7 Wisata Religi Wali Pitu di Bali, Kamu Pernah ke Sini?

Selain Islam, umat agama lain boleh berkunjung

Intinya Sih...

  • Wali Pitu di Bali merupakan wisata religi Islam yang menawarkan tujuh lokasi berbeda, seperti Makam Pangeran Mas Sepuh di Pantai Seseh.
  • Habib Umar bin Yusuf Al-Magribi dan Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar Al Khamid adalah dua ulama lainnya dengan lokasi makam masing-masing di Desa Candi Kuning II dan Desa Kusamba.
  • Keramat Kembar Karangasem, Sheikh Abdul Qodir Muhammad, dan Habib Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih juga merupakan bagian dari Wali Pitu di Bali dengan lokasi makamnya tersendiri.

Pulau Bali terkenal dengan pantai dan wisata alam lainnya yang memanjakan mata. Tak hanya itu, Pulau Dewata ini juga menawarkan wisata budaya yang diminati banyak wisatawan asing. Di sisi lain, Bali juga memiliki wisata religi Islam, meski bukan agama mayoritas di sana.

Salah satu wisata religi Islam di Bali adalah Wali Pitu. Konsep Wali Pitu di Bali berbeda dengan Wali Songo di Jawa. Sebab, istilah tersebut muncul sekitar tahun 1990-2000 yang diperkenalkan oleh pelaku wisata religi dari Jawa yang melancong ke Bali.

Lambat laun, istilah Wali Pitu menjadi paket wisata religi Islam yang ditawarkan para agen travel dengan tarif tertentu. Wali Pitu memiliki peran dalam syiar Islam di Bali, tapi statusnya tidak seperti Wali Songo. Mereka merupakan tokoh Islam (bukan wali), yang kini makamnya kerap diziarahi.

Lantas, di mana saja wisata religi Islam Wali Pitu di Bali? Berikut tujuh lokasi Wali Pitu yang tersebar di Pulau Bali. Simak sampai selesai, ya!

1. Pangeran Mas Sepuh (Keramat Pantai Seseh)

7 Wisata Religi Wali Pitu di Bali, Kamu Pernah ke Sini?Keramat Pantai Seseh (instagram.com/bakri_abdul_aziz)

Makam Pangeran Mas Sepuh merupakan wisata religi bagi dua agama, yakni Hindu dan Islam. Pangeran Mas Sepuh merupakan gelar, sedangkan nama aslinya Sheikh Ahmad Khamdun Khoirussholeh yang lebih dikenal sebagai Raden Amangkuningrat.

Ia adalah anak Raja Mengwi I yang beragama Hindu dan ibunya dari Kerajaan Blambangan yang beragama Islam. Saat kecil, ia berpisah dengan ayahnya dan diasuh ibunya di Blambangan, Banyuwangi.

Setelah dewasa, ia meminta izin untuk bertemu ayahnya, tetapi justru menyebabkan kesalahpahaman dan kecemburuan dari pihak kerajaan. Ia berniat kembali ke Blambangan, tetapi diserang sekelompok orang bersenjata setibanya di Pantai Seseh.

Pertempuran tidak dapat dihindarkan. Ia berpesan untuk dimakamkan dan didirikan pura di Pantai Seseh jika terbunuh. Kemudian, makam yang dikenal sebagai Makam Keramat Seseh ini ditemukan pada 1992. Sedangkan, Pangeran Mas Sepuh terkenal memiliki karomah dapat berjalan di atas permukaan air.

Sebaiknya, kamu membuat janji terlebih dahulu dengan juru kunci yang menjaga dan merawat makam. Sebab, makam ini berdampingan dengan pura dan biasanya sang juru kunci melayani peziarah dari jam 07.00-21.00 WITA. Selain umat Islam, tempat ini juga boleh dikunjungi umat agama lainnya.

Lokasi: Pantai Seseh, Banjar Seseh, Desa Adat Seseh, Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali.

