Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Kastil Sensoji (unsplash.com/Matt Ketchum)

Tokyo bukan cuma dikenal sebagai pusat teknologi modern, tapi juga sebagai kota yang memelihara kekayaan sejarah dan budaya dengan sangat apik. Salah satu ikon budaya paling populer di sana adalah Kuil Sensoji yang sering dijuluki sebagai "kastil" karena megahnya bangunan serta kompleksnya yang luas.

Meski secara teknis bukan kastil, suasana sakral dan arsitektur klasiknya sering kali membuat pengunjung terkesima, seolah sedang menyusuri lorong waktu ke masa feodal Jepang. Tempat ini gak cuma menarik buat wisatawan luar negeri, tapi juga jadi salah satu lokasi favorit penduduk lokal untuk sekadar merenung atau menikmati keindahan tradisi Jepang.

Kuil Sensoji berada di kawasan Asakusa yang punya daya tarik luar biasa dari berbagai aspek. Dari akses transportasi yang mudah dijangkau hingga deretan toko oleh-oleh khas Jepang yang memikat, semuanya lengkap dalam satu area. Gak sedikit wisatawan yang rela datang pagi-pagi hanya demi merasakan suasana khusyuk saat matahari baru menyentuh atap kuil. Artikel ini bakal membahas hal-hal menarik di sekitar Kuil Sensoji, akses MRT paling efisien, sampai fakta budaya yang tersembunyi namun sayang jika dilewatkan.

1. Akses MRT paling mudah menuju Sensoji

potret Ginza Line (commons.wikimedia.org/MaedaAkihiko)

Buat yang ingin mengunjungi Kuil Sensoji dengan nyaman, transportasi MRT jelas jadi pilihan utama. Stasiun Asakusa adalah pintu gerbang paling dekat ke kuil ini, yang dilayani oleh Tokyo Metro Ginza Line, Toei Asakusa Line, dan Tobu Skytree Line. Dari stasiun ini, tinggal jalan kaki sekitar 5 menit ke gerbang Kaminarimon yang ikonik, dengan lentera merah raksasa sebagai simbol. Rute ini gak hanya cepat, tapi juga cukup hemat untuk wisatawan yang menggunakan Tokyo Subway Pass.

Jika berangkat dari pusat kota seperti Shibuya atau Shinjuku, perjalanan ke Sensoji juga tetap terjangkau dan gak terlalu rumit. Dari Shibuya, cukup naik Ginza Line selama kurang lebih 30 menit. Sementara dari Shinjuku, bisa naik Toei Oedo Line lalu pindah ke Asakusa Line. Fasilitas di stasiun-stasiun besar pun cukup lengkap. Jadi meskipun baru pertama kali ke Tokyo, tetap mudah menavigasi perjalanan ke Sensoji.

2. Fakta budaya unik yang jarang diketahui

potret Kastil Sensoji (unsplash.com/Nicholas Doherty)

Banyak orang tahu Sensoji sebagai kuil tertua di Tokyo, tapi gak semua sadar bahwa kuil ini punya sejarah spiritual yang sangat dalam. Didirikan tahun 645, kuil ini dipercaya sebagai tempat munculnya patung Kanon (Dewi Welas Asih) yang ditemukan oleh dua nelayan. Sejak saat itu, Sensoji dianggap sebagai lokasi yang membawa keberuntungan dan tempat utama untuk meminta berkah. Setiap sudut kuil menyimpan simbol-simbol keagamaan yang masih dirawat secara tradisional oleh para biksu.

Menariknya, sebelum masuk ke dalam kuil, pengunjung biasa melewati ritual pembersihan dengan air di kolam chōzuya. Ada juga asap dari pembakaran dupa di luar aula utama, yang dipercaya bisa menyembuhkan bagian tubuh jika diarahkan ke area yang sakit. Selain itu, Sensoji juga sering jadi lokasi perayaan Matsuri atau festival tradisional Jepang yang penuh warna dan musik. Budaya menghormati leluhur dan kekuatan spiritual sangat terasa kuat di setiap jengkal kompleks ini.

3. Nakamise Street, surga oleh-oleh di depan gerbang kuil

potret Nakamise Street (unsplash.com/tnkn29)

Setelah melewati gerbang Kaminarimon, pengunjung langsung disambut oleh Nakamise Street, jalanan yang dipenuhi toko kecil tradisional. Jalan ini sudah ada sejak abad ke-17 dan sampai sekarang masih mempertahankan nuansa klasik Edo. Di sini bisa menemukan berbagai suvenir khas Jepang, mulai dari kipas lipat, yukata, hingga kerajinan tangan. Banyak juga pedagang yang menjual camilan lokal seperti senbei (kerupuk nasi) dan ningyo-yaki (kue boneka isi kacang merah).

Nakamise Street bukan cuma tempat belanja, tapi juga jadi bagian penting dari pengalaman spiritual menuju kuil. Setiap toko memiliki desain yang selaras dengan tradisi Jepang, membuat suasana seperti kembali ke masa lalu. Suasana ramai tapi tetap tertib membuat kawasan ini cocok untuk berjalan santai sambil menikmati arsitektur dan aroma makanan khas Jepang. Jangan heran kalau banyak pengunjung yang lebih lama di sini daripada di kuil karena saking serunya eksplorasi.

4. Spot menarik di sekitar kuil yang gak boleh dilewatkan

potret Sumida Park (commons.wikimedia.org/くろふね)

Di luar kompleks Sensoji, kawasan Asakusa juga menyimpan berbagai spot menarik lain yang sayang kalau dilewati. Salah satunya adalah Sumida Park, tempat terbaik untuk menikmati sakura saat musim semi. Dari sini juga bisa melihat Tokyo Skytree yang berdiri megah di kejauhan, menciptakan perpaduan kontras antara tradisi dan modernitas. Selain itu, ada juga museum kecil seperti Amuse Museum yang menampilkan tekstil tradisional dan kehidupan rakyat Jepang zaman dulu.

Kalau suka suasana lokal yang lebih tenang, gang-gang kecil di sekitar kuil menawarkan pengalaman tersendiri. Ada kafe kecil dengan nuansa retro, galeri seni independen, sampai penginapan tradisional bergaya ryokan. Semua ini membuat area sekitar Sensoji gak cuma menarik dari sisi sejarah, tapi juga dari gaya hidup masyarakatnya. Menjelajah lebih jauh dari sekadar kuil membuka pengalaman yang jauh lebih berwarna.

Sensoji bukan sekadar objek wisata biasa, tapi juga cerminan hidupnya budaya Jepang yang berpadu antara spiritualitas, sejarah, dan keramahtamahan. Dari akses yang mudah lewat MRT hingga spot-spot menarik di sekitarnya, kawasan ini layak jadi destinasi utama di Tokyo. Mengunjungi Sensoji memberikan lebih dari sekadar foto bagus, tapi juga kesan mendalam tentang keindahan budaya yang terjaga sampai sekarang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team