ilustrasi geisha (pexels.com/Arnie Papp)
Tidak hanya wajah, geisha juga merias bagian depan dan belakang lehernya dengan warna putih. Pada bagian belakang leher, mereka menggambar garis untuk memberikan ilusi leher yang tampak lebih panjang dan ramping.
Proses merias wajah ini terbilang cukup rumit. Mulanya, geisha melelehkan lilin khusus yang disebut abura di seluruh wajah dan lehernya untuk membuat kulit terlihat rata dan sebagai pelindung kulit dari cat putih yang akan diaplikasikan.
Langkah berikutnya adalah penggunaan foundation putih yang disebut Oshiroi, yang berarti “bedak putih”. Bedak ini dicampur dengan air hingga membentuk pasta dan kemudian diaplikasikan ke wajah dan leher menggunakan kuas khsuus yang disebut Hake.
Setelah itu, geisha melukis dua garis di bagian belakang lehernya yang memberi kesan bahwa riasannya seperti topeng dan menyisakan sedikit area kulit yang terlihat karena secara tradisional bagian tengkuk wanita dianggap seksi. Pada acara formal, geisha akan melukis tiga garis pada lehernya yang disebut sanbonashi.
Setelah foundation putih diaplikasikan, geisha menepukkan bedak putih yang disebut kona oshiroi di seluruh wajah untuk memberikan tampilan yang lebih lembut.
Bukan tanpa alasan, penggunaan riasan wajah berwarna putih pada geisha sebenarnya menyimpan makna yang cukup mendalam. Dengan proses riasannya yang juga panjang ini, sudah seharusnya geisha dihargai sebagai perempuan yang terhormat.