12 Etika Liburan ke Singapura yang Harus Kamu Tahu, Jangan Bikin Malu!

Perhatikan baik-baik sebelum liburan ke sana, ya!

Intinya Sih...

  • Turis Indonesia merusak bunga sakura di Jepang, menimbulkan kecaman dan malu di media sosial.
  • Singapura memiliki aturan ketat terkait etika, seperti larangan membuang sampah sembarangan, meludah di tempat umum, dan merokok di lokasi tertentu.
  • Orang Singapura juga menerapkan aturan terkait privasi, antrean, perilaku di transportasi umum, penyeberangan jalan, penggunaan petasan, kebisingan malam hari, dan tata cara makan di tempat umum.

Baru-baru ini, turis Indonesia menjadi bahan pembicaraan di berbagai platform media sosial. Hal ini akibat ulah seorang turis Indonesia merusak bunga sakura di sebuah taman di Jepang. Selain mengecam tindakan tersebut, banyak orang Indonesia yang turut merasa malu. 

Orang Jepang pun turut berkomentar. Tak sedikit yang mempertanyakan etika dan moral orang Indonesia saat bepergian ke luar negeri. Pemilik akun X bernama Hina Tan menulis cuitan, "Saya harap Anda setidaknya mempelajari etika yang tepat saat bepergian. Orang asing yang tidak bisa (mempelajarinya) tidak perlu datang."

Bahkan, ada pengguna bernama yang mengusulkan untuk tidak memberikan izin masuk untuk turis yang tidak mau belajar etika saat berkunjung ke Jepang. Reaksi mereka merupakan hal yang wajar, mengingat bunga sakura adalah simbol nasional dan kehadirannya sangat dinanti setiap tahunnya.

Norma dan etika memang menjadi hal penting di mana pun kita berada. Bentuk dan penerapannya pun berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya. Setiap orang yang hendak berkunjung ke suatu tempat seharusnya memahami etika dan menerapkan norma yang berlaku di sana sebagai bentuk penghormatan.

Masing-masing negara pun memiliki budaya dan etikanya masing-masing. Selain Jepang, salah satu negara yang menjunjung tinggi etika dan disiplin yang tinggi adalah Singapura

Hal yang sering kita lakukan di Indonesia belum tentu sesuai dengan etika orang Singapura. Buat kamu yang berencana liburan ke Singapura, berikut etika yang perlu kamu pahami, agar tak keliru dalam bersikap. 

1. Buang sampah pada tempatnya

12 Etika Liburan ke Singapura yang Harus Kamu Tahu, Jangan Bikin Malu!Ilustrasi membuang sampah botol plastik (freepik.com/Freepik)

Membuang sampah pada tempatnya merupakan etika dasar yang seharusnya disadari dan dilakukan siapa pun dan di mana pun. Begitu pula ketika kita liburan ke Singapura. Jangan coba-coba membuang sampah sembarangan! Jika nekat melakukannya, kamu harus siap didenda hingga 1.000 SGD atau sekitar Rp12 juta.

Di beberapa sudut tempat dan fasilitas umum, terutama di tempat-tempat wisata, sudah disediakan tempat sampah. Bahkan, ada yang ukurannya besar dan warnanya mencolok, agar setiap orang aware. Banyak pula tulisan atau papan peringatan tentang larangan membuang sampah sembarangan dan jumlah dendanya.

2. Jangan meludah sembarangan

12 Etika Liburan ke Singapura yang Harus Kamu Tahu, Jangan Bikin Malu!Ilustrasi orang meludah sembarangan (pixabay.com/nicklooy)

Selain aturan tentang membuang sampah, Singapura juga memiliki larangan meludah di sembarang tempat. Hal ini berkaitan dengan komitmen Negeri Singa ini untuk menjaga kebersihan, kesehatan, dan kenyamanan bersama. Bayangkan kalau kamu melihat ludah orang di sembarang tempat! Pasti jijik banget, kan? 

Meludah di sembarang tempat juga bisa menjadi salah satu sarana penyebaran penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Air liur mengandung banyak bakteri, kuman, atau virus yang bisa bertahan di luar ruangan dan di udara selama 6-24 jam.

Kalau yang meludah sedang menderita penyakit menular, maka orang lain dapat tertular melalui udara dan masuk saluran pernapasan. Ada pun denda yang ditetapkan kepada orang yang meludah sembarangan mencapai 1.000 SGD atau sekitar Rp12 juta.

3. Jangan coba-coba merokok di tempat umum

12 Etika Liburan ke Singapura yang Harus Kamu Tahu, Jangan Bikin Malu!Ilustrasi merokok di tempat umum (pexels.com/Beyzanur K)

Larangan lain yang dendanya tak kalah besar dari membuang sampah dan meludah sembarangan adalah merokok di tempat umum. Aturan ini diterapkan dengan sangat ketat dengan tujuan menjaga kesehatan, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan menjaga udara agar tetap bersih.

