Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Museum Perjuangan, Yogyakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)
Museum Perjuangan, Yogyakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Siapa nih yang mau liburan ke Yogyakarta? Daerah istimewa ini memang punya daya tarik tersendiri di kalangan para wisatawan domestik maupun mancanegara. Bahkan, sudah menjadi pemandangan sehari-hari jika kamu melihat bule di mana-mana, terutama sekitar pusat kota.

Yogyakarta gak cuma punya Jalan Malioboro, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Museum Benteng Vredeburg di pusat kota. Kalau kamu mencari sesuatu yang berbeda, terdapat sebuah museum di dekat kawasan Prawirotaman, namanya Museum Perjuangan. Penasaran seperti apa tempatnya? Baca artikel ini sampai selesai, ya!

1. Sekilas tentang Museum Perjuangan

Museum Perjuangan, Yogyakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Museum Perjuangan pertama kali dibuka secara resmi untuk umum pada 17 November 1961 oleh Sri Sultan Paku Alam VIII. Kemudian menjadi Unit II dari Museum Benteng Vredeburg pada 1997. Museum ini pernah rusak berat saat gempa bumi melanda Yogyakarta tahun 2006 dan harus dipugar 1 tahun kemudian, lalu dibuka kembali pada Juli 2008.

Museum Perjuangan berupa bangunan round temple berdiameter 30 meter dan tinggi 17 meter. Bangunan tersebut memadukan gaya Romawi pada bagian atas bangunan dan bagian bawahnya terinspirasi dari gaya candi-candi di Indonesia. Tampak atap bangunan berbentuk topi baja model Amerika dengan hiasan 5 buah bambu runcing di atas bola dunia.

Setiap bagian bangunan museum memiliki makna, lho. Tangga menuju pintu masuk museum terdapat 17 anak tangga, 8 buah daun pintu, dan 45 jendela. Seluruhnya melambangkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. 

2. Lokasi strategis dengan harga tiket terjangkau

Museum Perjuangan, Yogyakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Museum Perjuangan Yogyakarta terletak di Jalan Kolonel Sugiono Nomor 24, Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta. Kamu akan menjumpai sebuah gapura bertuliskan “Museum Perjuangan Indonesia. Bangunan museum tidak tepat di tepi jalan, sehingga kamu harus berjalan beberapa puluh meter untuk membeli tiket masuk dan mengakses ruang pameran museum.

Setelah melewati tiang bendera, kamu bisa menuju ke arah bangunan di sisi kanan kedatangan. Di situlah kamu harus membeli tiket dan mengisi daftar buku tamu. Kamu juga bisa meminta brosur untuk menambah wawasan.

Harga tiketnya hanya Rp3.000 untuk anak-anak, Rp5.000 per orang untuk wisatawan lokal, dan Rp25.000 untuk wisatawan mancanegara. Kamu bisa membelinya menggunakan sistem pembayaran pembayaran non-tunai. Museum ini buka setiap hari pukul 08.00–16.00 WIB.

3. Mudah dijangkau menggunakan kendaraan umum

Museum Perjuangan, Yogyakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Tempat wisata underrated ini strategis dan mudah dijangkau menggunakan kendaraan umum. Kamu bisa jalan kaki dari kawasan Prawirotaman yang hanya berjarak sekitar 600 meter dari Jalan Prawirotaman. Selain itu, tepat di depan museum terdapat Halte Trans Jogja, yaitu Halte Sugiono 2.

Halte tersebut merupakan jalur untuk Trans Jogja kode 2B (Condong Catur–Terminal Ngabean PP) dan 3B (Terminal Giwangan–Condong Catur PP). Buat kamu yang dari arah Malioboro atau Stasiun Tugu Yogyakarta, bisa naik Trans Jogja dengan kode 2A atau 3A. Setelah itu, turun di Halte Kol. Sugiono 1 Pujokusuman dan lanjutkan dengan jalan kaki menuju Museum Perjuangan.

