phu Quoc jelas menyasar pasar premium," ujarnya.
Bahkan, ia mengatakan bahwa sebagai tujuan wisata baru, Phu Quoc lebih siap. "Kalau di tempat wisata lain, yang penting murah tapi gak ada konsep khusus. Nah, di Phu Quoc ini jelas. Mereka membangun banyak penginapan mahal dengan pantai pribadi untuk wisatawan menengah ke atas," ujarnya. "Alam yang indah, penduduk yang ramah, dan seafood -nya yang menggoda, rasanya Phu Quoc sangat layak dikunjungi."
9. Banyak jalan menuju Phu Quoc
Buat kalian yang ingin berlibur ke Phu Quoc, ada beberapa jalur yang bisa dipilih. Bagi wisatawan yang kebetulan sedang berlibur di Ho Chi Minh City dan ingin melanjutkan ke Phu Quoc, mereka punya dua opsi, yaitu penerbangan langsung dan jalur darat. Dari Ho Chi Minh, penerbangan akan ditempuh selama 1 jam 10 menit menggunakan Vietnam Airlines.
Jika ingin merasakan sensasi back packer, kalian bisa memilih opsi bus yang dilanjut dengan menyeberang menggunakan kapal feri. Total waktu perjalanan yang ditempuh jika memilih jalur ini sekitar 11 jam.
Sebaliknya jika berangkat dari Indonesia, jalur terbaik adalah melalui Kuala Lumpur. Dari sana kalian bisa melanjutkan perjalanan menggunakan AirAsia dengan waktu tempuh sekitar 1 jam. Tenang saja, meski baru dibuka 2 November lalu, AirAsia memiliki empat penerbangan sepekan.
Gimana? Masih mau berpikir panjang?
Baca Juga: 5 Alasan Pulau Phu Quoc Wajib Masuk ke Daftar Destinasi Liburanmu