Manila Vs Cebu, Mana yang Terbaik untuk Backpackeran di Filipina?

Filipina merupakan salah satu negara kepulauan di Asia Tenggara yang menawarkan keindahan alam yang menawan. Mutiara Laut dari Orien ini menawarkan wisata pantai menakjubkan, budaya yang dinamis, dan penduduk yang ramah. Banyak wisatawan, terutama orang Barat, menghabiskan waktu sepekan hingga sebulan untuk liburan ke Filipina.
Manila dan Cebu sering masuk ke dalam tujuan utama liburan di Filipina. Keduanya merupakan kota besar di negara tersebut, tetapi suasananya berbeda. Jika mau backpacker-an ke Filipina, kira-kira mana yang sebaiknya dikunjungi?
1. Bandara

Terbang ke Manila maupun Cebu akan memberikan pengalaman berbeda, meski keduanya memiliki bandara internasional. Manila memiliki Bandara Internasional Ninoy Aquino (NAIA). Bandara ini memiliki empat terminal dan menjadi bandara terbesar di Filipina.
Bagi kamu yang terbang dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, bisa direct flight dan butuh waktu sekitar empat jam untuk tiba di NAIA. Pilihan maskapai yang lebih banyak dan terjangkau akan transit di Kuala Lumpur atau Singapura. Kamu bisa mendapatkan tiket mulai Rp1 jutaan.
Cebu memiliki Bandara Internasional Mactan-Cebu (CEB) yang modern dan berpadu dengan budaya lokal. Saat acara khusus, seperti Festival Sinulog, ada penyambutan kedatangan dengan pertunjukan tari yang meriah. Bandara ini tidak lebih sibuk dari NAIA.
Kalau dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta ke Cebu, harus transit di Manila, Singapura, atau Bangkok. Waktu tempuh tercepat untuk tiba di Bandara Mactan-Cebu, sekitar 8 jam.
Butuh waktu 1 jam lagi melalui jalur darat untuk bisa ke pusat Kota Cebu, karena bandaranya berada di Kota Lapu-Lapu, Pulau Mactan. Harga tiket penerbangan dari Jakarta ke Cebu mulai Rp2 jutaan.
2. Transportasi

Jaringan transportasi umum di Manila cukup luas dan bisa menjadi nilai plus bagi wisatawan. Jeepney, transportasi umum di Filipina, menawarkan harga terjangkau untuk mengantarmu keliling kota. Pilihan lainnya, ada kereta Metro Rail Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT).
Bus di Manila menawarkan jangkauan yang lebih luas, tetapi bisa sangat ramai saat jam sibuk. Taksi dengan aplikasi online juga tersedia untuk perjalanan nyaman dan mudah. Kalau menyukai tantangan, bisa mencoba untuk menyewa sepeda motor yang kerap jadi pilihan populer para pelancong.
Pilihan transportasi umum di Cebu berbeda, kamu bisa keliling kota menggunakan jeepney, habal-habal, dan tricycle (becak motor) dengan kapasitas tiga orang. Bus menjadi andalan masyarakat Cebu dan kapal feri untuk menuju pulau-pulau di sekitar Pulau Cebu. Tidak ada MRT maupun LRT di Cebu.
3. Tempat wisata

