Cuexcomate berasal dari bahasa asli suku setempat yang berarti “mangkok penyimpanan”. Nama yang cocok karena bagian tengah gunung ini berlubang dan dalamnya berongga. Bahkan rongganya cukup luas.
Dikutip dari en.wikipedia.org, Cuexcomate pertama kali ditemukan warga sekitar tahun 1600-an pasca erupsi Gunung Popo, yang lokasinya tak jauh dari situ. Pada tahun 1660-an, Cuexcomate mengalami erupsi dan setelah itu tidak pernah lagi menunjukkan aktivitas kegunung apian.
Setelah lama diteliti oleh beberapa ilmuwan, Hugo Beraldi menjelaskan dalam slideshare.net, bahwa Cuexcomate lebih tepat disebut sebagai geiser ketimbang gunung berapi. Secara fisik memang Cuexcomate layak disebut sebagai gunung berapi karena berbentuk seperti kubah dan memiliki kawah di bagian tengah.
Nyatanya, dari penelitian terhadap struktur dan kandungan batuan penyusunnya, Cuexcomate lebih tepat disebut sebagai geiser.
Dikutip dari id.wikipedia.org, geiser adalah sejenis sumber mata air panas yang menyemburkan cairan serta uap panas secara periodik. Mungkin apa yang diduga oleh masyarakat setempat sebagai erupsi pada tahun 1660-an, sebenarnya hanyalah semburan air dan uap panas secara besar-besaran.
Cuexcomate sendiri sebenarnya terbentuk dari material-material yang terlempar saat erupsi Gunung Popo pada tahun 1064.