12 Etika Liburan di Thailand yang Harus Dipahami Turis Asing

Mereka ramah, tapi gak bisa sembarangan juga menyapanya

Intinya Sih...

  • Orang Thailand tidak terbiasa bersalaman, tapi menggunakan gestur "wai" dengan kedua telapak tangan di depan dada dan menurunkan kepala.
  • Menghormati raja dan keluarga kerajaan, serta berpakaian sopan saat masuk ke tempat ibadah umat Buddha.
  • Menunjukkan sikap hormat kepada biksu, melepas sepatu saat masuk ke dalam rumah pribadi, kuil, toko, atau kantor.

Thailand menjadi salah satu negara di Asia Tenggara favoritnya para wisatawan dari berbagai belahan dunia. Tak terkecuali wisatawan dari Indonesia. Thailand menjadi destinasi favorit bagi mereka yang baru "belajar" backpacking alias liburan dengan bajet murah. 

Harga makanan dan barang-barang di Thailand cukup terjangkau, zona waktu yang sama dengan Waktu Indonesia Barat (GMT+7), bebas visa 30 hari, serta banyaknya promo pesawat menjadi alasan para wisatawan Indonesia liburan ke Negeri Gajah Putih tersebut.

Jika kamu berencana liburan ke sana dalam waktu dekat ini, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan selain bujet dan perlengkapan liburan. Di antaranya etika liburan di Thailand.

Apalagi mayoritas penduduk Thailand beragama Buddha dan banyak tempat ibadah atau tempat suci lainnya yang tidak boleh masuk sembarangan. Berikut etika liburan di Thailand yang wajib kamu pahami.

1. Menyapa orang dengan gestur "wai"

12 Etika Liburan di Thailand yang Harus Dipahami Turis AsingGestur wai ala orang Thailand (futurelearn.com)

Sebagai orang Indonesia, kamu pasti terbiasa bersalaman atau berjabat tangan saat bertemu orang lain. Saat berlibur ke Thailand, kebiasaan ini sebaiknya ditinggalkan, karena umumnya orang Thailand tidak terbiasa dan kurang nyaman melakukannya. 

Mereka biasanya melakukan gestur "wai" atau menangkupkan kedua telapak tangan di depan dada dan di bawah dagu, kemudian menurunkan kepala. Gestur tersebut bisa bermakna ungkapan: halo, selamat datang, maaf, dan terima kasih.

Tak jarang, mereka juga mengucapkan "Sawadee kaa" untuk perempuan dan "Sawadee khrab" untuk laki-laki. Jika mereka menyapamu demikian, maka kamu harus membalasnya. Namun, tidak semua orang harus disapa dengan gestur ini, yakni anak-anak dan pedagang kaki lima. Cukup berikan senyuman atau anggukan saja sudah cukup.

2. Jangan menghina anggota kerajaan

12 Etika Liburan di Thailand yang Harus Dipahami Turis AsingPotret Maharaja Vajiralongkorn dan Ratu Suthida (instagram.com/thairoyalfamily)

Sejak kecil, masyarakat Thailand dididik untuk menghormati, mencintai, dan menjunjung tinggi raja mereka, termasuk anggota keluarga kerajaan. Sejak 2016 hingga saat ini, Maharaja Vajiralongkorn atau Rama X adalah raja yang bertahta di Negeri Gajah Putih.

Potretnya tampak di berbagai tempat dan benda. Di antaranya seperti pada mata uang Baht, rumah pribadi, toko, hingga di beberapa sudut jalan.

Sebagai turis, kamu juga wajib menghormati raja dan semua anggota keluarga kerajaan. Menghina mereka merupakan tindakan yang dilarang, bahkan dianggap kejahatan dan para pelakunya bisa dikenakan sanksi berupa denda hingga hukuman penjara. Aturan tersebut tertuang dalam undang-undang yang disebut Lese Majeste.

3. Berpakaian sopan saat memasuki kuil

12 Etika Liburan di Thailand yang Harus Dipahami Turis AsingPotret orang berpakaian sopan saat masuk kuil (unsplash.com/samtillo)

Iklim di Thailand sama dengan di Indonesia, yakni tropis. Saat musim kemarau, cuaca jadi panas dan suhu udara naik. Tak jarang, kamu akan menemukan turis, terutama yang berasal dari Eropa dan Amerika Utara, mengenakan pakaian minim saat liburan di Thailand dengan alasan panas. 