2. Habib Umar bin Yusuf Al-Maghribi (Keramat di Bukit Bedugul)

7 Wisata Religi Wali Pitu di Bali, Kamu Pernah ke Sini?Makam Habib Umar Bin Maulana Yusuf Al-Maghribi (google.com/maps/Patrick Molliere)

Habib Umar bin Yusuf Al-Magribi dipercaya berasal dari Timur Tengah dan tiba di Bali pada abad ke-15. Ia datang bersama dua tokoh lainnya dari sebuah pusat pengembangan Islam di Pulau Talago, Madura. Mereka adalah Sheikh Maulana Raden Musa dan Sheikh Maulana Raden Husein.

Ia diyakini telah meninggal dunia saat bersemedi di Puncak Bukit Tapak, kawasan Cagar Alam Batukaru. Akses masuknya melalui pintu masuk Kebun Raya Eka Karya Bedugul. Peziarah perlu menyerahkan fotokopi tanda pengenal dan disarankan menggunakan jasa pemandu lokal.

Keberadaan komunitas muslim di Desa Candi Kuning tidak lepas dari kehadirannya. Habib Umar bin Yusuf Al-Maghribi bersama para muridnya dahulu dipercaya menetap di wilayah Candi Kuning. Selain sebagai ulama, ia dipercaya sebagai tabib dan negarawan.

Lokasi: Desa Candi Kuning II, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali.

3. Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar bin Abu Bakar Al Khamid

7 Wisata Religi Wali Pitu di Bali, Kamu Pernah ke Sini?Makam Habib Ali Abubakar Al Khamid (instagram.com/alinnnyaa096)

Habib Ali bin Abu Bakar bin Umar Al Khamid merupakan keturunan ke-32 Rasulullah SAW yang menyebarkan agama Islam di Kabupaten Klungkung. Makamnya tidak jauh dari selat yang menghubungkan Klungkung dengan Nusa Penida. Di depan makam, terdapat patung tokoh bersorban dan berjubah sambil menunggang kuda.

Konon, Habib ali menjadi Guru Besar Raja Dalem I Dewa Agung Jambe dari Kerajaan Klungkung. Ia mengajarkan Bahasa Melayu. Ia dihadiahi seekor kuda sebagai kendaraan dari kediamannya di Kusamba menuju Puri Klungkung.

Ia dikaruniai karomah. Salah satunya jika ada orang berkata atau berbuat tidak senonoh, maka akan terdengar angin kencang dan suara menakutkan. 

Umat Islam setempat biasa menggelar haul Habib Ali setiap Ahad pertama pada bulan Sya’ban. Peziarah juga akan lebih banyak dibanding hari biasanya. Mereka datang dari berbagai daerah. Parkir kendaraan akan ditempatkan di bibir Pantai Kusamba, karena makamnya berada di tengah pemukiman.

Lokasi: Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali.

4. Keramat Kembar Karangasem

7 Wisata Religi Wali Pitu di Bali, Kamu Pernah ke Sini?Makam Sheikh Maulana Yusuf Al Baghdi Al Maghribi (instagram.com/margiyantoujb)

Keramat Kembar Karangasem merupakan Makam Maulana Yusuf Al-Baghdadi Al-Maghribi dan Ali bin Zainal Abidin Al-Idrus. Mereka adalah dua ulama penyebar agama Islam di Bali, khususnya Karangasem. Keduanya memiliki kisah berbeda, tapi dimakamkan berdampingan.

Masih minim sumber yang mengisahkan asal-usul Maulana Yusuf Al-Baghdadi Al-Maghribi. Berdasarkan namanya, diyakini bahwa ia berasal dari Bagdad, Irak. Sedangkan, makamnya diperkirakan sudah berusia 350-400 tahun.

Berbeda dengan Habib Ali bin Zainal Abidin Al-Idrus yang dikenal sebagai ulama besar bermukim di Karangasem. Ia mengajar banyak santri dari Bali maupun Lombok. Ia juga berperan sebagai juru kunci makam kuno Sheikh Maulana Yusuf Al-Baghdadi Al-Maghribi.

Ia wafat pada 9 Ramadan 1493 H pada usia 109 tahun. Kemudian, dimakamkan di samping makam Sheikh Maulana Yusuf Al-Baghdadi Al-Maghribi. Kedua tokoh tersebut diakui sebagai bagian dari Wali Pitu di Bali.

