Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perbedaan Geisha dan Maiko, Ikon Budaya Populer di Jepang

ilustrasi geisha (pexels.com/Arnie Papp)
ilustrasi geisha (pexels.com/Arnie Papp)
Intinya sih...
  • Geisha adalah seniman profesional dengan penampilan unik dan menguasai seni tradisional Jepang.
  • Maiko merupakan calon geisha yang masih dalam masa pelatihan, berusia 15-20 tahun, dan tinggal di rumah asrama geisha.
  • Riasan, pakaian, dan aksesori membedakan geisha dan maiko, serta menunjukkan tingkat pengalaman dan status mereka dalam budaya Jepang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Selain tempat wisata dan kulinernya, Jepang juga dikenal dengan kekayaan budaya. Salah satu budaya Jepang yang menarik perhatian adalah kehadiran geisha dengan penampilan yang unik.

Geisha bisa ditemukan di beberapa kota di Jepang, seperti, Kyoto, Tokyo, dan Kanzawa. Namun, jika ingin merasakan budaya geisha yang paling bergensi, wisatawan bisa mengunjungi ibu kota lama Jepang, yakni Kyoto.

Memiliki penampilan yang mirip dengan geisha, ada juga yang dinamakan maiko. Meski sama-sama merupakan identik dengan budaya Jepang, keduanya memiliki perbedaan dari berbagai sisi, lho. Ini perbedaan geisha dan maiko yang sama-sama populer di Jepang!

1.Perbedaan mendasar

ilustrasi geisha (commons.wikimedia.org/Jon Rawlinson)
ilustrasi geisha (commons.wikimedia.org/Jon Rawlinson)

Sebelum membahas lebih jauh, perlu diketahui lebih dulu bahwa geisha adalah seniman profesional yang terdaftar dalam asosiasi geisha resmi dan menguasai seni tradisional Jepang, seperti bermain shamisen, menari, dan upacara minum teh.

“Gei” berarti seni dan “Sha” berarti orang, yang jika diartikan berarti “orang seni." Geisha atau geiko (sebutan geisha dalam dialek Kyoto) biasanya berusia di atas 20 tahun. Dibutuhkan proses panjang dan dedikasi tinggi untuk jadi geisha, terutama di Kyoto.

Sementara itu, maiko jika diartikan adalah “anak yang menari." Kata “Mai” berarti tarian dan “-ko” mengacu pada seorang anak. Maiko adalah calon geisha yang masih dalam masa pelatihan untuk menyepurnakan keterampilan budaya dan hiburan tradisional Jepang.

Maiko biasanya berusia 15—20 tahun, walaupun begitu, ada juga yang usianya lebih dari 20 tahun dikarenakan perlu menjalani tahap maiko yang lebih lama. Maiko harus tinggal di rumah asrama geisha (okiya) bersama ibu asuh mereka (okami-san) selama 5 tahun. Maiko juga tidak diperbolehkan memiliki ponsel, membawa uang, atau memiliki pacar. Menariknya, tahap maiko ini hanya ada di Kyoto, sedangkan di distrik geisha lain tidak ada.

2.Keterampilan

ilustrasi maiko (commons.wikimedia.org/Takaaki Kawai)
ilustrasi maiko (commons.wikimedia.org/Takaaki Kawai)

Karena masih dalam masa pelatihan, maiko biasanya lebih pendiam dan hanya mengangguk atau tersenyum. Seorang maiko, setiap harinya juga akan menghadiri sekolah tari dan berlatih memainkan shamisen hingga mahir.

Sebaliknya, karena sudah melewati pelatihan yang cukup panjang, seorang geisha sudah berpengalaman dan menguasai berbagai seni tradisional Jepang. Geisha juga sudah ahli dalam memulai dan menjaga alur percakapan. Ia tahu bagaimana membawa obrolan yang membuat tamu merasa tenang, santai, dan bahagia.

3.Riasan

ilustrasi riasan rambut maiko (pexels.com/Arnie Papp)
ilustrasi riasan rambut maiko (pexels.com/Arnie Papp)

Salah satu hal yang menarik perhatian dari geisha adalah riasan putih di wajahnya. Sebenarnya geisha dan maiko tidak selalu memakai riasan putih ini setiap saat. Namun, ketika memakainya, geisha memiliki wajah yang sepenuhnya putih, sementara maiko menyisakan sedikit ruang antara garis rambut dan kulit yang diberi bedak putih.

Geisha mewarna kedua bibirnya dengan warna merah, sedangkan maiko, terutama yang masih junior, hanya mewarnai bibir bagian bawah. Geisha memiliki warna merah yang lebih halus di sekitar matanya, sementara maiko riasan merahnya lebih khas. Maiko menggunakan perona pipi merah muda agar selalu terlihat muda dan polos, sedangkan geisha tidak.

Untuk riasan rambut, geisha memakai wig karena seiring bertambahnya usia dan penataan rambut berulang bisa merusah rambut asli mereka. Sementara itu, maiko tidak memakai wig dan harus menata rambut asli mereka. Maiko juga mengenakan hiasan rambut berwarna-warni dengan motif bunga yang berganti setiap bulan.

Geisha tidak memakai hiasan atau tusuk rambut, jika pun memakai, bentuknya sangat sederhana. Sedangkan tusuk rambut pada maiko berwarna perak dan menjuntai atau disebut bira.

4.Pakaian yang dikenakan

ilustrasi maiko (pexels.com/Ivan Siarbolin)
ilustrasi maiko (pexels.com/Ivan Siarbolin)

Perbedaan selanjutnya yang bisa memudahkan saat membedakan geisha dan maiko adalah pakaian yang mereka kenakan. Dari kimono saja, terlihat bahwa maiko memakai yang berwarna cerah dengan motif bunga dan lengan panjang yang disebut furisode. Sementara itu, geisha memakai kimono sederhana dengan lengan pendek yang disebut tomesode.

Maiko juga memakai kerah yang dihiasi bordiran merah, di mana jumlah bordiran tersebut menunjukkan tingkat kemudaannya dan sejauh mana pengetahuannya. Jika masih tahap awal pelatihan, makan akan lebih banyak bordiran merah. Sementara itu, geisha memakai kerah berwarna putih polos. Karena itu, saat seorang maiko resmi menjadi geisha, proses tersebut disebut “berbalik kerah."

Obi atau ikat pinggang lebar yang digunakan maiko sangat mencolok karena panjangnya sekitar 6 meter dengan lebar bagian depan menutupi seluruh dada dan desainnya biasanya berawarna emas atau perak pada bagian perut. Sebaliknya, obi milik geisha lebih pendek.

Sandal juga membedakan antara geisha dan maiko. Maiko memakai sandal tinggi yang disebut okobo dan biasanya dilengkapi lonceng kecil yang berbunyi saat mereka berjalan. Sementara itu, geisha memakai sandal pendek yang disebut zori.

Walaupun sekilas mirip, tapi geisha dan maiko sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup mencolok pada tampilan serta riasannya. Perlu diperhatikan juga, geisha dan maiko ini bukan layanan seksual, karena masih banyak yang menganggap demikian, jadi bersikap hormat saat bertemu dengan mereka di Jepang, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us