Para Traveler Ini Rela Berjalan Puluhan Kilometer Demi Tato

Saat ini seni tato sudah menjadi salah satu bagian penting dalam meningkatkan penampilan. Dulu, tato lebih sering ditemukan pada pelaku kriminal, meskipun di beberapa negara masih terdapat tato unik untuk mengindikasikan bahwa meraka termasuk dalam kelompok atau sebuah mafia seperti Yakuza.
Namun ada sebuah desa yang terletak di bagian utara Filipina yang terkenal dengan seni tato tradisionalnya, yaitu desa Kalinga. Desa ini masih ditutupi dengan pegunungan yang hijau, dataran-dataran rendah, dan sawah yang tak terhitung jumlahnya. Kalinga merupakan provinsi pusat di daerah Cordillera.
Lokasi Desa Kalinga

Provinsi ini tidak memiliki tidak memiliki hotel mewah, mal, hanya resort swasta atau beberapa industri pariwisata. Disini terdapat 31 kelompok etnis, Tempat sempurna untuk kalian yang mencari pengalaman outdoor dan betapa menakjubkannya perbedaan seni dan budaya.
Jalan yang Jauh dan Cukup Ekstrim

Untuk mencapai desa Kalinga membutuhkan waktu, usaha dan tenaga, karena kalian harus naik bis selama 3 jam dari Manila. Setelah itu kalian harus berjalan untuk sampai ke desa Kalinga, perjalanan yang panjang dengan 10 jam berjalan menanjak dan 3 jam berjalan trek normal.
Apo Whang-Od seniman tato yang tersisa

Di desa Kalinga hanya tersisa 1 tato artis yaitu Whang Od yang sudah berumur hampir 100 tahun. Cara yang yang digunakan untuk membuat tato masih sangat tradisional dan hanya menggunakan bambu yang sudah tertanam jarum dan sebuah tongkat, tetapi salah satu alasan wisatawan datang kesini adalah untuk menyaksikan atau ingin di tato karena tato ini memiliki desain yang unik, tato tradisional ini disebut Batok oleh masyarakat lokal
Desain yang Ga Mungin Kalian Dapatkan Di tempat Lain

Karena tanpa obat bius, cara mentato ini akan sedikit menyakitkan. Tapi desain yang unik dan tidak akan kalian dapat ditempat lain membuat daya tarik bagi para traveler. Berminat mengunjungi desa ini dan mentato salah satu anggota tubuh kalian?