Hal tersebut tidak masalah, asal tidak dilakukan di kuil. Saat hendak memasuki tempat ibadah umat Buddha tersebut, semua orang harus mengenakan pakaian yang sopan dan tertutup, seperti kaos atau atasan berlengan (tidak perlu panjang) dan bawahan yang menutupi lutut (rok atau celana). Hal ini berlaku untuk laki-laki dan perempuan.

4. Menghormati patung dan gambar Buddha

12 Etika Liburan di Thailand yang Harus Dipahami Turis AsingPotret patung Budha (unsplash.com/capturelight)

Saat menjelajahi sebuah kuil, kamu pasti ingin memotret beberapa sudut tempat yang menarik. Mungkin kamu juga akan melakukan selfie atau wefie berlatar tempat-tempat tersebut.

Hal tersebut tidak dilarang, selama yang menjadi objek atau latar belakang foto adalah kuilnya, bukan patung-patung atau gambar-gambar Budha yang ada di sana. Patung dan gambar Buddha merupakan hal yang yang suci dan sakral, sehingga tidak boleh dipotret sembarangan, apalagi dijadikan latar foto dan kamu membelakanginya.

Selain itu, kamu juga tidak boleh menunjuk atau bahkan menyentuh benda-benda suci yang ada di sana, serta menghalangi orang-orang yang sedang beribadah atau berdonasi kepada para biksu.

5. Menghormati para biksu

12 Etika Liburan di Thailand yang Harus Dipahami Turis AsingPotret biksu sedang berdoa (unsplash.com/golfarisa)

Sebagai pemuka agama Buddha, biksu menempati kedudukan atau posisi yang cukup tinggi di kalangan masyarakat Thailand. Mereka sangat menghormati biksu dan rajin memberikan pindapata atau sedekah, serta meyakini apabila memuliakan biksu, maka karma baik akan menghampiri mereka.

Jika berkunjung ke Thailand, kamu juga harus menunjukkan sikap hormat kepada para biksu, misalnya tidak duduk atau berdiri di tempat yang lebih tinggi dari mereka. Bagi kaum perempuan, jangan sesekali mengajak bersalaman, menyentuh, atau melakukan kontak fisik dengan biksu. 

6. Melepas alas kaki saat memasuki kuil dan rumah

12 Etika Liburan di Thailand yang Harus Dipahami Turis AsingIlustrasi melepas sepatu (southernliving.com)

Bagi masyarakat Thailand, sepatu atau alas kaki lainnya merupakan benda kotor. Sejak kecil, mereka dibiasakan untuk melepasnya saat masuk ke dalam rumah pribada, kuil, toko, bahkan kantor. Kebiasaan ini tidak jauh beda dengan orang Indonesia, kan?

Di beberapa tempat, biasanya terdapat garis pembatas atau tulisan tentang imbauan untuk melepas alas kaki. Tak sedikit pula tempat yang menyediakan rak khusus untuk menyimpannya agar tidak berserakan di lantai. So, lepas alas kakimu kalau menjumpai hal tersebut, ya!

Baca Juga: 10 Culture Shock Liburan di Thailand yang Bikin Wisatawan Kaget

7. Tidak menyentuh kepala orang sembarangan

12 Etika Liburan di Thailand yang Harus Dipahami Turis AsingPotret Park Bo Young dan Song Joong Ki dalam film A Werewolf Boy (dok. CJ Entertainment/A Werewolf Boy)

Di beberapa negara, termasuk Indonesia, memegang kepala orang atau mengacak-acak rambut adalah hal yang wajar. Apalagi untuk menunjukkan rasa sayang dan gemas. Namun, jangan coba melakukannya saat liburan di Thailand, karena sikap tersebut dianggap tidak sopan. 

Bagi orang Thailand, kepala merupakan bagian tubuh manusia yang paling suci dan derajatnya tinggi. Mereka dilarang menyentuh kepala orang lain sembarangan, meskipun itu adalah teman dekatnya. Jika kamu tidak sengaja melakukannya, segeralah minta maaf dan tidak mengulanginya lagi.

8. Makan dengan alat makan

12 Etika Liburan di Thailand yang Harus Dipahami Turis AsingIlustrasi makan dengan sendok (unsplash.com/birchphotographer_26)

Menyantap makanan langsung dengan tangan barangkali memang terasa nikmat. Namun, sebaiknya tak melakukannya di Thailand, ya! Sebab, hal tersebut dianggap sebagai perbuatan yang kurang sopan.

Orang Thailand menyantap makanan menggunakan sendok, terutama saat menyantap nasi dan makanan berkuah. Selain sendok, garpu juga kerap digunakan.