4. Ada apa saja di Museum Perjuangan?

Museum Perjuangan, Yogyakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Setelah kamu melewati pintu masuk, maka akan langsung menuju ke bagian lantai 2 dari Museum Perjuangan. Beberapa koleksi yang dipamerkan di lantai 2 ini antara lain patung para pahlawan, dokumen bersejarah, organisasi pemuda, Oeang Republik Indonesia (ORI), lukisan ilustrasi, dan masih banyak lagi. Setiap koleksinya sudah dilengkapi dengan keterangan dan deskripsi untuk memudahkan pengunjung.

Patung pahlawan yang ada di museum ini adalah patung dr. Wahidin Soedirohoesodo, dr. Soetomo, K. H. Ahmad Dahlan, Nyi Hajar Dewantara, Tiga Serangkai (Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo, dan Ki Hajar Dewantara), Soekarno, dan Mohammad Hatta. Koleksi kepanduan berupa Dokumen Surya Wirawan, Ikrar Kepanduan Bangsa Indonesia, dan Tugu Kepanduan Bangsa Indonesia. Ada pula perlengkapan Soekarno di Rengasdengklok, seperti tempat tidur, meja kursi, dan peralatan minum.

Koleksi lukisan yang dipamerkan di museum ini adalah lukisan sketsa Perundingan Linggarjati, lukisan Perjanjian Renville, dan rumah Rengasdengklok. Kamu juga bisa melihat peralatan perang milik I Nengah Whirta Tamu berupa sabuk rotan, bumbung bambu, dan cangkir bambu. Pedang dan kenop milik Suto Darmo, dan bambu runcing yang telah diberi mantra oleh Kiai Subchi milik Harjo Wiyono.

Meja kursi dari rumah Broto Sudarmo yang pernah menjadi markas gerilya Kompi Widodo juga ada di museum ini. Peralatan dapur umum seperti bokor, nampan, lumpang, dan dandang. Selain itu, terdapat perlengkapan Palang Merah Indonesia (PMI) berupa spalk dan tas, serta tas kulit milik Mohammad Hatta.

Sesuai dengan namanya, museum ini menyimpan koleksi benda-benda yang pernah menjadi saksi perjuangan Bangsa Indonesia sebelum merdeka. Tidak hanya koleksi di dalam ruangan, jika kamu perhatikan, pada bagian luar gedung terdapat relief yang menggambarkan peristiwa bersejarah. Kamu bisa melihat relief kepala beberapa pahlawan nasional, peristiwa lahirnya Boedi Oetomo, berdirinya Serikat Islam, Kongres Wanita Indonesia di Yogyakarta, Proklamasi Kemerdekaan, hingga terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

5. Peraturan di Museum Perjuangan

Museum Perjuangan, Yogyakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

  1. Anak di bawah 10 tahun harus dalam pengawasan orang dewasa.

  2. Dilarang membawa senjata api, senjata tajam, dan obat-obatan terlarang.

  3. Dilarang membawa hewan peliharaan.

  4. Dilarang merokok dalam jenis apapun.

  5. Dilarang menyentuh dan bersandar pada benda koleksi dan vitrin kaca.

  6. Dilarang corat-coret pada dinding, benda koleksi, dan benda seni.

  7. Dilarang makan dan minum di dalam ruangan.

  8. Dilarang membawa tas ransel besar di dalam ruang pamer. Harap dititipkan di Pos Keamanan.

  9. Dilarang membawa mainan di dalam ruang pamer.

  10. Dilarang menggunakan flash di dalam ruang pamer.

  11. Dilarang berlarian di dalam ruang pamer.

  12. Dilarang berbicara keras di dalam ruang pamer.

  13. Dilarang membuang sampah sembarangan.

Bagi kamu yang mau berkunjung ke museum ini, sebaiknya saat pagi hari atau setelah jam istirahat selesai. Supaya kamu bisa didampingi edukator sambil melihat koleksi yang ada di museum. Selain itu, jika ingin berkunjung dalam kelompok besar, dapat bersurat lebih dulu kepada pengelola museum.

Perlu kamu tahu bahwa sejak tahun 2022, Museum Perjuangan Yogyakarta telah menjadi bagian dari Museum dan Cagar Budaya. Rencananya sekitar paruh ketiga tahun 2025, museum ini akan direvitalisasi dan diperkirakan hadir dengan wajah baru pada akhir tahun mendatang. Jadi, kamu bisa datang sebelum atau setelah direvitalisasi, ya.



This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team