Kawah Ijen dan Air Terjun Tumpak Sewu (pexels.com/oidonnyboy | unsplash.com/mrizalfrmnsyh_)
Semua perbedaan sebelumnya dapat memberikanmu gambaran kalau trekking lebih sulit dibandingkan hiking. Kesiapan fisik dan latihan untuk melakukan perjalanan berhari-hari tanpa henti, menjadi hal penting sebelum trekking. Selain kesiapan fisik, mentalmu pun perlu dipersiapkan sebelum memutuskan untuk trekking.
Sedangkan hiking, dianggap lebih mudah dan tepat untuk para pemula, karena jalur yang ada sudah kerap dilalui dan dilengkapi tanda tertentu. Hal ini membuat hiking sebagai kegiatan rekreasi yang menantang sekaligus menyenangkan.
Jika tertarik untuk trekking, kamu dapat menjelajahi Kepulauan Mentawai yang memiliki flora dan fauna yang beragam. Bahkan, Kepulauan Mentawai kerap disejajarkan dengan Madagaskar untuk primata endemik.
Kalau kamu suka trekking dengan view pegunungan, ikuti saja Java Four Volcano Summit. Perjalanan ini dimulai dari Yogyakarta dan berakhir di Pantai Pemuteran, Bali. Ada empat gunung berapi yang dilalui, yakni Merbabu, Semeru, Bromo, dan Ijen dengan durasi waktu sekitar 11 hari 10 malam.
Sedangkan untuk hiking, lebih banyak pilihan dan mudah diakses. Seperti perjalanan menuju Air Terjun Tumpak Sewu di Jawa Timur. Tingkat kesulitannya sedang dan membutuhkan waktu 1 jam 20 menit untuk perjalanan pergi dan pulang.
Tempat lainnya adalah Campuhan Ridge Walk, Ubud, Bali dengan jarak sekitar 40 km untuk pergi dan pulang. Tempat ini cocok untuk pemula dengan jalurnya yang mudah. Durasi yang diperlukan sekitar 1-2 jam.
Nah, sekarang kamu tahu perbedaan hiking dan trekking kan? Keduanya memang mirip, tetapi tingkat kesulitan dan persiapannya berbeda. Jangan sampai tertukar, ya!