9 Museum Paling Angker di Jakarta, Bikin Bulu Kuduk Merinding!
Jakarta tak hanya terkenal dengan deretan mallnya yang menjulang tinggi. Banyak pula berbagai jenis museum yang menyimpan koleksi dan sejarah berbeda-beda.
Terlepas dari sejarah dan koleksinya yang unik-unik, museum identik dengan cerita seramnya yang bikin merinding. Penasaran ada apa saja? Berikut beberapa museum yang dikenal paling angker di Jakarta.
1. Museum Fatahillah sempat jadi saksi bisu Belanda membantai warga Tiongkok. Sering terdengar suara tangisan mistis, hingga hantu tanpa kepala
2. Museum Bahari memiliki beragam koleksi yang berkaitan dengan kelautan dari Sabang sampai Merauke. Ada pengunjung yang melihat sosok anak kecil berkeliaran di sekitar museum
3. Museum Keprajuritan Indonesia memiliki bangunan bergaya Abad Pertengahan. Ada banyak boneka peraga di dalamnya yang tampak hidup
4. Museum Lubang Buaya menjadi lokasi dibunuhnya pahlawan revolusi. Banyak pengunjung yang mendengar suara teriakan minta tolong dari dalam lubang
5. Museum Wayang berada di kawasan Kota Tua Jakarta. Saat malam hari, kerap terlihat sosok raksasa, suara aba-aba komando Belanda, hingga ringikan kuda
6. Museum Bank Mandiri pun gak kalah seram dengan berbagai koleksi patungnya. Para pengunjung merasa diperhatikan sosok perempuan Belanda di pojok ruangan
7. Museum Satria Mandala punya koleksi mobil ambulans yang lampunya menyala sendiri. Konon, ada pengunjung yang sering melihat perempuan berada di dalam ambulans
8. Museum Taman Prasasti memiliki beragam koleksi nisan kuno, hingga miniatur makam dari seluruh Indonesia. Kabarnya, ada sosok makhluk bertanduk dan berambut panjang yang seram
9. Museum Kebangkitan Nasional pernah menjadi STOVIA atau Sekolah Dokter Bumiputra. Kini, sering terdengar suara riuhnya orang sedang rapat
Dari semua museum yang dikenal paling angker di Jakarta tersebut, kamu berani mengunjungi yang mana? Selalu berhati-hati dan menjaga kebersihan lingkungan, ya!
Kisah ini ditulis berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, pengalaman orang per orang, dan disampaikan dari mulut ke mulut. Pengalaman setiap orang terhadap mitos dan kesan mistis seperti di atas, akan berbeda-beda. Tak semua orang bisa merasakan hal yang sama.