9 Masjid Termegah di Indonesia, Pesonanya Bikin Takjub!

Berbicara masjid termegah di Indonesia, tentunya tak lepas dari Masjid Istiqlal Jakarta yang juga menjadi ikon Kota Jakarta. Tak hanya megah, arsitektur masjid ini juga sarat makna keislaman dan kemerdekaan.

Terdapat 12 tiang yang menopang Masjid Istiqlal yang punya arti tanggal kelahiran Nabi Muhammad saw. yaitu 12 Rabiul Awal. Kubahnya berdiameter 45 meter menyimbolkan tahun kemerdekaan Indonesia yaitu 1945.

Masjid yang diresmikan pada tanggal 22 Februari 1968 ini punya lima lantai yang melambangkan rukun Islam, jumlah salat wajib umat muslim, dan jumlah sila dalam Pancasila.

Masjid Al-Akbar di Surabaya adalah salah satu masjid termegah di Indonesia. Masjid yang mulai beroperasi di tahun 2000 ini punya dapat menampung 59.000 jemaah. Bagian yang menjadi daya tarik Masjid Al-Akbar adalah kubahnya yang berbentuk setengah telur dengan jumlah lima kubah. Lima kubah tersebut ini melambangkan lima rukun Islam.

Lebih lanjut, terdapat masjid ini punya Menara 99 dengan tinggi 99 meter yang melambangkan 99 nama asmaul husna. Tak sampai situ, masjid yang terletak di Kecamatan Jambangan Surabaya ini punya 45 pintu ukir yang terbuat dari kayu jati. Dinding-dinding masjid ini pun didominasi oleh berbagai kaligrafi yang yang cantik di mata dan indah di hati.

Masjid Raya Baiturrahman adalah salah satu tempat bersejarah kebanggaan masyarakat Serambi Mekah. Masjid Raya Baiturrahman didirikan pertama kali pada zaman Kesultanan Aceh di sekitar abad ke-17.

Sejak awal berdiri, masjid ini tak hanya jadi tempat ibadah saja melainkan juga menjadi pusat pendidikan ilmu agama Islam di masa pemerintahan Kesultanan Aceh. 

Masjid Raya Baiturrahman juga menjadi benteng pertahanan rakyat Aceh saat agresi militer Belanda pertama yang mana Aceh meraih kemenangan. Masjid ini pun menjadi saksi sejarah musibah tsunami yang melanda Aceh di tahun 2004. Ajaibnya, bangunan ini masih berdiri kokoh di tengah terjangan tsunami.

Di tahun 2015, Masjid Raya Baiturrahman mengalami renovasi sehingga tampak lebih megah. Adanya air mancur di tengah hingga munculnya 12 payung raksasa yang menyerupai payung raksasa di Masjid Nabawi Madinah menambah kesyahduan dan keindahan masjid ini.

Bernama asli Masjid Dian Al-Mahri, masjid di Depok ini terkenal dengan sebutan Masjid Kubah Emas karena lima kubahnya yang dilapisi emas. Tak tanggung-tanggung, lapisan emas yang menyelimuti masjid ini adalah emas 24 karat dengan tebal 2-3 milimeter. Masjid Kubah Emas berdiri di atas tanah seluas 70 hektar dengan luas bangunan 8.000 meter persegi ini menjadi masjid terluas se-Jabodetabek.

Arsitektur masjid ini mengadopsi masjid gaya Timur Tengah dengan adanya kubah, miniaret, halaman depan, dan adanya dekorasi yang geometris. Pendirinya, Dian Al-Mahri, mengungkapkan bahwa membangun masjid yang megah dan indah adalah salah satu bentuk ibadah karena masjid adalah representasi rumah Tuhan. Masjid yang indah juga diharapkan dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta mengingatkan manusia akan kebesaran Allah SWT.

Masjid Raya Sumatra Barat atau yang disebut dengan Masjid Mahligai Minang ini adalah salah satu masjid terbesar di Indonesia yang terletak di Kota Padang. Hal yang unik dari masjid ini adalah atapnya yang tidak berbentuk kubah melainkan berbentuk atap rumah adat Minang yaitu, berbentuk gonjong menyerupai tanduk kerbau.

Di dalamnya, terdapat mihrab yang menyerupai Hajar Aswad dan atapnya dihiasi ukiran asmaul husna yang berwarna keemasan dengan latar putih. Di dinding bagian luar masjid terdapat ukiran Minang sekaligus kaligrafi yang mempercantik desain masjid ini.

Masjid Raya Sumatra Barat ini berdiri di atas lahan seluas 40.000 meter persegi dengan luas bangunan 18.000 meter persegi. Dengan luas bangunan seperti itu, masjid ini dapat menampung sekitar 20.000 jemaah.

Masjid Islamic Center Samarinda (MICS) adalah masjid termegah kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal Jakarta. Luas bangunan utamanya yang mencapai 43.500 meter persegi ini mampu menampung sekitar 45.000 jemaah. Masjid ini punya arsitektur perpaduan dari Timur Tengah, Eropa, dan Indonesia.

