Kelenteng Cu An Kiong (instagram.com/iansetyadi)
Satu lagi kelenteng di Lasem, yakni Cu An Kiong yang berlokasi di Jalan Dasun Nomor 19, Pereng, Desa Soditan. Cu An Kiong merupakan kelenteng tertua di Lasem yang terkenal dengan keindahan detail ornamen atap, ukiran kayu, pahatan, serta mural pada dinding bagian dalam kelenteng.Tidak ada yang tahu pasti kapan kelenteng ini berdiri, tapi sebuah dokumen kuno yang terdapat di salah satu museum Den Hag, Belanda menyatakan bahwa klenteng ini dibangun pada tahun 1477, kemudian pernah dipugar besar-besaran pada 1869.
Bentuk bangunannya khas daerah China bagian selatan, berbentuk persegi atau siheyuan dengan atao ekor walet –atap Ying Shan atau Yinwei Xing. Di daerah asalnya, jenis atap ini hanya digunakan sebagai atap bangunan kuil dan kantor. Sedangkan di Lasem, beberapa rumah pun memiliki jenis atap ekor walet yang dipercaya sebagai simbol tolak balak.
Kelenteng yang tepat berada di tepi Sungai Lasem ini dipenuhi ragam hias simbolik yang menggambarkan prinsip Yin dan Yang. Simbolik Yin berupa burung phoenix yang terpahat di bagian kiri teras kelenteng. Sedangkan simbol Yang berupa naga di bagian kanan kelenteng.
Hal lain yang membuat kelenteng ini semakin unik adalah adanya ukiran diorama yang terinspirasi dari Roman Tiga Negara, San Guo Yan Yi. Mural monokrom di dinding kelenteng diambil dari 100 panel ‘komik’ Fengshen Yanyi atau kisah Mitologi Dewa-Dewa Taois karya Xu Zhonglin. Komik tersebut mengisahkan penggulingan Raja Zou (Dinasti Shang) oleh Raja Wu dari Dinasti Zhou.
Seperti kedua kelenteng sebelumnya, Cu An Kiong menjadikan Dewi Ma Zu sebagai dewa utama. Figurnya akan diletakkan di altar utama saat tanggal ulang tahunnya pada 23 bulan 3 penanggalan Imlek. Karena sangat dipuja, pengunjung tabu untuk mengabadikan figur Ma Zu menggunakan kamera.
Ketiga kelenteng di Lasem tersebut letaknya berdekatan dan menjadikan Dewi Ma Zu sebagai dewa utama. Ketiganya berusia lebih dari 2 abad dan memiliki keunikan masing-masing. Seperti mural, ornamen, maupun figur yang berada di kelenteng.