Keindahan Gunung Penanggungan: Informasi Lokasi dan Daya Tarik

Gunung Penanggungan berdiri kokok membelah dua wilayah, yaitu Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan. Gunung dengan tinggi 1653 meter ini mempunyai puncak yang sama persis dengan Puncak Mahameru, lho. Tak salah jika banyak yang bilang gunung ini sebagai replika Gunung Semeru.

Nama lain dari Gunung Penanggungan adalah Gunung Pawitra yang maknanya kesucian. Nama tersebut juga tertulis di sebuah prasasti yang ada di Desa Sukci, Gempol, Pasuruan.

Prasasti Cunggrang, orang menyebutnya, ditulis oleh Mpu Sindok tahun 929 Masehi.

Pendakian ini dimulai dari pintu masuk Desa Tamiajeng. Jaraknya sekitar 37 km dari pusat Kota Mojokerto. Lama tempuhnya sekitar 1 jam perjalanan. Kamu harus mengarah ke selatan kota Mojokerto. Jalannya sendiri sudah lumayan bagus.

Tujulah ke arah Mojosari, sesampai di Pertigaan Tugu Kota, ambil kanan. Lurus saja hingga sampai ke perempatan. Ambil kiri, terus sampai ke Jalan Ngoro Industri. Lurus saja ikuti jalan hingga sampai ke Kecamatan Trawas.

Untuk menuju ke lokasi perizinan yang ada di Desa Tamiajeng, kamu tinggal mengikuti arahnya saja. Tak jauh dari Koramil Trawas, akan ada arah ke kiri untuk menuju Pos Perijinan. Ikuti saja hingga sampai di sana, ya. Mudah banget, kok!

Untuk bisa masuk ke kawasan Gunung Penangungan, kamu harus membayar Rp10.000. Untuk ketentuannya, kamu harus membawa identitas diri, surat kesehatan, dan setidaknya membawa barang-barang standar pendakian seperti tenda, sleeping bag, dan lain sebagainya.

Jam operasionalnya buka setiap hari. Kamu bisa datang kapan saja dengan teman-teman kamu. Perlu diingat, Gunung Penanggungan selalu ramai di weekends dan hari libur. Jika ingin suasana yang tenang, hindari waktu tersebut, ya.

Hal yang menarik dari Gunung Pananggungan adalah keindahan alamnya. Suguhan pemandangan hijau bakal manjakan mata. Kamu bakal dibuatnya terkagum-kagum ketika melewati jalurnya yang tidak terlalu sulit untuk dilewati.

Gunung Penanggungan juga dipercaya memiliki kisah mistis yang kerap kali pendaki lain ceritakan. Hal tersebut dikarenakan banyaknya candi dan situs purbakala yang ada di lereng gunung tersebut. Bahkan oleh Pemerintah Mojokerto, Gunung Penanggungan dijadikan wisata edukasi sejarah yang juga ramai oleh pengunjung.

Daya tarik lainnya adalah bentuknya yang menyerupai Gunung Semeru. Namun begitu, gunung ini tidaklah terlalu tinggi. Hanya beberapa jam saja untuk sampai di puncaknya. Jadi, jika kamu ingin mencoba mendaki sebagai pemula, gunung ini bisa kamu masukkan wishlist kamu, lho.

Untuk jalur pendakian Tamiajeng memiliki 4 pos pendakian di jalurnya, satu Puncak Bayangan, dan untuk tujuan akhirnya adalah Puncak Pawitra. Dari pos perizinan ke pos satu memiliki jalur yang cukup landai, begitupun dari pos 1 ke pos 2.

Sedang dari pos 2 ke pos 3 dan 4, jalur yang kamu lalui akan berubah menjadi tanah yang padat. Di jalur ini, kamu juga akan diajak untuk menanjak. Jadi perhatikan cara bernafas kamu sehingga nantinya tidak mudah lelah. Siapkan makanan manis seperti permen atau madu untuk tetap segar.

Sampai pos 4 dan akan menuju ke Puncak Bayangan, kamu harus benar-benar fokus. Jalur ini sangat miring sehingga jika kamu tergelincir, nyawa adalah taruhannya. Usahakan untuk beristirahat jika merasa lelah, ya.

Puncak Bayangan adalah tempat terbaik untuk mendirikan tenda. Di sini pula kamu bisa meninggalkan barang kamu untuk mendaki ke Puncak Pawitra. Cukup bawa barang berharga saja dan sebotol air minum.

Meski tidak terlalu tinggi, kita juga tidak boleh meremehkan Gunung Penanggungan. Bawa peralatan yang lengkap, khususnya jaket dan alat-alat lainnya. Jangan lupa untuk membawa logistik yang cukup apalagi air minum. Ikuti aturan di sana, dijamin pasti selamat. Selamat mendaki!