3 Masjid di Prancis yang Rayakan Salat Id, Simbol Toleransi Agama

Menjadi masjid terbesar dan tertua di Perancis, Grande Mosquée de Paris atau Masjid Agung Paris terletak di jantung kota Paris atau tepatnya berada di arrondissement ke-5. Masjid ini sudah ada dan diresmikan pada tahun 1926 sebagai bentuk tanda terima kasih Perancis kepada tentara muslim yang gugur dalam Perang Dunia I.

Dari sinilah dapat disimpulkan bahwa Masjid Agung Paris juga memainkan peran penting dalam sejarah perkembangan Islam dan umat muslim di Perancis. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika masjid ini mengadopsi arsitektur bergaya khas Iberia dengan minaret (menara) setinggi 33 meter. 

Menara ini berdiri megah di samping kubah putih memesona, yang juga menampilkan ornamen-ornamen geometris. Kompleks Masjid Agung Paris ini tidak hanya memiliki menara yang indah, tetapi juga mencakup ruang salat, taman di luar ruangan, perpustakaan kecil, toko suvenir, serta kafe.

Setiap tahun, di Hari Raya terdapat ribuan jamaah muslim yang berkumpul di sini untuk melaksanakan Salat Id sehingga menciptakan suasana yang penuh dengan semangat kebersamaan dan persaudaraan di tengah kemegahan Kota Paris.

Grande Mosquée de Lyon atau yang dikenal juga sebagai Masjid Agung Lyon ini telah diresmikan sejak tanggal 30 September tahun 1994 dan menjadi salah satu masjid yang tersertifikasi halal oleh ARGML yaitu asosiasi sertifikasi halal paling terpercaya di Perancis.

Terletak di Kota Lyon, Grande Mosquée de Lyon memiliki peran penting dalam budaya, terkhususnya dalam mengajarkan bahasa Arab dan prinsip-prinsip Islam. Guna menunjang aktivitas tersebut, kompleks masjid juga telah dilengkapi dengan fasilitas peraga budaya, perpustakaan, dan sekolah.

Arsitek dari Kota Lyon, Ballandras dan Mirabeau telah mendesain masjid ini dengan perpaduan konsep arsitektur modern kontemporer Persia dan tradisional Maghrebi. Masjid yang didanai oleh Raja Fahd dari Arab Saudi serta negara-negara muslim lainnya ini memiliki minaret setinggi 25 meter dengan pintu masuk yang tertutupi oleh piramida kaca sebanyak 230 kolom, dan kaligrafi bergaya Barat modern yang juga turut menghiasi dinding-dinding putihnya.

Seketika saat masuk ke dalam masjid, dinding-dinding putih yang bersih berpadu dengan langit biru Lyon menciptakan pemandangan menenangkan. Oleh karena itu, di Hari Raya Idul Fitri, Masjid Agung Lyon juga merayakan Salat Id yang dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat muslim.

Masjid Strasbourg yang dikenal juga sebagai La Grande Mosquée de Strasbourg ini terletak di tepi Sungai Ill, tepatnya di area Heyritz, Kota Strasbourg. Masjid besar ini diresmikan sebagai tempat ibadah pada September 2012 dan menggantikan bangunan bekas pabrik Foie Gras.

Didesain secara unik oleh Paolo Portoghesi yaitu arsitek yang juga merancang Masjid Roma, konstruksi Masjid Strasbourg sempat mengalami beberapa penundaan karena kendala hukum untuk benar-benar memastikan tidak adanya pendanaan dari luar negeri.

Dibangun dengan tujuan melayani kebutuhan spiritual umat muslim di Kota Strasbourg, Masjid Agung Strasbourg memiliki kapasitas hingga 1.200 jamaah. Selain sebagai pusat ibadah, masjid ini juga menjadi pusat kegiatan komunitas, terutama selama bulan Ramadan.

Saat bulan Ramadan berlangsung, Masjid Strasbourg terkenal dengan kegiatan iftar komunal, seminar keagamaan, program pendidikan untuk anak-anak sekolah, hingga nantinya Salat Ied berjamaah di Hari Raya Idul Fitri. Semua ini bertujuan guna memperkuat tali persaudaraan dan pengetahuan keagamaan di komunitas muslim, terkhususnya di Kota Strasbourg.

Ketiga masjid di atas bukan hanya penting secara religius, tetapi juga merupakan simbol arsitektur dan keberagaman budaya di Perancis. Pelaksanaan Salat Id di sini menjadi wujud nyata dari pesan perdamaian dan persatuan dalam Islam.