Masjid Kapitan Keling, Penang (commons.wikimedia.org/Pufacz)
Hari kedua di Penang, kamu bisa menghabiskan waktu seharian untuk keliling kota George Town. Ada banyak bangunan bersejarah dan beberapa sudut kota yang menarik untuk dijelajahi, termasuk street art-nya. Lokasi setiap tempat wisatanya pun berdekatan.
- Penang Peranakan Mansion.
Awali perjalananmu pada hari kedua dari Penang Peranakan Mansion di Church Street, George Town. Awalnya, mansion ini adalah rumah Chung Keng Kwee, seorang kapiten asal China yang dibangun pada abad ke-19. Fungsinya tidak hanya sebagai rumah, tetapi juga kantor untuk organisasi rahasianya Hai San.
Kemudian, ia menikahi gadis asal Malaysia dan menjadikan lahirnya peranakan China-Melayu. Kata ‘peranakan’ itulah yang digunakan untuk nama rumah yang mirip dengan gaya Townhouse China pada masanya. Sementara itu, interiornya banyak diisi dengan perabotan bergaya Eropa, termasuk ubin lantai keramik stoke-on-trent.
Bangunan berarsitektur China lainnya yang wajib kamu kunjungi adalah The Blue Mansion. Bangunan mewah ini dibangun oleh Cheong Fatt Tze, pengusaha kaya asal China. Rumah megah nan elegan tersebut memiliki 220 jendela yang disesuaikan untuk menghadapi panas dan teriknya Penang.
The Blue Mansion sempat mengalami beberapa kerusakan dan membutuhkan waktu sekitar 6 tahun untuk merekonstruksi ulang seperti aslinya. Kini menjadi hotel dan museum yang dapat dikunjungi masyarakat umum. Bahkan, tempat ini mendapatkan beberapa penghargaan, salah satunya UNESCO’s The Most Excellent Project in the Asia Pacific Heritage Award 2000.
Love Lane merupakan jalan sempit yang mengubungkan Farquhar Street dan Chulia Street. Di sini kamu akan menjumpai deretan ruko bergaya kolonial, kafe, bar trendi, dan hostel murah. Meski sudah berbaur dengan gaya hidup modern, tetapi nuansa sejarahnya masih terasa.
Kawasan ini populer bagi para backpacker dan wisatawan yang ingin mencari suasana ramai di Penang. Sebaiknya kamu menjelajahi tempat ini dengan berjalan kaki dan mampir di salah satu kafe untuk menikmati suasananya. Salah satu menu yang wajib kamu cicipi adalah white coffee Malaysia.
Setelah sebelumnya mengunjungi beberapa bangunan dengan nuansa China dan Eropa, biar makin lengkap kamu bisa ke Masjid Kapitan Keling. Masjid ini dibangun pada 1801 oleh umat Islam India dan memiliki gaya Indo-Moor yang mencolok. Masjid tertua di Penang tersebut juga menjadi saksi berkembangnya Islam di Penang.
Buat kamu pencinta street art, jangan sampai melewatkan Armenian Street, Chulia Street, dan Muntri Street yang menjadi salah satu spot menarik di George Town. Awalnya, tempat ini merupakan rumah etnis Tionghoa dan perkumpulan rahasia. Setelah mengalami gentrifikasi, kini menjadi kawasan pertokoan, kafe, dan kedai makanan dengan beberapa mural yang terkenal.
Clan Jetties juga menjadi pemukiman etnis Tionghoa di Penang, tetapi menawarkan nuansa berbeda. Sebab, tempat yang dibangun sejak akhir abad ke-19 ini merupakan pemukiman tradisional Tionghoa dan masih ditinggali hingga saat ini. Berbeda dari sebelumnya, pemukiman di sini justru berupa rumah panggung yang dibangun di atas air berlatar pemandangan yang menarik.
Kurang lengkap rasanya tanpa wisata kuliner sehari saja di Penang. Kali ini kamu bisa menikmati suasana malam dan menikmati kuliner di New Lane Hawker Centre. Tempat ini buka setiap hari pukul 16.00, saat Lorong Baru di George Town di tutup untuk lalu lintas kendaraan.
Jalanan tersebut akan berubah menjadi pusat jajanan kaki lima yang ramai. Kamu bisa menyantap hidangan makan malam sambil duduk di kursi yang tersedia. Beberapa makanan yang wajib kamu cobain di sini, yakni char kway teow, chee cheong fun, dan bubur khas China.