Kubahnya yang cantik ini mengadopsi kubah Hagia Sophia di Turki. Adanya gerbang-gerbang tinggi yang mengelilingi masjid merupakan ciri khas bangunan Eropa kuno. Sementara itu, arsitektur menara-menara di sekitar masjid terinspirasi dari menara Masjid Nabawi Madinah.

Terdapat tujuh menara yang mengelilingi MICS, satu menara utamanya menjulang dengan tinggi 99 meter yang melambangkan 99 nama Allah SWT atau asmaul husna. Enam menara lainnya melambangkan rukun iman.

Untuk memasuki ruangan utama, pengunjung akan menaiki tangga yang menghubungkan lantai dasar dengan ruangan utama, dengan anak tangga sejumlah 33 anak tangga. Anak tangga yang berjumlah 33 tersebut melambangkan 33 biji tasbih untuk berzikir sehingga pengunjung dapat menaiki tangga sekaligus berzikir.

Ruangan utama didominasi warna krem yang kalem dan syahdu dan bagian plafon masjid dihiasi lukisan berbentuk bintang yang cantik dan menentramkan hati.

Masjid Raya Makassar resmi memulai pembangunannya pada tahun 1948 dan rampung setahun setelahnya. Masjid ini mampu menampung kurang lebih 50.000 jemaah, 10.000 jemaah di bagungan induk dan 40.000 jemah di bangunan masjid.

Dulu di tahun 194), Masjid Raya Makassar digunakan juga untuk menghimpun kekuatan umat muslim di Makassar untuk melawan penjajah. Setelah mengalami beberapa kali renovasi, Masjid Raya Makassar ini berdiri kokoh dengan desain bergaya Timur tengah dengans entuhan mediterania. Masjid ini didominasi tiga warna yaitu warna krem, hijau, dan hitam. 

Terdapat dua buah menari di kompleks majdi dengan tinggi masing-masing 47 meter dan 66,66 meter yang melambangkan jumlah ayat dalam Al-Quran. Di bagian dalam masjid, dinding serta langit-langit dihiasi kaligrafi serta pada di atas mihrabnya dihiasi kaligrafi asmaul husna yang terinspirasi dari ornamen di Cordoba, Spanyol. Menariknya lagi, masjid megah di Makassar ini menyimpan Al-Quran raksasa dengan ukuran 1 x 1,5 meter persegi dan berbobot 584 kilogram. Al-Quran raksasa ini ditulis oleh KH Ahmad Faqih dari Yayasan Al Asy'ariah Kalibeber, Wonosobo.

Masjid Raya Al-Jabbar terletak di Kota Bandung, Jawa Barat. Luas bangunan utama masjid ini adalah 99 x 99 meter persegi sesuai angka asmaul husna. Masjid yang diarsiteki oleh mantan gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil punya desain perpaduan arsitektur modern kontemporer dengan sentuhan masjid bergaya Turki dan dihiasi dekorasi seni Jawa Barat.

Uniknya, dinding, atap, serta kubah masjid ini melebur menjadi satu bentuk setengah bola raksasa. Masjid ini pun dikelilingi oleh danau besar seperti melambangkan cermin yang merefleksikan masjid berbentuk bola yang utuh. Selain nilai estetiknya, danau tersebut juga berfungsi sebagai retensi banjir dan penyimpan air.

Di dalam masjid terpatri relief motif batik yang melambangkan kekayaan seni budaya Jawa Barat. Selain itu, terdapat mihrab yang terhubung sampai mahkota di pucuk langit-langit yang bermakna bahwa hanya kepada Allah-lah kita meminta.

Berdiri megah dan kokoh di Kecamatan banjarsari, Solo, Masjid Sheikh Zayed menjadi tujuan wisata religi baru di Solo. Masjid yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada pertengahan November 2022 silam ini merupakan hadia dari Persatuan Emirat Arab kepada indonesia.

Masjid bernuansa putih dan emas ini adalah replika dari Sheikh Zayed Grand Mosque yang berada di Abu Dhabi sehingga rancangannya pun dibuat semirip mungkin dengan Sheikh Zayed Grand Mosque.

Masjid ini dibangun dua lantai dengan empat menara, dan satu kubah utama. Terdapat 82 kubah yang dihiasi batu pualam putih. Masjid Sheikh Zayed dapat menampung sekitar 10.000 jemaah. Meskipun kental dengan arsitektur bergaya Timur Tengah, tetapi di beberapa bagian lantai masih ada ornamen batik yang menunjukkan identitas budaya Jawa dan tentunya mempercantik interior masjid ini.

Tak hanya tempat ibadah atau sebagai destinasi wisata saja, pengurus masjid-masjid ini juga punya banyak kegiatan keaagaman yang diharapkan dapat mempertebal keimanan jemaahnya. Adakah masjid yang pernah kalian kunjungi?