Hue Imperial City, Vietnam (unsplash.com/amansks91)
Penggunaan naga dalam budaya Vietnam sudah berlangsung sejak berabad-abad lalu. Berbeda dengan China, masyarakat Vietnam menggunakan naga yang berakar dari Dinasti Ly (1009–1225). Naga ini memiliki ciri khas belalai di depan hidungnya, seperti daun bodhi (daun Buddha), taring di tengahnya terinspirasi dari gading, dan memanjang secara bertahap mengecil ke arah ekor.
Terdapat empat jenis naga yang dipercaya masyarakat Vietnam, yaitu Naga Angin, Api, Bumi, dan Air. Naga Angin hidup di tebing dan puncak gunung yang tinggi, sedangkan Naga Api tinggal di gua-gua gunung berapi. Sementara itu, Naga Bumi tinggal di gua-gua di pegunungan atau lembah dan Naga Air hidup di pantai, laut, serta rawa.
Pada era modern, naga telah digambarkan dalam berbagai bentuk, seperti seni, arsitektur, hingga simbol penting. Motif dan ornamen naga banyak dijumpai pada bangunan tradisional Vietnam, seperti Kuil Literatur di Hanoi dan Hue Imperial City. Tidak hanya itu, naga juga menjadi subjek populer dalam sulaman, ukiran kayu, dan tembikar.
Selain itu, naga memiliki peran penting dalam sejarah Vietnam. Seperti dilansir Seasia, Trung bersaudara (Trung Trac dan Trung Nhi), yang memimpin pemberontakan melawan China pada abad pertama Masehi menunggang naga saat berperang. Lebih jauh lagi, naga juga digunakan sebagai simbol perlawanan Vietnam selama masa penjajahan Prancis dan Perang Vietnam.
Ternyata sebutan Vietnam sebagai Negeri Naga Biru dapat mencerminkan kondisi geografis dan budaya masyarakatnya. Naga memiliki makna penting yang sudah mengakar kuat sejak berabad-abad lalu. Bagaimana menurutmu?