6 Candi Bercorak Buddha di Klaten, Semua Dekat Prambanan

Keenamnya dapat dikunjungi dalam sehari

Klaten merupakan kota di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta yang memiliki tanah subur dengan banyak mata air dari pegunungan. Gak heran kalau dijuluki sebagai Kota Seribu Mata Air. Selain alamnya, Klaten juga menawarkan situs bersejarah yang tersebar di berbagai sudut wilayahnya.

Kamu dapat menemukan candi dengan arsitektur beragam di Kota Seribu  Candi ini. Beberapa di antaranya berupa candi Buddha yang kerap digunakan untuk merayakan Waisak, seperti Candi Sojiwan dan Candi Sewu.

Masih ada beberapa candi Buddha lainnya yang dapat kamu kunjungi saat liburan di Klaten. Selengkapnya simak ulasan berikut, ya!

1. Candi Plaosan

6 Candi Bercorak Buddha di Klaten, Semua Dekat PrambananCandi Plaosan Lor (commons.wikimedia.org/Wiranala)

Sekitar tiga kilometer dari Candi Prambanan, terdapat Candi Plaosan di Jalan Candi Plaosan, Plaosan Lor, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Keunikan candi ini terletak pada arsitekturnya yang menggabungkan corak Hindu dan Buddha.

Situs candi Buddha ini dibagi menjadi dua, yakni Plaosan Lor dan Plaosan Kidul yang dipisahkan jalan raya. Candi peninggalan Kerajaan Mataram Kuno ini dibangun pada abad ke-9 sebagai bukti cinta Rakai Pikatan kepada istrinya Pramudya Wardhani.

Rakai Pikatan menganut agama Hindu, sedangkan istrinya menganut agama Buddha. Berdasarkan perbedaan tersebut, Rakai Pikatan sengaja mendesain Candi Plaosan dengan gaya arsitektur dua agama sekaligus.

Namun, Candi Plaosan didominasi corak Buddha, karena terdapat arca Buddha, Candi Perwara, dan Kemuncak Stupa. Setiap bagiannya memiliki relief berbeda-beda. Pada bagian utara, terdapat aneka relief tokoh wanita dan di bagian selatan relief tokoh laki-laki.

Buat kamu yang ingin mengunjungi Candi Plaosan, perlu membayar tiket masuk Rp10 ribu per orang. Buka setiap hari pukul 09.00–17.00 WIB. Namun, sebaiknya kamu datang saat pagi hari atau sore hari, saat matahari tidak terik.

2. Candi Sewu

6 Candi Bercorak Buddha di Klaten, Semua Dekat PrambananCandi Sewu (commons.wikimedia.org/Jakubhal)

Selanjutnya, ada Candi Sewu yang lokasinya juga dekat dengan Candi Plaosan dan hanya 800 meter dari Candi Prambanan. Kompleks candi Buddha terbesar kedua setelah Candi Borobudur ini berlokasi di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Candi dibangun pada abad ke-8 yang berarti lebih tua dari Candi Plaosan.

Berdasarkan Prasasti Kelurak dan Prasasti Manjusrigrha, Candi Sewu memiliki nama sebenarnya Prasada Vajrasana Manjusrigrha. Nama tersebut berarti candi tempat bertakhta Manjusri, salah satu Boddhisatwa (calon biksu) dalam ajaran Buddha.

Sedangkan, nama Candi Sewu disematkan, karena terdapat banyak candi yang mencapai 249 candi di kompleks ini. Diperkirakan candi ini dibangun pertama kali oleh Raja Mataram Kuno Kedua, Rakai Panangkaran pada 746-784.

Kemudian, pernah dipugar dan diperluas oleh Rakai Pikatan. Adanya candi bercorak Buddha yang berdampingan dengan candi Hindu (Candi Prambanan) menunjukkan toleransi beragama.

Candi bersejarah yang kini juga menjadi salah satu destinasi favorit di Klaten. Harga tiket masuknya Rp50 ribu untuk dewasa dan Rp25 ribu untuk anak-anak. Harga tersebut sudah termasuk tiket masuk sejumlah candi lain di kompleks Candi Prambanan. 

3. Candi Lumbung

6 Candi Bercorak Buddha di Klaten, Semua Dekat PrambananCandi Lumbung (commons.wikimedia.org/Jakubhal)

Candi Lumbung berdekatan dengan Candi Sewu, sama-sama berlokasi di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Candi bercorak Buddha ini diperkirakan dibuat pada abad ke-9 hingga ke-10. Bentuknya mirip dengan Candi Sewu, atap candi perwaranya berbentuk stupa.

Kompleks candi ini berupa sebuah candi induk yang dikelilingi 16 candi perwara. Semua candi perwara menghadap ke arah candi utama. Sayangnya, candi utamanya tidak lagi utuh, bahkan atap candi sama sekali tidak tersisa.