Beberapa tempat yang tidak diperbolehkan untuk merokok, antara lain kompleks rumah sakit, area sekolah dan institusi pendidikan, area pedestrian beratap, terminal dan halte, serta stasiun. Termasuk pula taman di perumahan umum yang dikelola Dewan Kota, taman yang dikelola JTC Corporation, danau, pantai untuk rekreasi tertentu, area kolam renang, ruang serbaguna, taman dan kebun, jembatan pedestrian, jalan bawah tanah, toilet umum dan toilet mobile, serta area publik di Orchard Zone.

Kalau berani dan ketahuan merokok di tempat-tempat tersebut, maka kamu akan mendapatkan denda mulai adalah 500 SGD-1.000 SGD (sekitar Rp6 juta-Rp12 juta).

Jika tidak tahan dan tetap ingin merokok, pastikan kamu mencari tempat-tempat bertuliskan smoking room atau smoking area. Beberapa hotel di Singapura juga menyediakan ruangan kamar yang diperbolehkan untuk merokok.

4. Minta izin jika hendak memotret orang lain

12 Etika Liburan ke Singapura yang Harus Kamu Tahu, Jangan Bikin Malu!Ilustrasi seorang wanita sedang memotret (pexels.com/Matt Hardy)

Jika kamu seorang fotografer yang suka menjadikan orang lain sebagai objek fotomu, maka kamu harus meminta izin kepada orang tersebut sebelum memotretnya. Apalagi kalau hal tersebut dilakukan saat liburan di Singapura dan objek fotomu adalah orang Singapura yang tidak kamu kenal. 

Sebab, di sana terdapat undang-undang yang mengatur tentang Personal Data Protection Act (PDPA). Aturan tersebut bertujuan melindungi privasi dan data setiap warga negara Singapura.

Memotret tanpa izin dianggap sebagai bentuk pelanggaran privasi seseorang. Apalagi kalau mengunggah potretnya di media sosial dan orang tersebut tidak terima, maka kamu bisa dituntut ke jalur hukum dengan pasal pelanggaran hukum privasi.

5. Mengantre di mana pun berada

12 Etika Liburan ke Singapura yang Harus Kamu Tahu, Jangan Bikin Malu!Ilustrasi orang mengantre (unsplash.com/john_cameron)

Budaya antre sudah mendarah daging di kalangan warga Singapura dan berlaku pula untuk turis yang datang ke sana. Di tempat-tempat umum, seperti stasiun MRT, terminal bus, supermarket, restoran atau kafe, pusat perbelanjaan, dan toilet, kamu pasti melihat banyak orang mengantre dengan tertib.

So, jangan berani memotong antrean, meski antreannya tidak panjang! Kalau sampai ditegur dan kamu tetap ngeyel, bisa-bisa pihak supermarket, restoran, atau kafe tidak bersedia melayanimu, lho.

Di stasiun MRT, ada garis khusus untuk mengantre saat hendak memasuki kereta. Kamu harus berdiri di garis tersebut dan tidak boleh di depan pintu kereta, karena harus mendahulukan penumpang yang hendak keluar. Saat masuk pun harus tertib dan tidak boleh mendorong orang lain seperti naik KRL di Jabodetabek.

6. Tidak berisik saat naik transportasi umum

12 Etika Liburan ke Singapura yang Harus Kamu Tahu, Jangan Bikin Malu!ilustrasi MRT Singapura (unsplash.com/euancameron)

Saat naik MRT atau bus di Singapura, kamu pasti sering mendapati suasana yang tenang dan kondusif. Tidak terdengar orang-orang berbicara, memutar musik, atau menonton video dengan suara yang sangat keras. Jika hendak bicara dengan rekannya, biasanya mereka berbisik atau memelankan suara.

Bagi orang Singapura, kenyamanan bersama harus menjadi prioritas. Apalagi saat pulang kerja dalam keadaan lelah, pasti mereka ingin mendapatkan suasana yang tenang di mana pun berada, kan? So, kalau liburan di Singapura bersama keluarga atau sahabat dan naik kendaraan umum, hindari bersuara keras dan berisik, ya. 

Baca Juga: Jangan Sembarangan, Pahami 7 Etika Liburan ke Luar Negeri Ini!

7. Tidak makan atau minum di transportasi umum

12 Etika Liburan ke Singapura yang Harus Kamu Tahu, Jangan Bikin Malu!Ilustrasi makan di transportasi umum (nytimes.com)

Makan dan minum di dalam transportasi umum merupakan hal yang dilarang di Singapura. Di MRT dan bus, biasanya terdapat papan atau tulisan terkait larangan tersebut. Dendanya pun gak main-main, yakni mencapai 500 SGD atau setara dengan Rp6 juta. Wow!

Larangan makan dan minum ini bertujuan untuk menjaga kebersihan transportasi umum dan kenyamanan bersama. Pastikan kamu sudah menghabiskan makanan atau minuman sebelum naik ke bus atau MRT, ya! 

8. Berdiri di sisi kiri eskalator

12 Etika Liburan ke Singapura yang Harus Kamu Tahu, Jangan Bikin Malu!Ilustrasi orang menaiki eskalator (freepik.com/freepik)

Saat bepergian dengan keluarga, sahabat, atau pasangan, biasanya kalian pengin terus menempel dan berdekatan, terutama saat naik eskalator. Tak jarang, kamu berdiri berdampingan dengan mereka sambil asyik mengobrol tanpa memedulikan orang di belakang. 

