5 Festival Musim Semi Paling Populer di Jepang, Penuh Warna!

Gak cuma mengagumi keindahan bunga sakura

Musim semi merupakan waktu terbaik menyambut hari-hari cerah nan hangat setelah musim dingin. Oleh sebab itu, banyak festival musim semi digelar di Jepang. Hal ini dilakukan sebagai bentuk perayaan kehidupan dan kembalinya warna alam. 

Ada banyak festival yang dilakukan orang Jepang sepanjang musim semi. Kerap kali setiap daerah juga menggelar festival khusus yang berbeda dari daerah lainnya. Setidaknya, ada lima festival musim semi yang dirayakan di seluruh wilayah di Jepang.

Festival tersebut akan berlangsung sejak awal masuknya musim semi di Jepang. Tujuannya juga berbeda, gak hanya menikmati keindahan alam, seperti bunga sakura, tetapi juga tradisi yang sudah ada sejak zaman Edo.

Baca Juga: 5 Tempat Melihat Sakura di Kyoto—Jepang, Indahnya Tak Terkira!

1. Hinamatsuri

5 Festival Musim Semi Paling Populer di Jepang, Penuh Warna!boneka untuk Hinamatsuri (commons.wikimedia.org/Reggaeman)

Hinamatsuri merupakan festival tahunan untuk merayakan kesehatan dan kebahagiaan anak-anak perempuan di Jepang. Festival ini dirayakan setiap tanggal 3 Maret dan anak laki-laki tidak berpartisipasi. Hinamatsuri menjadi salah satu dari 5 festival yang secara historis diadakan pada tanggal-tanggal baik dalam kalender China.

Saat festival ini menampilkan serangkaian boneka yang mewakili Istana Kekaisaran zaman Heian, boneka tersebut disusun bertingkat sesuai dengan kedudukannya. Kaisar dan permaisuri menempati tingkat tertinggi, lalu di bawahnya ada boneka pelayan, musisi, menyeri, dan masih banyak lagi.

Bukan sembarang boneka, hina ningyo, dalam bahasa Jepang, merupakan pusaka berharga yang diturunkan dari generasi ke generasi. Harganya cukup mahal jika membeli baru. Bahkan, beberapa keluarga saat ini bisanya hanya membeli boneka kaisar dan permaisuri.

Selain memajang hina ningyo, festival ini juga dilakukan dengan menyantap makanan tradisional Jepang, seperti hina arare (kerupuk nasi berwarna pastel dengan rasa manis), hishi mochi (kue beras berbentuk belah ketupat yang melambangkan kesuburan), dan chirashi zushi (sushi dengan sedikit pemanis, disajikan bersama sup kerang).

2. Festival Bunga

5 Festival Musim Semi Paling Populer di Jepang, Penuh Warna!Fuji Shibazakura Festival (commons.wikimedia.org/白鳥)

Musim semi pertanda tanaman dan bunga mulai bermekaran. Kamu akan menemukan Festival Bunga di seluruh Jepang, baik di kota besar maupun kecil. Melihat bunga sudah menjadi tradisi penting dalam budaya Jepang.

Setiap bunga ada festivalnya setiap musim semi. Tradisi ini diawali dengan ume (bunga plum) yang mekar pada pertengahan hingga akhir musim dingin dan awal musim semi. Saat pertengahan April hingga akhir Mei ada Festival Fuji Shibazakura.

Berbeda dengan Kota Tonami, Prefektur Toyama, yang terkenal dengan Festival Tulip yang berlangsung mulai pertengahan April. Sekitar 2 juta bunga tulip dari ratusan varietas berbeda dapat kamu lihat di sini. Jadi waktu yang tepat berjalan-jalan di tengah Taman Tulip Tonami.

Sedangkan di sekitar Ibaraki ada Festival Bunga Nemophila di Hitachi Seaside Park. Kamu dapat melihat Perbukitan Miharashi yang ditutup hampir 4,5 juta bunga nemophila. Festival ini berlangsung selama pertengahan April hingga minggu pertama bulan Mei.

Festival Bunga tersebar di berbagai kota di Jepang, tergantung pada jenis bunganya. Setiap bunga punya spot populer masing-masing seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pastikan kamu gak salah lokasi, ya!

3. Hanami

5 Festival Musim Semi Paling Populer di Jepang, Penuh Warna!Hanami (commons.wikimedia.org/AGnias47)

Hanami, secara harfiah berarti "melihat bunga", merupakan hiburan musim semi yang populer di Jepang. Berbeda dari festival bunga lainnya, hanami diasosiasikan dengan bunga sakura. Bunga nasional Jepang ini memang spesial banget, meski sekilas mirip bunga plum.