Candi ini dapat diakses dari Candi Prambanan. Demikian pula dengan tiket masuknya yang masih menjadi satu pintu. Jadi, sekali kamu membeli tiket masuk Candi Prambanan, maka dapat mengunjungi Candi Sewu, Candi Bubrah, dan Candi Lumbung.

Baca Juga: 3 Jenis Transportasi dari Stasiun Yogyakarta ke Candi Prambanan

4. Candi Bubrah

6 Candi Bercorak Buddha di Klaten, Semua Dekat PrambananCandi Bubrah (commons.wikimedia.org/Gunkarta)

Candi Bubrah merupakan candi bercorak Buddha yang masih satu kompleks dengan Candi Prambanan. Dalam Bahasa Jawa, namanya berarti berantakan. Sebab, candi ini ditemukan dalam kondisi tidak utuh, hanya menyisakan kaki candi dan onggokan batu bekas dinding, serta berantakan.

Candi berukuran 12x12 meter ini dibangun sekitar abad ke-8 pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran. Meski ditemukan dalam kondisi tidak utuh, kemudian dilakukan pemugaran pada 2016-2017. Kini, kamu dapat melihat Candi Bubrah dalam bentuk bangunan tunggal yang menghadap ke timur.

Informasi buatmu, Candi Sewu, Candi Lumbung, dan Candi Bubrah merupakan satu kesatuan. Candi Sewu melambangkan Vajradhatu Mandala dan Candi Lumbung simbol Garbhadhatu Mandala dalam ajaran Buddha. Sedangkan, Candi Bubrah merupakan penyatunya.

5. Candi Sojiwan

6 Candi Bercorak Buddha di Klaten, Semua Dekat PrambananCandi Sojiwan (commons.wikimedia.org/Gunkarta)

Beralih ke Dukuh Kalongan, Desa Kebon Dalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten. Di desa ini, terdapat Candi Sojiwan yang didirikan sebagai bentuk penghormatan dari Raja Dyah Balitung (899-911) untuk nenek, Nini Haji Rakryan Sanjiwana. Nini Haji Rakryan Sanjiwana diduga nama lain dari Ratu Pramudya Wardhani, permaisuri Rakai Pikatan. 

Candi Sojiwan merupakan candi Buddha terbesar kelima di Jawa Tengah, lho. Tingginya sekitar 27 meter dan denah alasanya berukuran 20x20 meter. Atapnya bertingkat susun tiga, setiap tingkatannya terdapat stupa.

Keunikan candi ini terletak pada reliefnya yang cukup terkenal. Pada bagian kaki candi, terdapat relief fabel kisah satwa Jataka dan Awadana yang terdiri dari 12 adegan. Tentu, setiap adegan memiliki makna dan pesan moral berbeda.

Misalnya, relief buaya dan kera yang bermakna bahwa bahaya dapat dihindari dengan kecerdikan. Relief perkelahian banteng dan singa, bermakna bahwa sepatutnya tidak mudah percaya fitnah yang dapat menimbulkan hal buruk. Satu lagi, relief ketam membalas budi, berarti perbuatan baikan akan berbuah keselamatan.

Buat kamu yang mau mengunjungi candi ini, cukup membayar tiket masuk Rp8.000 per orang. Di sekitar area candi terdapat taman yang nyaman untuk piknik dan bersantai. Selain itu, terdapat toko suvenir di dekat kawasan candi.

6. Candi Gana

6 Candi Bercorak Buddha di Klaten, Semua Dekat Prambananreruntuhan Candi Gana (commons.wikimedia.org/Risanprasetyo)

Satu lagi candi bercorak Buddha di Klaten, yakni Candi Gana. Letaknya juga berdekatan dengan kelima candi sebelumnya, tepatnya di Jalan Candi Sewu Nomor 587, Dusun Bener, Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.

Meski Candi Gana dekat dan diduga berkaitan dengan Candi Sewu, tapi tidak termasuk kompleks Candi Prambanan. Kamu dapat mengunjungi candi ini secara terpisah dan tidak akan dikenai biaya tiket masuk. Namun, cukup melapor kepada petugas.

Sebelumnya, candi ini bernama Candi Asu, karena terdapat banyak anjing saat ditemukan dan terdapat relief candi yang menggambarkan wajah singa. Kemudian, warga sekitar pada masa tersebut dialih pandangkan seperti rupa anjing. Beralih menjadi Candi Gana, sebab ditemukan relief gana atau orang kerdil.

Candi yang berada di antara rumah penduduk ini memang kurang mencolok, jika dibanding kelima candi sebelumnya. Selain itu, sebagian besar berupa reruntuhan dan dalam proses pemugaran. Namun, tetap menarik dikunjungi buat kamu yang suka wisata sejarah.

Demikian tadi enam candi bercorak Buddha di Klaten. Lokasinya berdekatan dan kamu bisa mengunjungi keenamnya dalam sehari, jika berangkat pagi. Tertarik untuk mengekplorasinya?

Baca Juga: Info Wisata Festival Lampion Waisak di Candi Borobudur 2024

Topik:

  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya