Misteri Rambut Gimbal Penduduk Dieng, Dipilih oleh Para Dewa
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Inilah keunikan lain yang ada di Indonesia. Hingga kini keberadaannya masih misteri. Yakni rambut gimbal. Di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah, penduduknya mempercayai seseorang yang berambut gimbal adalah anugerah. Apalagi jika ada bocah berambut gimbal. Bocah gimbal dianggap sebagai keturunan dari leluhur pendiri dataran tinggi Dieng. Mereka percaya, bocah yang memiliki rambut gimbal merupakan titipan para dewa. Maka tak heran bila seluruh keinginan dari si bocah berambut gimbal itu harus dituruti.
Bocah rambut gimbal di Dieng bak seorang raja tanpa mahkota, semua keinginan mereka harus dituruti
Bayi-bayi di Dieng tentu saja lahir dengan rambut normal. Perubahan akan muncul saat mereka berusia kira-kira satu atau dua tahun. Tidak nampak gejala apapun saat rambut gimbal akan muncul. Biasanya saat bangun tidur, orangtua akan menemukan rambut anaknya tiba-tiba menjadi gimbal. Calon anak gimbal yang telah dipilih dewa biasanya sering sakit-sakitan. Namun anehnya setelah rambut gimbalnya muncul anak tersebut akan sangat jarang bahkan hampir tidak pernah jatuh sakit. Fenomena yang terjadi di tengah masyarakat Dieng ini, sampai sekarang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah.
Rambut gimbal tidak boleh dipotong sembarangan, ada ritual khususnya
Editor’s picks
Bocah berambut gimbal mencuci rambut seperti pada umumnya. Hanya saja rambut gimbalnya tidak bisa disisir dan tidak boleh dipotong. Rambut gimbal hanya boleh dipotong dengan syarat dan ritual tertentu, serta harus atas keinginan si bocah sendiri. Selain itu apapun keinginan si bocah juga harus dituruti. Jika rambut gimbal dipotong tanpa dipenuhinya syarat-syarat tersebut, diyakini keluarga si bocah rambut gimbal akan mendapat musibah dan rambut gimbalnya bisa kembali muncul. Ritual tersebut disebut ritual Potong Gombak.
Mereka adalah para 'raja' Dataran Tinggi Dieng
Untuk menggelar ritual Potong Gombak dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Para orangtua harus menyediakan berbagai sesajen mulai dari telur, ayam, kambing hingga menghadirkan pagelaran seni khas Dieng yaitu Tari Lengger dan Tari Kuda Lumping. Belum lagi mereka harus mengabulkan permintaan-permintaan dari si bocah, yang terkadang membuat mereka harus merogoh kocek dalam-dalam.
Hal-hal tersebut mungkin kurang dapat diterima akal dan nalar orang luar. Namun penduduk Dieng menganggap fenomena bocah berambut gimbal ini sebagai hal biasa. Jika kamu ingin menyaksikan para "raja" Dataran Tinggi Dieng menjalani ritual Potong Gombak secara langsung, datanglah ke acara Dieng Culture Festival ke-8 yang akan digelar oleh Pemda setempat pada bulan Agustus mendatang.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.