Bunga sakura merupakan pertanda musim semi. Mekarnya bertepatan dengan dimulainya tahun fiskal dan tahun ajaran baru. Karena itu, bunga ini berhubungan erat dengan awal yang baru di benak masyarakat Jepang.

Sedangkan hanami punya sejarah panjang. Dilansir Consulate General of Japan in New York, praktik hanami dilakukan sejak periode Nara pada abad ke-8. Saat itu, orang-orang bergembira melewati musim dingin untuk melihat bunga plum daripada bunga sakura saat ini. Kemudian pada periode Heian (794–1185), sakura menjadi populer untuk hanami dan berlangsung hingga saat ini.

Saat ini, hanami yang khas melibatkan bersantai di bawah pohon sakura sambil makan dan minum bersama keluarga, teman, maupun rekan kerja. Makanan yang dibawa biasanya akan bertema sakura atau khas musim semi. Seperti makanan rasa sakura yang dijual terbatas selama musim hanami, es krim atau mochi rasa sakura.

Hanami juga dapat dilakukan malam hari, disebut yozakura. Saat malam hari, banyak lampu yang menerangi pohon-pohon sakura. Suasananya tentu akan berbeda dari siang hari.

Baca Juga: Penuh Festival, 5 Tempat Memesona untuk Menikmati Hanami di Okinawa  

4. Koinobori

5 Festival Musim Semi Paling Populer di Jepang, Penuh Warna!Koinobori (commons.wikimedia.org/Suicasmo)

Jika sebelumnya ada festival untuk anak perempuan, Jepang juga punya festival untuk anak laki-laki yang disebut Koinobori. Istilah Koinobori berarti ‘bendera koi’, sesuai dengan bentuknya benderanya yang mirip ikan koi. Biasanya, dipasang pada tiang dan di tempatkan di halaman rumah setiap tanggal 5 Mei.

Koinobori sudah dimulai sejak zaman Edo. Saat itu hanya satu warna, yakni hitam. Seiring berjalannya waktu, Koinobori dengan warna lain mulai dibuat dan semuanya melambangkan anak laki-laki. Sedangkan warna-warna cerah melambangkan anak perempuan.

Kenapa ikan koi yang dipilih sebagai inspirasi bendera? Koi dianggap sebagai ikan yang tangguh, mampu hidup di air jernih maupun rawa-rawa. Selain itu, mampu berenang menanjak air terjun.

Bagi masyarakat Jepang, Koinobori mewakili harapan orangtua agar anaknya tumbuh sehat, kuat, dan berhasil meraih kesuksesan. Bukan sebatas festival untuk bersenang-senang dan menikmati musim semi, tetapi tersirat harapan dan doa yang dipanjatkan para orangtua.

Uniknya lagi, setiap Koinobori melambangkan ayah sebagai kepala keluarga, ibu, anak sulung, anak kedua, anak ketiga, dan seterusnya. Ukuran dan warnanya berbeda, seperti ayah yang dilambangkan dengan Koinobori hitam dan ukurannya paling besar. Kemudian, warna merah mewakili ibu, biru untuk putra sulung, hijau untuk putra kedua, dan jingga untuk anak perempuan dalam sebuah keluarga.

5. Hakata Dontaku

5 Festival Musim Semi Paling Populer di Jepang, Penuh Warna!Hakata Dontaku (dok. Official Tourist Guide Fukuoka Citygofukuoka.jp)

Hakata Dontaku, awalnya dikenal sebagai Hakata Matsubayashi. Festival ini berlangsung setiap 3—4 Mei, dan pertama kali diadakan pada 1178. Semakin berkembangnya zaman, kini menjadi festival berskala besar lebih dari 2 juta partisipan setiap tahunnya.

Dilansir Japan Cheapo, festival paling populer selama Golden Week ini awalnya dikenal sebagai Torimon dan merupakan perayaan Tahun Baru Imlek. Pada periode Meiji (1868—1912), festival ini dilarang karena dianggap boros. Kemudian, dihidupkan kembali oleh warga Fukuoka dengan mana baru, Hakata Dontaku.

Festival ini berupa parade dengan kostum dan kendaraan hias. Siapapun dapat melihat maupun berpartisipasi dalam arak-arakan ini, termasuk turis asing di daerah Fukuoka. Biasanya akan berlangsung pada pukul 09.00—21.00.

Kelima festival musim semi paling populer di Jepang di atas wajib kamu rasakan sendiri keseruannya. Gak hanya hanami untuk melihat bunga sakura, masih banyak festival yang tersebar di seluruh wilayah Jepang. Suasana cerah dan ceria makin terasa!

Baca Juga: Jadwal Festival Bunga Sakura di Jepang 2024, Catat ya!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Naufal Al Rahman

Berita Terkini Lainnya