Namun, fungsi garpu untuk "mendorong" makanan ke sendok dan tidak boleh menyentuh atau bahkan masuk ke dalam mulut. Sementara itu, sumpit hanya boleh digunakan untuk menyantap mi, camilan, atau makanan-makanan berporsi kecil.

9. Memperbanyak senyum

12 Etika Liburan di Thailand yang Harus Dipahami Turis AsingIlustrasi orang-orang yang tersenyum (unsplash.com/tnvtuan)

Thailand dijuluki sebagai The Land of Smiles, karena masyarakat di sana selalu terlihat tersenyum dalam berbagai situasi. Apalagi jika baru pertama kali bertemu, mereka akan menyunggingkan senyumnya kepadamu, sehingga kamu akan merasa "diterima." 

Sebagai turis, apalagi dari Indonesia, tersenyum bukanlah hal yang sulit, kan? Jika ada orang Thailand yang tersenyum kepadamu, sebaiknya kamu membalasnya dengan senyuman yang tak kalah tulus. Percayalah, hal tersebut akan mempermudah urusanmu selama di sana! 

10. Kendalikan emosi di berbagai situasi

12 Etika Liburan di Thailand yang Harus Dipahami Turis AsingIlustrasi menahan emosi (unsplash.com/omidarmin)

Selain memperbanyak senyum, sebaiknya kamu juga harus pandai mengontrol emosi ketika liburan di Thailand, terutama di area publik. Orang-orang Thailand cukup terbuka dengan diskusi atau musyawarah dan mengedepankan sopan santun saat berinteraksi dengan orang lain dalam berbagai situasi.

Jika ada masalah atau ada hal di luar kendalimu, bicarakan baik-baik dengan kepala dingin. Jangan meninggikan suara, apalagi sampai berteriak, marah-marah, atau berkata kasar kepada orang lain, ya!

11. Memanggil orang dengan sapaan tertentu

12 Etika Liburan di Thailand yang Harus Dipahami Turis AsingPotret P'Shone dan Nam dalam film Crazy Little Thing Called Love (dok. Sahamongkol Film International)

Jika kamu hendak memanggil orang Thailand, tetapi tidak tahu namanya, kamu bisa memanggil mereka dengan sapaan "khun." Sapaan tersebut tidak terbatas gender, bisa untuk laki-laki dan perempuan, serta lajang atau sudah menikah.

Kalau sudah tahu namanya, kamu juga tetap bisa memanggil dengan sapaan tersebut diikuti dengan nama asli atau nama panggilan. Misalnya, Khun Shone yang berarti Tuan Shone atau Khun Mary yang berarti Nona atau Nyonya Mary. Namun, sapaan khun ini tidak berlaku apabila orang tersebut memiliki gelar atau pekerjaan tertentu yang kelasnya cukup tinggi, seperti dokter. 

Jika kamu sudah akrab dengan orang Thailand, sapaan khun bisa diganti dengan "phi" atau "nong". Phi bermakna abang atau kakak (laki-laki dan perempuan) yang lebih tua darimu dan nong bermakna adik atau orang yang lebih muda. Misalnya Phi Shone (biasanya ditulis P'Shone) atau Nong Shone.

12. Jangan menunjuk sesuatu dengan jari

12 Etika Liburan di Thailand yang Harus Dipahami Turis AsingIlustrasi menujuk sesuatu dengan jari (unsplash.com/belart84)

Bagi orang Thailand, menunjuk sesuatu atau bahkan orang dengan menggunakan tangan adalah perbuatan yang tidak sopan. Hal ini kerap dilakukan turis asing saat berbelanja di pasar-pasar tradisional. Saat hendak menunjukkan barang atau makanan yang ingin dibeli, biasanya mereka menunjuk dengan jari telunjuk.

Alih-alih seperti itu, gunakan telapak tangan secara terbuka dan dekatkan pada barang yang diinginkan. Sedangkan, kalau mau memanggil taksi, telapak tangan sebaiknya menghadap ke bawah dan digerakkan naik turun.

Apabila hendak memanggil orang atau menarik perhatian dari kejauhan, cukup lambaikan tangan. Jangan coba-coba menjentikkan jari, karena hal tersebut biasa digunakan untuk memanggil anjing!

Itu dia ulasan tentang beberapa etika liburan di Thailand yang harus kamu pahami dan patuhi sebelum membuat rencana pergi ke sana. Semoga liburanmu menyenangkan, ya!

Baca Juga: 12 Etika Makan di Jepang yang Harus Kamu Perhatikan

Topik:

  • Fasrinisyah Suryaningtyas
  • Dewi Suci Rahayu
  • Mayang Ulfah Narimanda

Berita Terkini Lainnya