5 Kelenteng Tertua di Bali, Usianya Ratusan Tahun Lho!

Ada yang berdiri sejak tahun 1548

Bali menjadi salah satu pulau di Indonesia yang telah mendunia. Pulau Dewata seakan memiliki kekuatan magis untuk menarik hati para wisatawan domestik maupun asing.

Banyak keindahan alam yang bisa kamu nikmati, demikian pula dengan tradisi dan budayanya. Kamu pasti sudah tahu kalau mayoritas penduduk Bali memeluk agama Hindu.

Namun, mereka tetap rukun dan toleransi dengan adanya pemeluk agama lain. Terbukti dengan adanya sejumlah kelenteng yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu dan masih terjaga hingga kini. Seperti lima kelenteng tertua di Bali berikut ini.

1. Kelenteng Seng Hong Bio

5 Kelenteng Tertua di Bali, Usianya Ratusan Tahun Lho!TITD Seng Hong Bio (instagram.com/raynardthanpontoh)

Seng Hong Bio merupakan salah satu kelenteng teruta di Buleleng dan Bali. menghadap di Jalan Pulau Flores Nomor 1, Kampung Baru, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Kelenteng yang sudah berdiri sejak tahun 1873 ini, juga disebut sebagai Tempat Ibadat Tri Dharma.

Kelenteng kecil ini berdekatan dengan Klenteng Gwan Kiong, dibangun pada tahun yang sama. Karena letaknya berdekatan, perayaan Imlek dan Cap Go Meh pun semakin meriah. Biasanya, dimulai dengan membersihkan kelenteng secara bersamaan, demikian pula dengan perayaannya.

2. Kelenteng Ling Gwan Kiong

5 Kelenteng Tertua di Bali, Usianya Ratusan Tahun Lho!Klenteng Ling Gwan Kiong (instagram.com/yaqzhanul)

Beralih ke sebelahnya, Klenteng Ling Gwan Kiong berdiri di wilayah eks Pelabuhan Singaraja sejak 1873. Keberadaannya tidak lepas dari hubungan internasional antara kerajaan di Bali dengan Dinasiti Ching di Daratan China.

Meski usianya sudah ratusan tahun, kamu bisa menemukan bangunan ini tidak jauh dari Pantai Lovina, tepatnya di Jalan Erlangga Nomor 65, Kampung Bugis, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.

Seperti bangunan kelenteng bergaya China pada umumnya, didominasi warna merah, kuning keemasan dan putih. Di sini terdapat jembatan dengan naga sebagai ornamennya. Ada pula kolam ikan dengan bunga teratai yang bikin suasana makin tenang.

Fungsinya sama dengan Kelenteng Seng Hong Bio yang menjadi tempat peribadatan umat Tri Dharma. Namun, Kelenteng Ling Gwan Kiong dipercaya sebagai satu-satunya kelenteng yang menggunakan desain atap terbuka di Indonesia.

3. Kelenteng Dharmayana

5 Kelenteng Tertua di Bali, Usianya Ratusan Tahun Lho!Klenteng Dharmayana Kuta (instagram.com/ady_saputra_jrko)

Gak jauh dari Pantai Kuta, terdapat Kelenteng Dharmayana yang sudah berdiri sejak 1876. Kelenteng yang disebut juga Kongco Leeng Gwan kuta ini memang kurang mencolok.

Karena belokasi di sudut Jalan Blambangan, jalur searah dengan lalu lintas yang padat. Namun, Anda akan mudah menemukannya ketika berjalan santai di sekitar area tersebut, tentunya dengan warna merah cerah yang dominan.

Konon, kelenteng ini pernah dikunjungi Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke-14 Tibet saat tur internasional pada 1982 silam. Kelenteng yang terletak di Kabupaten Badung ini juga kerap menjadi destinasi wisata bagi turis domestik maupun asing. Jadi, kamu bebas mengunjungi tempat ibadah umat Tri Dharma ini.

Namun, Anda perlu memerhatikan peraturan yang ada di sini, seperti dilarang mengenakan celana pendek maupun baju singlet. Kamu boleh mengambil foto, tapi hanya di ruang tertentu. Pasalnya, penggunaan flash tidak boleh dilakukan saat memotret di ruang doa.

Baca Juga: 10 Kelenteng Paling Indah di Indonesia, Referensi Wisata Religi Imlek

4. Kelenteng Amurva Bhumi Blahbatuh

5 Kelenteng Tertua di Bali, Usianya Ratusan Tahun Lho!Klenteng Amurva Bhumi Blahbatuh (instagram.com/wendy_santony)

Ada yang lebih tua lagi dari ketiga kelenteng sebelumnya, yakni Kelenteng Amurva Bhumi Blahbatu yang berdiri sejak tahun 1826. Selain usianya yang sudah ratusan tahun, kamu bisa melihat akulturasi agama Hindu dan arsitektur khas China.

Buat yang penasaran, kunjungi saja di Jalan Wisata Gajah Mada Nomor 51, Kemenuh, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Amurva Bhumi Blahbatuh dipercaya memilliki hubungan erat dengan Kleteng Caow Eng Bio di Tanjung Benoa.

Keduanya sama-sama dibangun para imigran dari Pulau Hainan, China. Kelenteng Amurva Bhumi Blahbatuh awalnya hanya bangunan biasa beratap jerami, kemudian mengalami pemugaran hingga tiga kali, yakni tahun 1951, 1968, dan 1988.

Salah satu klenteng tertua di Bali ini juga memiliki acara spesial setiap bulan purnama Fik Wik Cap Go atau bulan kedelapan di penanggalan China. Awalnya, acara tersebut hanya dihadiri para pejabat kerajaan, penasihat raja, dan pedangang. Seiring berjalannya waktu, masyarakat umum pun dapat ikut memeriahkannya.

5. Kelenteng Caow Eng Bio

5 Kelenteng Tertua di Bali, Usianya Ratusan Tahun Lho!Klenteng Caow Eng Bio (instagram.com/pejeng_mecande)

Satu lagi nih kelenteng tertua di Bali, yaitu Kelenteng Caow Eng Bio, Tanjung Benoa. Kelenteng ini diketahui keberadaannya sejak tahun 1548. Konon, pembangunan kelenteng tersebut dilakukan pedagang asal Hainan, China, yang datang ke Bali.

Berbeda dengan sebelumnya, kelenteng ini justru kental dengan arsitektur khas China. Seperti atap melengkung, ornamen naga, warna merah, dan kuning keemasan yang mendominasi.

Selain itu, beberapa patung dewa yang dapat kamu temui di sini, yakni Dewa Naga, altar Dewi Kwan Im, altar Ya Ti kong, Cao Eng Kik Liek, dan Suie Wie Sen Niang di altar utama.

Meski menjadi tempat ibadah penganut Konghuchu dan Buddha, tetapi masyarakat umum dapat mengunjunginya sebagai destinasi wisata. Berlokasi di Jalan Segara Ening Nomor 14, Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Namun, jangan sampai mengganggu prosesi ibadah ya.

Itulah beberapa kelenteng tertua di Bali yang bisa kamu kunjungi saat perayaan Imlek nanti. Kelenteng mana yang paling menarik perhatianmu?

Baca Juga: 10 Kelenteng Paling Indah di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?

Topik:

  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya