Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Louvre Museum (unsplash.com/Chris Karidis)

Bicara soal museum ikonik di dunia, nama Louvre pasti langsung muncul di benak banyak orang. Terletak di jantung Paris, museum ini bukan cuma rumah bagi karya seni legendaris seperti Mona Lisa dan Venus de Milo, tapi juga simbol kekayaan sejarah dan budaya Eropa. Setiap sudut bangunannya memancarkan nuansa aristokratik khas Prancis, sementara koleksi seninya menggambarkan peradaban dari Mesir Kuno hingga era modern. Gak heran kalau jutaan wisatawan rela mengantre panjang hanya demi melihat langsung keajaiban yang tersimpan di dalamnya.

Namun, kunjungan ke Louvre bisa berubah jadi pengalaman melelahkan kalau gak dipersiapkan dengan baik. Keramaian, antrean panjang, dan luasan galeri yang membingungkan sering kali membuat pengunjung merasa kewalahan. Karena itu, penting banget untuk tahu cara membeli tiket online, memahami peta galeri, dan mencari waktu yang tepat agar kunjungan terasa nyaman dan efisien. Simak beberapa poin penting berikut ini sebelum melangkah ke museum terbesar di dunia ini.

1. Beli tiket online: solusi hindari antrean panjang

potret Louvre Museum (unsplash.com/Barry Talley)

Membeli tiket Louvre secara daring adalah langkah cerdas untuk menghindari antrean panjang yang sering kali mengular sejak pagi. Tiket bisa dipesan melalui situs resmi museum atau platform terpercaya seperti Tiqets dan GetYourGuide. Dengan tiket elektronik, pengunjung cukup menunjukkan QR code di pintu masuk tanpa harus mencetaknya terlebih dahulu. Selain lebih praktis, sistem ini juga mengurangi risiko kehabisan tiket saat musim liburan atau akhir pekan.

Harga tiket masuk Louvre per 2025 berada di kisaran €23-€65 tergantung platform dan opsi tambahan seperti paket guided tour. Beberapa pilihan paket juga mencakup akses ke pameran temporer atau pintu masuk cepat (fast track). Kalau ingin lebih hemat, cek juga apakah sedang ada diskon untuk pelajar, penduduk Uni Eropa, atau usia di bawah 26 tahun. Penting banget untuk baca syarat dan ketentuan sebelum checkout supaya gak salah pilih.

2. Kenali peta galeri: jangan sampai tersesat di dalam Louvre

potret Louvre Museum (unsplash.com/Heriberto Murrieta)

Museum Louvre terdiri dari tiga sayap utama yaitu Denon, Sully, dan Richelieu yang masing-masing menyimpan ribuan koleksi. Tanpa panduan atau peta, pengunjung bisa saja berjalan berjam-jam tanpa arah yang jelas. Oleh karena itu, mengunduh peta galeri dari situs resmi atau aplikasi Louvre sangat disarankan sebelum datang. Peta ini akan membantu menemukan lokasi karya populer seperti Winged Victory of Samothrace atau The Coronation of Napoleon.

Aplikasi Louvre juga menyediakan fitur interaktif yang memudahkan navigasi serta memberi info detail tiap karya. Kalau membawa anak-anak, cari tahu juga bagian mana yang ramah keluarga dan punya aktivitas edukatif. Dengan mengenal rute sejak awal, waktu kunjungan jadi lebih efisien dan fokus. Gak cuma hemat tenaga, tapi juga membuat pengalaman menjelajah lebih bermakna.

3. Waktu terbaik berkunjung: hindari jam ramai dan hari gratis

potret Louvre Museum (unsplash.com/Alicia Steels)

Louvre biasanya paling ramai pada akhir pekan, hari libur nasional, dan Rabu serta Jumat malam ketika museum buka hingga larut. Kalau ingin suasana lebih tenang, datanglah pagi hari di hari kerja, terutama Senin atau Kamis. Hindari juga kunjungan saat bulan Juli dan Agustus karena musim panas di Eropa adalah waktu libur panjang. Pada hari-hari tersebut, antrean di pintu masuk dan ruangan utama bisa sangat padat.

Menariknya, Louvre juga membuka akses gratis pada hari Minggu pertama tiap bulan dari Oktober hingga Maret. Meskipun gratis, hari-hari ini justru cenderung lebih padat karena menarik banyak pengunjung lokal dan turis. Pertimbangkan waktu kunjungan dengan cermat agar bisa menikmati museum dengan nyaman. Kalau perlu, atur jadwal kunjungan sesuai zona galeri agar gak bolak-balik melewati kerumunan.

4. Tips eksplorasi Louvre: jangan langsung ke Mona Lisa

potret Mona Lisa di Louvre Museum (unsplash.com/Hunter Zheng)

Kebanyakan turis langsung berbondong-bondong menuju galeri Mona Lisa, padahal Louvre punya ribuan karya lain yang sama menariknya. Memulai eksplorasi dari galeri Mesir Kuno atau Seni Islam bisa memberi pengalaman unik tanpa desakan pengunjung lain. Baru setelah itu menuju Denon Wing, tempat Mona Lisa dipajang, ketika kerumunan mulai berkurang menjelang siang. Cara ini membuat energi gak langsung terkuras di awal perjalanan.

Jangan lupa juga membawa botol minum isi ulang dan mengenakan sepatu yang nyaman karena rute di dalam museum bisa sangat panjang. Kalau butuh istirahat, Louvre punya beberapa kafe dan tempat duduk tersebar di beberapa titik. Mengatur tempo dan rute eksplorasi bukan cuma soal kenyamanan, tapi juga soal menikmati seni tanpa gangguan. Jangan terburu-buru, karena setiap ruang punya ceritanya sendiri.

Mengunjungi Louvre memang bukan sekadar jalan-jalan biasa, tapi sebuah perjalanan sejarah yang menantang imajinasi. Dengan persiapan yang matang, dari beli tiket online, memahami peta, memilih waktu terbaik, sampai menyusun strategi menjelajah, setiap detik di dalam museum ini akan terasa lebih berharga. Louvre bukan cuma tempat melihat lukisan, tapi jendela besar menuju masa lalu yang terus hidup di tengah Paris.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team