Jika di Singapura, kebiasaan tersebut harus kamu hilangkan! Sebab, naik eskalator di sana tidak boleh sembarangan dan ada etikanya.

Kamu harus berdiri di sisi atau bagian kiri eskalator, terutama saat kamu santai dan tidak terburu-buru. Sebab, sisi sebelah kanan biasanya ditujukan untuk orang-orang yang ingin berjalan cepat atau sedang dalam keadaan terburu-buru.

9. Tidak sembarangan menyeberang jalan

12 Etika Liburan ke Singapura yang Harus Kamu Tahu, Jangan Bikin Malu!Ilustrasi menyeberang jalan (pexels.com/Brett Sayles)

Di Indonesia, menyeberang jalan di sembarang tempat adalah hal yang lumrah. Bahkan, saat kendaraan sedang ramai, kamu bisa bebas menyebrang asalkan punya nyali dan keberanian.

Berbeda dengan di Singapura, menyeberang jalan hanya bisa dilakukan di zebra cross dan saat lampu hijau untuk pejalan kaki menyala.

Meski kendaraan sepi atau tidak ada yang melintas sama sekali, kamu tetap harus menunggu waktu untuk menyeberang. Hal ini bertujuan untuk keselamatan bersama.  Begitu pula saat sedang mengendarai kendaraan, kamu harus langsung berhenti saat lampu merah menyala untuk memberi kesempatan pejalan kaki menyeberang jalan. 

10. Jangan menyalakan petasan dan kembang api

12 Etika Liburan ke Singapura yang Harus Kamu Tahu, Jangan Bikin Malu!Ilustrasi kembang api (pexels.com/energepic.com)

Di Singapura, kamu tidak akan menemukan anak-anak atau bahkan orang dewasa menyalakan petasan dan kembang api di pada -hari biasa dan siang bolong. Sebab, hal tersebut tidak boleh sembarangan dilakukan.

Kembang api dan petasan hanya boleh dinyalakan saat hari raya atau festival tertentu. Waktunya pun hanya boleh malam hari.

Aturan tersebut bertujuan menjaga kenyamanan dan keselamatan warga Singapura. Petasan dan kembang api dianggap sebagai benda berbahaya, serta bisa menjadi sumber polusi udara dan suara. Suara bising yang timbul karena petasan dapat menyebabkan orang lain kaget dan stres.

Berdasarkan Dangerous Fireworks Act tahun 1972 yang berlaku di Singapura, seseorang atau kelompok yang menyalakan kembang api atau petasan di luar ketentuan akan dikenakan sanksi maksimal 5.000 SGD (sekitar Rp60 juta) atau penjara dua tahun.

11. Tidak berisik di atas jam 10 malam

12 Etika Liburan ke Singapura yang Harus Kamu Tahu, Jangan Bikin Malu!ilustrasi kebisingan (pexels.com/Dany Kurniawan)

Etika selanjutnya yang wajib kamu lakukan di Singapura adalah tidak berisik atau menimbulkan suara-suara keras di atas jam 10 malam, terutama kalau kamu tinggal di wilayah padat penduduk, seperti perumahan atau apartemen.

Bahkan, ada aturan dari pemerintah yang mengatur tentang kebisingan ini. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas tidur warganya. Selain itu, lingkungan lebih tenang, hubungan antartetangga jadi baik, dan tercipta kehidupan sosial yang sehat.

12. Tidak menduduki meja yang sudah dipesan orang lain

12 Etika Liburan ke Singapura yang Harus Kamu Tahu, Jangan Bikin Malu!ilustrasi meja makan di sudut ruangan (unsplash.com/Charlota Blunarova)

Orang Singapura memiliki satu kebiasaan unik yang jarang diketahui turis, yakni meletakkan tumpukan tisu di atas meja makan food court atau restoran cepat saji sebagai tanda "booking" meja tersebut, lalu ditinggal untuk memesan makanan. Jika kamu melihat hal yang demikian, sebaiknya mencari meja lain yang kosong.

Setelah makan di food court atau restoran cepat saji, kamu juga harus membersihkan mejamu sama seperti saat sebelum digunakan. Lap mejanya dengan tisu, buang sampah di tempatnya, serta kembalikan alat makan dan juga nampan di tempat yang telah disediakan. 

Di beberapa food court, terdapat stand yang menyajikan makanan halal dan non-halal. Biasanya, tempat pengembalian alat makan yang kotor juga sudah dipisah. Kamu harus mengembalikannya di tempat yang benar, ya!

Itu dia etika-etika yang harus kamu pelajari, pahami, dan terapkan jika berencana liburan ke Singapura. Jangan sampai ada yang skip, ya! Semoga liburanmu menyenangkan.

Baca Juga: 8 Etika Melihat Bunga Sakura di Jepang yang Wajib Kamu Tahu

Topik:

  • Fasrinisyah Suryaningtyas
  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya