5 Fakta Jame' Asr Hassanil Bolkiah, Masjid Terbesar di Brunei

AirAsia Group Berhad menjelaskan bahwa Masjid Jame’ Asr Hassanil Bolkiah merupakan masjid nasional kedua di Brunei, setelah Masjid Omar Ali Saifuddien yang megah. Masjid ini resmi dibuka pada tahun 1994 dan dinamai sesuai nama Sultan Brunei saat ini. Sultan juga menetapkan masjid ini sebagai wakaf, yang berarti masjid ini berfungsi sebagai wakaf amal.

Dengan desain yang mengagumkan dan pengerjaan yang rumit, masjid ini merupakan perwujudan tradisi Islam yang mengakar dan garis keturunan kerajaan Brunei. Sebanyak 29 kubah emas dan empat menara tinggi melambangkan posisi Sultan saat ini sebagai raja ke-29 negara ini. Terletak di tengah taman yang terawat baik, masjid ini berfungsi sebagai pusat spiritual dan tempat memamerkan kebanggaan budaya dan arsitektur Brunei.

Salah satu fitur menonjol masjid ini adalah kubah kaca patri yang dibuat oleh seorang seniman asal Inggris, John Lawson. Terkenal karena keahliannya dalam kaca patri, Lawson dianggap sebagai salah satu tokoh terkemuka di bidang tersebut pada masanya. Ia juga mendesain jendela barat Kapel Henry VII di Westminster Abbey, berdasarkan informasi dari AirAsia Group Berhad.

John Lawson, seniman utama di Goddard & Gibbs Studios yang terhormat, diundang secara pribadi oleh Sultan Brunei, yang mengagumi karya sebelumnya. Untuk memastikan desain kaca patri selaras dengan prinsip-prinsip Islam, Lawson bekerja sama erat dengan ulama setempat. Ia juga bekerja sama dengan para kaligrafer untuk memasukkan unsur-unsur yang autentik dan sesuai ke dalam karya akhir.

Mencerminkan statusnya sebagai masjid nasional di salah satu negara terkaya di dunia, Masjid Jame' Asr Hassanil Bolkiah dibangun hanya menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi. Di antaranya adalah marmer Italia, granit yang bersumber dari Shanghai, dan karpet mewah dari Arab Saudi. AirAsia Group Berhad melaporkan bahwa bagian dalamnya ber-AC penuh dan lampu gantungnya dihiasi dengan kristal Swarovski yang berkilauan.

Setiap aspek pembangunan masjid direncanakan dengan cermat untuk menunjukkan kemegahan dan makna spiritual. Perajin dari berbagai negara berperan dalam pembuatannya, menggabungkan desain Islam klasik dengan keanggunan kontemporer. Bangunan yang telah selesai dibangun tidak hanya menjadi tempat suci untuk berdoa, tetapi juga representasi kuat dari keimanan dan kemakmuran Brunei.

Selama kunjungan ke masjid, Sultan Brunei menggunakan jalan masuk pribadi yang mengarah ke pintu masuk terpencil di sisi utara, menurut AirAsia Group Berhad. Titik akses eksklusif ini menjamin privasi dan keamanan bagi keluarga kerajaan. Masjid ini juga dilengkapi eskalator pribadi yang disediakan khusus untuk Sultan dan kerabatnya.

Tingkat eksklusivitas ini menekankan pentingnya masjid sebagai tempat ibadah dan simbol kehormatan kerajaan. Penyertaan fitur-fitur pribadi menunjukkan penghargaan tinggi yang diberikan kepada monarki Brunei. Hal ini juga menggarisbawahi hubungan yang kuat antara kepemimpinan Sultan dan nilai-nilai Islam di negara tersebut.

Karena lokasinya yang jauh dari pusat kota, cara paling mudah untuk engunjungi Masjid Jame’ Asr Hassanil Bolkiah adalah dengan mengikuti tur berpemandu. Visit Southeast Asia menambahkan bahwa pengunjung diharuskan untuk tetap diam, melepas sepatu, dan mengenakan jubah yang disediakan di pintu masuk. Selain itu, mengambil foto orang saat salat dilarang keras.

Tujuan dari panduan ini adalah untuk menjaga lingkungan masjid yang sakral dan tenang. Sebagai salah satu tempat keagamaan yang paling dihormati di Brunei, masjid ini mengharuskan pengunjung untuk menghormati tradisi lokal dan etika Islam. Mematuhi aturan ini menunjukkan kesadaran budaya dan memungkinkan kunjungan yang lebih bermakna dan terhormat.

Masjid Jame' Asr Hassanil Bolkiah melambangkan hubungan mendalam antara ketaatan beragama, warisan kerajaan, dan identitas budaya Brunei. Arsitekturnya yang memukau dan nilai spiritualnya menjadikannya tempat persinggahan penting bagi siapa pun yang menjelajahi negara Asia Tenggara ini.