Lokasi: Jalan Nenas Bungaya Timur, Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali.

Baca Juga: 9 Destinasi Wisata Religi Wali Songo yang Tersebar di Pulau Jawa

5. Sheikh Abdul Qodir Muhammad (Makam Keramat di Karang Rupit)

7 Wisata Religi Wali Pitu di Bali, Kamu Pernah ke Sini?Makam Keramat The Kwan Lie (instagram.com/hjwahti)

Sheikh Abdul Qodir Muhammad memiliki nama lahir The Kwan Lie. Ia orang Tionghoa yang ikut mengawal iring-iringan yang mengantar Putri Ong Tien menuju Cirebon untuk menikah dengan Sunan Gunung Jati. Setelah itu, ia berguru dengan Sunan Gunung Jati dan mendapat gelar Sheikh Abdul Qadir Muhammad.

Ia mendapat tugas untuk menyebarkan ajaran Islam di tanah Bali. Ia menggunakan perdagangan dan pengobatan sebagai cara syiar. Namun, belum diketahui secara jelas sejak kapan dan di mana saja Syeikh Abdul Qadir Muhammad mulai menyebarkan agama Islam di Bali.

Lokasi: Jalan Singaraja-Gilimanuk, Temukus, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali.

6. Habib Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih

7 Wisata Religi Wali Pitu di Bali, Kamu Pernah ke Sini?Makam Keramat Al-Habib Ali bin Umar Bafaqih (instagram.com/menembuslangit_suryalaya)

Habib Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih merupakan putra pasangan Habib Umar dan Syarifah Nih yang lahir pada 1890 di Banyuwangi. Masa mudanya, ia mendalami ilmu Al-Qur'an dan dikenal sebagai pendekar silat yang tanggung. Pada usia 20 tahun, ia pergi ke Mekkah untuk memperdalam ilmu agamanya.

Sekembalinya dari Tanah Suci, Habib Ali masih memperdalam ilmunya kepada Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura. Setelah melanglang buana untuk memperdalam ilmu, ia sempat mengajar di Madrasah Khairiyah. Jeda setahun, lalu pindah ke Bali atas permintaan Datuk KH. Mohammad Said di Loloan.

Ia mendirikan Pondok Pesantren Syamsul Huda di Loloan Barat. Di sini pula ia dimakamkan setelah wafat dalam usia 107 tahun, pada 27 Februari 1997. Kini, makamnya menjadi salah satu tempat ziarah bagi umat Islam.

Lokasi: Jalan Semangka, Loloan Barat, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.

7. Raden Ayu Siti Khotijah

7 Wisata Religi Wali Pitu di Bali, Kamu Pernah ke Sini?Makam Raden Ayu Pamecutan (instagram.com/sriwulandari12366)

Selain tujuh ulama di atas, Makam Raden Ayu Pemecutan atau Siti Khotijah juga kerap menjadi salah satu tujuan wisata Wali Pitu. Nama aslinya Gusti Ayu Made Rai, sebelum memeluk agama Islam. Ia merupakan Putri Raja Pemecutan yang dipersunting Pangeran Bangkalan.

Sebagai mualaf, ia mendapat pelajaran agama Islam langsung dari sang suami, Raja Bangkalan Madura Cakraningrat IV.

Di atas makamnya, terdapat sebatang pohon yang konon tiba-tiba muncul dan tumbuh sendiri. Meski sudah dicabut, tetap akan tumbuh kembali dan kini dibiarkan hingga ukuran besar.

Lokasi: Jalan Gunung Batukaru, Pemecutan, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali. 

Wisata religi Wali Pitu di Bali tersebut bisa kamu kunjungi pada bulan Ramadan seperti sekarang dan libur Lebaran nanti. Meski konsepnya berbeda dari Wali Songo di Jawa, tapi keberadaan beberapa ulama di atas juga penting dalam penyebaran Islam di Bali.

Apakah kamu sudah pernah mengunjungi salah satunya? Tulis di kolom komentar, ya!

Baca Juga: 8 Wilayah yang Dijuluki Kota Santri, Cocok untuk Wisata Religi

Topik:

  • Dewi Suci Rahayu

Berita Terkini Lainnya