Bagi backpacker yang ingin menikmati budaya, sejarah, dan nuansa modern Filipina, Manila menjadi pilihan yang tepat. Kamu dapat menjumpai sejumlah bangunan peninggalan kolonial Spanyol dengan arsitektur khas. Beberapa di antaranya berpadu dengan gedung pencakar langit yang modern.
Jantung sejarah kota tersebut terletak di Intramuros, kota bertembok yang dihiasi arsitektur kolonial Spanyol, seperti Benteng Santiago dan Gereja San Agustin. Pencinta seni dan sejarah bisa menjelajahi tentang Filipina di Museum Nasional. Kalau mau sedikit bersantai sambil menikmati suasana kota, kamu bisa mengunjungi Taman Rizal.
Manila modern terletak di Metro Manila, ada banyak restoran, toko, dan mal yang bisa dijumpai. Restoran dan toko-toko kelas atas berada di Bonifacio Global City (BGC). Kamu juga bisa menjelajah Mall Makati dan bersantai di Manila Baywalk.
Cebu juga menawarkan beberapa bangunan bersejarah, tapi suasananya lebih santai dan tenang dibandingkan Manila. Magellan’s Cross dan Basilica del Santo Nino, dua bangunan peninggalan kolonial Spanyol di Cebu. Museum Sugbo menampilkan perkembangan Cebu dan pengaruh Amerika, China, Jepang, dan Spanyol terhadap budaya Filipina.
Tempat wisata Cebu didominasi wisata alam dan aktivitas di luar ruangan. Kamu bisa beach hopping maupun island hopping sepanjang hari. Di antaranya seperti mengunjungi Air Terjun Kawasan, menjelajah Pulau Malapascua dan Pulau Bantayan.
4. Kuliner

Layaknya Indonesia, Filipina juga memiliki kuliner yang beragam di setiap daerahnya. Banyak makanan dari berbagai daerah yang dapat kamu temukan di Manila. Terutama makanan khas Filipina yang sudah mendunia.
Ada banyak restoran Filipina yang menyajikan hidangan lokal di Manila. Kamu bisa mencicipi adobo, hidangan daging dengan aroma tajam. Kare-kare, lumpiang shanghai, sinigang, palabok, dan halo-halo.
Kalau kamu kurang cocok dengan kuliner klasik Filipina, bisa memilih kuliner internasional. Kamu bisa ke Kawasan Binondo, Chinatown tertua di Filipina untuk menikmati makanan China autentik. Di sini banyak restoran yang menyediakan masakan oriental dan internasional.
Sedangkan, Cebu memikat dengan seafood segar dengan cita rasa uniknya, memadukan budaya kuliner lokal dan Spanyol. Terdapat pasar seafood di Cebu yang bisa kamu kunjungi, seperti Cho’s Seafood Market dan Isla King. Beberapa kuliner yang patut dicoba saat di Cebu, yakni sinuglaw, lechon, dan pochero.
5. Biaya hidup

Biaya hidup menjadi pertimbangan penting saat ingin backpaker-an, termasuk ke Filipina. Biaya hidup di Manila dan Cebu tidak berbeda jauh, kalau kamu liburan jangka pendek. Berbeda lagi jika memutuskan untuk tinggal lebih lama di Filipina.
Manila memiliki lebih banyak pilihan penginapan terjangkau, tetapi tidak berlaku di kawasan Makati dan BGC. Kamu bisa menyewa penginapan seharga Rp200 ribuan per malam yang berada sekitar 3-4 kilometer dari pusat kota. Untuk bujet terbatas, kamu bisa menggunakan transportasi umum dan menghindari makan di restoran kawasan elit.
Cebu lebih cocok untuk liburan jangka panjang, meski pilihan penginapan terbatas. Kamu bisa menyewa kamar seharga Rp200 ribuan di pusat Kota Cebu maupun dekat Bandara Internasional Mactan-Cebu. Soal kualitas yang ditawarkan dengan harga yang sama, gak jauh berbeda dari penginapan di Manila.
Dilansir Manila FYI, butuh bujet US$1.000-2.000 (Rp16,5 juta-Rp32 juta) per bulan untuk biaya hidup standar yang nyaman di Manila, termasuk Makati dan BGC. Sedangkan, di Cebu, memungkinkan biaya hidup ideal antara US$750-1.400 (Rp12 ribu-Rp23 juta) per bulan. Biaya tersebut sudah termasuk penginapan.
Kesimpulannya, Manila cocok untuk backpacker-an jangka pendek dan bagi pencinta kehidupan perkotaan yang meriah. Sementara itu, Cebu lebih menyenangkan untuk liburan jangka panjang dan berwisata alam. Mana yang sesuai dengan preferensi pribadimu?