Museum Perjuangan, Yogyakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)
Setelah kamu melewati pintu masuk, maka akan langsung menuju ke bagian lantai 2 dari Museum Perjuangan. Beberapa koleksi yang dipamerkan di lantai 2 ini antara lain patung para pahlawan, dokumen bersejarah, organisasi pemuda, Oeang Republik Indonesia (ORI), lukisan ilustrasi, dan masih banyak lagi. Setiap koleksinya sudah dilengkapi dengan keterangan dan deskripsi untuk memudahkan pengunjung.
Patung pahlawan yang ada di museum ini adalah patung dr. Wahidin Soedirohoesodo, dr. Soetomo, K. H. Ahmad Dahlan, Nyi Hajar Dewantara, Tiga Serangkai (Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Ki Hajar Dewantara), Soekarno, dan Mohammad Hatta. Koleksi kepanduan berupa Dokumen Surya Wirawan, Ikrar Kepanduan Bangsa Indonesia, dan Tugu Kepanduan Bangsa Indonesia. Ada pula perlengkapan Soekarno di Rengasdengklok, seperti tempat tidur, meja kursi, dan peralatan minum.
Koleksi lukisan yang dipamerkan di museum ini adalah lukisan sketsa Perundingan Linggarjati, lukisan Perjanjian Renville, dan rumah Rengasdengklok. Kamu juga bisa melihat peralatan perang milik I Nengah Whirta Tamu berupa sabuk rotan, bumbung bambu, dan cangkir bambu. Pedang dan kenop milik Suto Darmo, dan bambu runcing yang telah diberi mantra oleh Kiai Subchi milik Harjo Wiyono.
Meja kursi dari rumah Broto Sudarmo yang pernah menjadi markas gerilya Kompi Widodo juga ada di museum ini. Peralatan dapur umum seperti bokor, nampan, lumpang, dan dandang. Selain itu, terdapat perlengkapan Palang Merah Indonesia (PMI) berupa spalk dan tas, serta tas kulit milik Mohammad Hatta.
Sesuai dengan namanya, museum ini menyimpan koleksi benda-benda yang pernah menjadi saksi perjuangan Bangsa Indonesia sebelum merdeka. Tidak hanya koleksi di dalam ruangan, jika kamu perhatikan, pada bagian luar gedung terdapat relief yang menggambarkan peristiwa bersejarah. Kamu bisa melihat relief kepala beberapa pahlawan nasional, peristiwa lahirnya Boedi Oetomo, berdirinya Serikat Islam, Kongres Wanita Indonesia di Yogyakarta, Proklamasi Kemerdekaan, hingga terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).