Kenapa Kyoto Jadi Kota Favorit Wisatawan? Ternyata Ini Alasannya!

Jepang identik dengan Tokyo. Well, gak dipungkiri, pamor Tokyo di kalangan wisatawan memang sudah santer ke mana-mana. Namun Jepang bukan hanya tentang Tokyo saja. Lebih dari itu, Negeri Sakura juga punya sejumlah kota cantik yang siap bikin momen liburan kamu jadi gak terlupakan dan Kyoto adalah salah satunya.
Gak banyak yang tahu, Kyoto merupakan ibukota pertama Jepang. Jauh sebelum Tokyo dipilih, Kyoto sudah lebih dulu menyandang status sebagai ibukota dari abad ke 8 hingga abad ke 19 Masehi. Meski kini gak lagi jadi ibukota, Kyoto tetap layak masuk ke list wisata kamu di tahun ini. Jadi apa sih yang menarik dari kota satu ini?
1. Di Kyoto, kamu bisa berkenalan dengan geisha
Kamu yang suka segala hal tentang Jepang, harusnya gak asing lagi dengan geisha (芸者) atau perempuan berbaju kimono dengan wajah putih. Geisha atau yang juga disebut geiko dalam dialek lokal, merupakan seniman tradisional Jepang.
Di masa lalu, laki-lakilah yang melakukan pekerjaan ini. Namun kini, mayoritas geisha adalah perempuan. Mereka menghibur tamu eksklusif yang datang ke kedai teh dengan pertunjukan musik, menari, atau menemani tamu mengobrol.
Geisha pertama muncul di Kyoto, tepatnya di Distrik Gion pada abad ke 17. Saat itu Kyoto masih menjadi ibukota Kekaisaran Jepang sehingga kota ini selalu ramai dan menjadi pusat segalanya.
Jika kamu datang ke Kyoto saat ada festival, kemungkinan besar kamu juga akan bertemu para geisha. Pasalnya selain menghibur tamu di kedai teh atau okiya, geisha juga kerap mengikuti parade, festival tahunan, hingga kuil-kuil pada momen tertentu.
2. Kyoto merupakan rumah bagi ratusan kuil suci Kuil Kiyomizu-dera
Mayoritas warga Jepang menganut agama Shinto di masa lalu. Meski begitu, negara ini juga merupakan rumah bagi ratusan kuil Budha bersejarah. Di Kyoto terutama, kamu akan menemukan 1.600 kuil Buddha bersejarah yang tersebar di berbagai wilayah.
Menariknya lagi, kuil-kuil ini bukan hanya berusia seratus atau dua ratus tahun saja, karena beberapa di antaranya bahkan berusia lebih dari satu milenium alias lebih dari seribu tahun. Kuil Kiyomizu-dera salah satunya. Dibangun pada tahun 778, kuil ini merupakan kuil tertua dan salah satu yang terindah di Kyoto.
Buat kamu yang mau berkunjung, musim gugur adalah waktu paling tepat. Hamparan dedaunan berwarna oranye dan kecokelatan bikin pemandangan kuil jadi semakin cantik.
Selain kuil Buddha, Kyoto juga memiliki lebih dari 400 kuil warna-warni. Bukan kuil Buddha, kuil-kuil ini adalah tempat beribadah bagi agama kuno di Jepang seperti Fushimi Inari Taisha, dan Yasaka Jinja.
3. Pemandangan alam di Kyoto selalu indah di setiap musim
Berbeda dengan kota lain, Kyoto gak memiliki gedung pencakar langit. Di sini, budaya, bangunan peninggalan sejarah, hingga alam terjaga dengan baik. Buat kamu yang suka berada di alam, Kyoto jadi destinasi yang tepat.
Di kota ini kamu bisa menaiki perahu dan menyusuri Sungai Hozu, meniti Jembatan Togetsukyo, jalan-jalan di Taman Arashiyama, hingga mengunjungi Kuil Tenryuji yang merupakan kuil zen terbesar yang dibangun pada tahun 1399.
Setelah berkeliling kuil, kamu bisa menikmati hidangan tradisional Jepang di Shigetsu, sebuah restoran tersembunyi yang letaknya gak jauh dari kuil. Perut sudah kenyang, kamu bisa menjelajahi hutan bambu Sagano yang terkenal. Selain pemandangannya yang sudah jelas cantik, suara benturan pohon bambu yang muncul karena tertiup angin juga menciptakan suasana yang menenangkan hati.
4. Berkunjung ke Kyoto, kamu juga bisa mengikuti upacara minum teh tradisional
Semua orang tahu matcha. Tapi gak semua orang tahu, kalau Kyoto adalah kota pertama yang memperkenalkan matcha di Jepang. Sekitar 800 tahun lalu, orang-orang di Kyoto mulai menanam daun teh Camellia sinensis di daerah Uji yang memang dekat dengan pegunungan. Ratusan tahun berlalu, kini kamu bisa menikmati matcha dalam berbagai bentuk.
Selain minuman, kamu juga bisa menikmati es krim, kue soes, coklat, manisan, hingga kue tradisional bernama yatsuhashi yang semuanya menggunakan matcha sebagai bahan utamanya. Gak hanya itu, di Kyoto kamu juga bisa mengikuti chanoyu atau upacara minum teh tradisional di kedai teh tertentu. Prosesnya dimulai dengan mempersiapkan daun teh dan peralatan, membuat, hingga ritual minum teh.
5. Setelah seharian jalan-jalan, kamu bisa bermalam di rumah tradisional Jepang, Ryokan
Kamu yang suka nonton film atau kartun Jepang, pasti sadar kalau rumah-rumah di Jepang memiliki arsitektur yang berbeda dengan rumah di Indonesia. Alih-alih tembok, arsitektur rumah Jepang menggunakan unsur kayu dengan pintu yang masih digeser. Nah rumah dengan arsitektur ini disebut ryokan. Ryokan sendiri merupakan rumah tradisional Jepang.
Di Tokyo, ryokan seperti ini sudah lumayan sulit dicari. Namun di Kyoto, kamu akan menemukan banyak rumah ryokan. Gak hanya rumah penduduk setempat, beberapa penginapan juga mengusung konsep ryokan yang sudah dimodifikasi. Sebuah ryokan biasanya juga dilengkapi dengan Nihon teien, taman tradisional ala Jepang yang asri banget.
Jika liburan ke Jepang, Tokyo hampir selalu menjadi pemberhentian pertama. Namun di sisi lain, sudah jauh-jauh ke Jepang, ya kali kamu cuma keliling Tokyo. Selain Tokyo, Osaka juga wajib dikunjungi, terutama kalau kamu suka menghabiskan waktu di alam dan mempelajari budaya tradisional Jepang.