Sebelum munculnya sistem pendidikan dan sekolah modern, wat merupakan pusat pendidikan dasar di Thailand. Orangtua pada zaman dulu mengirim anak-anaknya ke wat untuk belajar membaca menulis, filsafat Buddha, hingga etika hidup di sana. Tak terkecuali keluarga bangsawan Thailand juga menjalani pendidikan dasar di wat. Para biksu bertugas sebagai pengajar atau guru mereka.
Hingga saat ini, peran tersebut masih dijaga dengan baik, terutama di wilayah pedesaan. Banyak keluarga yang mendorong anak laki-lakinya untuk menjadi biksu muda selama beberapa waktu (sementara) untuk mendalami ajaran moral, etika, dan disiplin.
Selain sarana pendidikan, wat juga menjadi simbol status dan perbuatan baik. Dalam keyakinan Buddha Theravada, orang-orang yang membangun, merawat, dan merenovasi wat dianggap telah melakukan perbuatan atau karma baik, serta bisa membawa kebahagiaan dan keberuntungan bagi diri sendiri maupun keluarga. Bahkan, raja-raja Thailand zaman dulu membangun banyak wat untuk menunjukkan kekuatan politik, legitimasi, dan spiritual mereka.
Dalam hal kehidupan sosial, wat digunakan sebagai tempat penyelenggaraan berbagai kegiatan penting. Di antaranya seperti Festival Songkran, Loy Krathong, pernikahan adat, atau upacara penahbisan biksu, semuanya berlangsung di sana.
Sekarang kamu tahu alasan ada begitu banyak wat di Thailand. Selain karena sebagian besar masyarakat Thailand menganut agama Buddha, ternyata wat juga memiliki banyak fungsi dalam berbagai aspek kehidupan. Jadi, kalau liburan di Negeri Gajah Putih, sempatkan mampir ke beberapa wat, ya!