Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Yogyakarta Tanpa ke Malioboro

ilustrasi view perairan Pantai Baron dari Menara Suar Baron
ilustrasi view perairan Pantai Baron dari Menara Suar Baron (dok. Pribadi/Fatma Roisatin N.)
Intinya sih...
  • Museum Perjuangan: Kunjungi museum ini sebelum tengah hari, nikmati koleksi uang koin lawas dan patung pahlawan.
  • Tempo Gelato Prawirotaman: Nikmati gelato di tempat makan yang menggabungkan nuansa Eropa dengan sentuhan pedesaan Indonesia.
  • Kawasan Prawirotaman: Jelajahi suasana malam yang hidup dengan kafe, bar, toko pernak-pernik, dan minimarket 24 jam.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sudah bosan ke Malioboro tiap kali liburan ke Yogyakarta? Kamu bisa membuat itinerary lain untuk menikmati suasana yang berbeda. Masih banyak pilihan tempat yang bisa dikunjungi, termasuk kalau ingin menikmati kehidupan malam di Yogyakarta.

Biar liburan tetap nyaman, terutama bagi yang gak suka suasana terlalu ramai, bisa sesekali menyelipkan sebuah tempat wisata underrated sebagai itinerary. Lantas, mau ke mana saja saat liburan di Yogyakarta? Daripada bingung, berikut itinerary 2 hari 1 malam di Yogyakarta yang bisa kamu jadikan referensi tanpa harus ke Maliiboro, lho!

1. Museum Perjuangan

Museum Perjuangan, Yogyakarta
Museum Perjuangan, Yogyakarta (dok. Pribadi/Fatma Roisatin N.)

Hari pertama sebelum tengah hari, kamu bisa menuju Museum Perjuangan yang terletak di Jalan Kolonel Sugiono Nomor 24, Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta. Museum tersebut buka mulai pukul 08.00–16.00 WIB, khusus hari Jumat tutup pukul 16.30 WIB. Tiket masuknya terjangkau, hanya Rp5 ribu untuk wisatawan lokal dan Rp25 ribu untuk wisatawan mancanegara.

Buat kamu yang berangkat dari arah Stasiun Tugu Yogyakarta atau Malioboro, bisa naik Trans Jogja kode 2A dan 3A. Naiklah dari Halte Malioboro 1 menuju Halte Kol. Sugiono 1 Pujokusuman. Setelah itu, lanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 350 meter untuk sampai di museum.

Museum Perjuangan awalnya merupakan Unit II dari Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Tempat wisata underrated ini punya dua ruang pameran yang dibagi menjadi dua lantai. Lantai pertama berisi koleksi uang koin lawas dan lantai kedua didominasi patung para pahlawan, dokumen penting sebelum kemerdekaan, sketsa, dan senjata yang digunakan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

2. Tempo Gelato Prawirotaman

Tempo Gelato Prawirotaman
Tempo Gelato Prawirotaman (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Siang hari di Yogyakarta bisa sangat panas dan matahari begitu terik. Kamu bisa ngadem dulu di Jalan Prawirotaman, di sini banyak pilihan kafe, tempat makan, bar, hingga penginapan. Salah satu tempat yang populer adalah Tempo Gelato.

Tempo Gelato merupakan tempat makan gelato yang menggabungan nuansa industrial Eropa dengan sentuhan pedesaan Indonesia. Halamannya cukup luas untuk parkir kendaraan roda dua. Suasana terasa adem di dalam maupun di luar ruangan, karena terdapat pepohonan dan tanaman hias.

Kamu bisa memilih 2—3 varian gelato untuk dicicipi. Mereka menawarkan sekitar 60 pilihan rasa gelato, mulai rasa vanila, stroberi, cokelat, karamel, hingga kemangi. Pilihan rasa yang banyak, teksturnya lembut, dan tempatnya nyaman serta estetik bikin pengunjung betah di sini.

Terdapat tiga cabang Tempo Gelato di Yogyakarta, salah satunya di Prawirotaman. Berlokasi di Jalan Prawirotaman Nomor 38B, Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta. Tempat ini bisa kamu jangkau dengan jalan kaki melalui perkampungan di sekitar Museum Perjuangan. Berkunjunglah pada pukul 09.00—22.30 WIB.

3. Kawasan Prawirotaman

Kawasan Jalan Prawirotaman saat malam hari
Kawasan Jalan Prawirotaman saat malam hari (dok. Pribadi/Fatma Roisatin N.)

Kalau siang hari terlalu panas, kamu bisa check in dan istirahat dulu di penginapan. Ada baiknya menginap di sekitar Jalan Prawirotaman, terutama buat solo traveler. Kamu akan menjumpai banyak pilihan penginapan, mulai dari hostel, homestay, guest house, hingga hotel. 

Saat malam hari, alih-alih ke Titik Nol Kilometer Yogyakarta dan Malioboro yang ramai dan mainstream. Kamu bisa kembali ke Jalan Prawirotaman, suasana malam lebih hidup dibanding saat pagi maupun siang hari. Kafe, bar, tempat makan, toko pernak-pernik, hingga minimarket 24 jam ada di sini.

