Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Festival Musim Gugur (commons.wikimedia.org/doctorho)

Intinya sih...

  • Festival Musim Semi adalah perayaan paling penting di China, berlangsung selama 15 hari dengan pesta kembang api, tarian barongsai, dan tradisi makan malam Tahun Baru.

  • Festival Perahu Naga ditandai dengan perlombaan perahu naga, makanan tradisional zongzi, dan memahami semangat kolektivitas masyarakat China.

  • Festival Lentera dirayakan dengan pelepasan lentera, pertunjukan seni rakyat, dan makanan khas tangyuan dalam suasana spiritual yang magis.

China bukan cuma dikenal karena sejarah panjang dan peradabannya yang mengakar kuat, tapi juga karena ragam festival budayanya yang spektakuler. Setiap tahun, berbagai kota di Negeri Tirai Bambu ini dipenuhi lampion, tarian naga, dan arak-arakan penuh warna yang menarik perhatian turis dari seluruh dunia. Dari ritual keagamaan sampai perayaan rakyat, festival-festival ini bukan hanya seru, tapi juga memberikan gambaran mendalam tentang cara hidup dan nilai-nilai masyarakat Tionghoa.

Buat wisatawan asing, festival budaya di China adalah pengalaman yang tak terlupakan. Selain menyaksikan tradisi unik secara langsung, banyak juga kesempatan untuk mencicipi kuliner khas, belajar mitologi lokal, dan ikut dalam perayaan bareng penduduk setempat. Momen ini jadi waktu yang pas untuk melihat China dari sisi yang lebih personal dan manusiawi, jauh dari citra modernisasi atau gedung pencakar langit.

Kalau berencana pergi liburan ke sana, berikut ini beberapa festival budaya di China paling seru yang wajib masuk dalam daftar perjalananmu. Cocok buat turis, nih!

1. Festival Musim Semi

potret Festival Musim Semi (commons.wikimedia.org/Xiaotong Gao)

Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek adalah perayaan paling penting di China. Festival ini berlangsung selama 15 hari, dimulai dari hari pertama kalender lunar. Suasana jadi meriah dengan pesta kembang api, tarian barongsai, dan keluarga besar yang berkumpul dalam tradisi makan malam Tahun Baru. Kota-kota besar, seperti Beijing dan Shanghai, bahkan mengadakan parade dan pertunjukan seni jalanan yang megah.

Wisatawan bisa menyaksikan langsung betapa pentingnya nilai kekeluargaan dan penghormatan terhadap leluhur dalam budaya Tionghoa. Di desa-desa, suasana terasa lebih tradisional dengan hiasan merah yang mendominasi rumah-rumah dan kuil. Makanan khas, seperti dumpling, kue keranjang, dan mi panjang umur, pun mudah ditemukan di setiap sudut kota. Festival ini bukan cuma pesta rakyat, tapi juga momentum refleksi dan harapan baru.

2. Festival Perahu Naga

potret Festival Perahu Naga (commons.wikimedia.org/Kelvin Ma)

Festival Perahu Naga digelar setiap tanggal 5 bulan ke-5 kalender lunar sebagai bentuk penghormatan kepada pujangga Qu Yuan. Perayaan ini ditandai dengan perlombaan perahu naga yang seru dan penuh energi di sungai-sungai besar, seperti Sungai Yangtze dan Sungai Pearl. Perahu yang dihias menyerupai naga raksasa itu mendayung cepat diiringi genderang keras yang memompa semangat penonton.

Bukan cuma perlombaan, festival ini juga identik dengan makanan tradisional zongzi, yaitu ketan isi daging atau kacang yang dibungkus daun bambu. Masyarakat lokal membuat zongzi bersama keluarga sambil mengenang semangat patriotik Qu Yuan. Bagi turis, ikut menyaksikan festival ini menjadi cara menarik untuk memahami semangat kolektivitas dan semangat juang masyarakat China. Atmosfernya penuh semangat dan menyatu dengan elemen sejarah yang kuat.

3. Festival Lentera

potret Festival Lentera (commons.wikimedia.org/Vickie399 鄭惠霙)

Festival Lentera dirayakan tepat di malam ke-15 Tahun Baru Imlek sebagai penutup perayaan Tahun Baru. Langit malam dihiasi ribuan lentera berwarna-warni dengan berbagai bentuk yang menggambarkan binatang mitos, dewa-dewi, hingga karakter kartun modern. Di kota seperti Xi’an dan Pingxi, pelepasan lentera menjadi simbol harapan dan doa untuk masa depan yang cerah.

Selain pelepasan lentera, festival ini juga diwarnai pertunjukan seni rakyat, seperti tari singa dan akrobat jalanan. Makanan khasnya adalah tangyuan, bola ketan isi manis yang disantap dalam suasana penuh kehangatan. Wisatawan sering merasa festival ini sangat magis karena suasana malam yang syahdu dipadukan dengan cahaya lentera yang berkilau. Nuansa spiritual dan romantis menyatu dalam tradisi yang sudah berusia ribuan tahun.

4. Festival Hantu Lapar

potret Festival Hantu Lapar (commons.wikimedia.org/Tbatb)

Festival ini mungkin terdengar menyeramkan bagi sebagian orang, tapi justru menyimpan nilai budaya dan spiritual yang kuat. Dirayakan pada bulan ke-7 kalender lunar, Festival Hantu Lapar bertujuan untuk menghormati arwah leluhur dan roh-roh gentayangan agar mendapat kedamaian. Masyarakat membakar dupa, uang kertas replika, dan memberikan persembahan makanan di depan rumah atau kuil.

Bagi wisatawan, festival ini menawarkan pengalaman yang lebih dalam dari sekadar pesta. Tradisi ini menunjukkan betapa masyarakat Tionghoa menjunjung tinggi penghormatan terhadap yang telah tiada. Banyak juga pertunjukan opera jalanan dan pertunjukan bayangan yang ditujukan untuk menghibur para roh. Momen ini bisa membuka pemahaman baru soal hubungan manusia dengan dunia spiritual dalam budaya Timur.

5. Festival Musim Gugur

potret Festival Musim Gugur (commons.wikimedia.org/doctorho)

Festival Musim Gugur atau Festival Kue Bulan adalah simbol reuni keluarga dan rasa syukur. Dirayakan saat bulan purnama paling terang di bulan kedelapan kalender lunar, festival ini identik dengan kue bulan yang memiliki isian pasta kacang merah, biji lotus, atau telur asin. Bulan purnama dalam kepercayaan Tionghoa melambangkan kesempurnaan dan kebersamaan.

Festival ini sering dirayakan dengan pesta kecil di rumah sambil memandangi bulan dan menceritakan legenda Chang’e, sang dewi bulan. Di beberapa kota, digelar juga pertunjukan musik tradisional dan parade lentera berbentuk kelinci giok. Suasana festival ini lebih tenang dan kontemplatif dibanding perayaan lainnya. Bagi wisatawan, ini saat yang cocok untuk menyatu dalam suasana kekeluargaan lokal dan menikmati malam penuh makna.

Setiap festival budaya di China menyimpan cerita, makna, dan semangat yang khas. Pengalaman menyaksikan langsung perayaan-perayaan ini gak cuma memperluas wawasan, tapi juga menciptakan kenangan mendalam selama perjalanan. Dari gegap gempita Tahun Baru Imlek sampai magisnya malam lentera, semua momen ini mengajak siapa pun lebih dekat dengan tradisi yang telah bertahan ribuan tahun. Kalau ingin menikmati sisi terbaik dari budaya China, datang saat festival adalah pilihan yang gak pernah salah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team