Suasana malam di Prawirotaman bisa mengingatkanmu pada Ubud, Bali. Meriah, tapi tidak terlalu ramai, wisatawan lokal dan bule berada di sosial space yang sama, dihibur dengan live music. Pemandangan wajar yang akan kamu temui di sepanjang jalan tersebut.

Kemeriahan malam di Prawirotaman akan perlahan berkurang menjelang tengah malam. Biasanya kafe dan bar akan tutup paling akhir pukul 00.00 WIB. Beberapa di antaranya yang lebih tertutup, akan berhenti beraktivitas pukul 01.00 atau 02.00 WIB dini hari.

Kamu bisa kembali ke penginapan sebelum tengah malam. Meski di pemukiman di sekitarnya sangat sepi, tapi aman dengan penerangan yang cukup. Penginapan dengan harga terjangkau biasanya terletak di dalam perkampungan dan gang kecil, tapi mudah dijangkau dari jalan utama Prawirotaman.

4. Pantai Baron

Pantai Baron, Gunungkidul, Yogyakarta
Pantai Baron, Gunungkidul, Yogyakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Hari kedua, saatnya mengunjungi wisata alam yang ada di Yogyakarta. Kamu gak harus ke Pantai Parangtritis, tapi jajal perjalanan yang lebih jauh dan seru. Kabupaten Gunungkidul punya banyak pilihan pantai dengan perairan biru dan berpasir maupun bertebing, salah satunya Pantai Baron.

Pantai Baron terletak di Desa Kemadang, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, D.I. Yogyakarta. Pantai ini dapat dijangkau menggunakan Angkutan KSPN yang berangkat dari Titik Nol Kilometer Yogyakarta. Kamu bisa naik Trans Jogja dari halte terdekat dari penginapan, menuju Bank Indonesia Heritage di seberang Museum Benteng Vredeburg,

Pilihlah keberangkatan paling pagi, yaitu pukul 07.30 WIB. Kamu akan tiba di Pantai Baron pada pukul 09.45 WIB, belum terlalu panas untuk bermain pasir di tepi pantai. Jika gak mau langsung main pasir, kamu bisa naik ke bukit menuju Menara Suar Baron.

Pantai Baron dilalui oleh sungai bawah tanah yang mengalir menuju laut. Hal ini mengharuskan kamu menyeberangi sungai menggunakan perahu untuk tiba di bagian pantai yang berpasir. Tarifnya Rp10 ribu untuk pergi dan pulang.

Jika merasa tertantang untuk melihat pantai di sekitarnya dari atas, maka kamu harus mendaki bukit. Kamu bisa meminta izin untuk naik ke Menara Suar Baron yang selalu dijaga dan terkunci. Tentu spot ini kurang cocok buat kamu yang punya acrophobia.

5. Pantai Mbuluk

Pantai Mbuluk, Gunungkidul, Yogyakarta
Pantai Mbuluk, Gunungkidul, Yogyakarta (dok. pribadi/Fatma Roisatin N.)

Masih belum puas dengan satu pantai? Setelah dari menara suar, kamu bisa melipir melalui jalan setapak di dekatnya. Jalan tersebut akan mengarahkanmu menuju Pantai Krakal dan Mbuluk.

Pantai Krakal punya garis pantai yang lebih pendek dengan pasir lebih putih daripada Pantai Baron. Namun, tepi pantainya berupa batu karang dan ombak tidak akan langsung ke bagian berpasir. Karakteristiknya agak berbeda dari Pantai Baron yang merupakan sebuah teluk.

Kamu bisa melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki menuju Pantai Mbuluk dengan melalui jembatan kayu. Jembatan tersebut menghubungkan antara Pantai Krakal dan Pantai Mbuluk. Deburan ombak lebih terasa dan kamu bisa melihat lautan lebih luas lagi dari Pantai Mbuluk.

Setelah puas menikmati keindahan sederet pantai tersebut, kamu bisa kembali ke area parkir Pantai Baron, jika naik Angkutan KSPN. Sambil menunggu keberangkatan, kamu bisa membeli oleh-oleh atau makan siang dengan seafood. Kelezatan dan kesegaran seafood di Pantai Baron sudah terkenal di kalangan wisatawan.

Kamu bisa menutup perjalananmu dan kembali ke pusat kota Yogyakarta. Perjalanan hari kedua cukup panjang, karena membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam untuk sekali berangkat. Jadi, perkirakan durasi perjalanan dan lamanya waktu kamu di pantai, supaya gak terlalu malam untuk melakukan perjalanan pulang.

Kelima itinerary 2 hari 1 malam di Yogyakarta tersebut bisa kamu jangkau menggunakan kendaraan umum, seperti Trans Jogja dan Angkutan KSPN. Jadi, buat kamu yang dari luar kota gak perlu bingung menyewa motor maupun kendaraan lain. Sudah siap menjelajahi sisi lain Yogyakarta?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us