Pertunjukan tari Beksan Bedhaya Bedhah Madiun di Pura Mangkunegaran. (mangkunegaran.id)
Sebagai destinasi wisata di Kota Solo, Pura Mangkunegaran memiliki keunikan tersendiri yang menjadi magnet bagi wisatawan. Beberapa keunikan yang bisa ditemui adalah:
Jenang Suran merupakan hidangan khas Pura Mangkunegaran yang berbentuk bubur dengan lauk dan sayur yang bervariatif. Jenang Suran ini hanya hadir saat bulan Sura tepatnya pada malam 1 Sura. Tradisi pembagian Jenang Suran ini telah dilakukan sejak masa kepemimpinan KGPAA Mangkoenagoro VI sebagai bentuk rasa syukur atas kemudahan dalam menjalani kehidupan selama satu tahun terakhir.
Apem merupakan jajanan tradisional yang terbuat dari tape singkong, tepung beras, gula, santan, dan sedikit garam. Apem khas Mangkunegaran memiliki perbedaan dengan apem lainnya yaitu menggunakan tape singkong yang dibuat menggunakan tangan atau sering disebut dengan istilah Jawa, diuleni. Proses pembuatan apem ini dibuat secara tradisional menggunakan tungku sehingga menghasilkan apem yang matang sempurna dengan tekstur yang lembut. Apem menjadi simbol kesetiaan dan pengabdian para abdi dalem terhadap Pura Mangkunegaran.
- Pura Mangkunegaran memiliki beragam tarian
Pura Mangkunegaran dikenal sebagai salah satu pusat pelestarian budaya. Hal ini terlihat dari beberapa tari yang ada di tempat ini seperti Beksan Bedhaya Bedhah Madiun, Beksan Bedhaya Ladrang Mangungkung, dan Beksan Gatot Kaca Dadung Awuk. Tari tersebut dikenal sebagai tari dengan gaya Mangkunegaran karena memiliki ciri khas tersendiri.
Pura Mangkunegaran memiliki batik khas tempat ini. Ciri khas yang membedakan dengan batik lainnya di Pulau Jawa adalah coraknya yang kompleks dan rumit. Batik ini memiliki perpaduan warna dengan kesan penuh semangat dan dinamis seperti kuning keemasan, coklat sogan, biru, dan hijau.
Tempat ini menjadi salah satu tempat ikonik di sekitar area Pura Mangkunegaran maupun di Kota Solo. Ngarsopuro berasal dari dua kata yaitu ngaros yang berarti depan dan puro berarti istana, hal ini karena tempatnya berada di depan Pura Mangkunegaran. Lokasinya berada di Jalan Diponegoro, Surakarta. Wisatawan bisa menikmati area ini dengan berjalan kaki.
- Masjid Al-Wustho Mangkunegaran
Masjid Al-Wustho Mangkunegaran merupakan masjid tua yang ada di sekitar area Pura Mangkunegaran. Masjid ini mulai dibangun pada 1878. Pada awalnya, Masjid Al-Wustho Mangkunegaran merupakan masjid khusus untuk anggota keluarga Pura Mangkunegaran. Namun, sejak 1924 masjid ini telah dibuka untuk umum dan para tamu Pura Mangkunegaran yang beragama Islam.
Ponten Mangkunegaran merupakan kamar mandi umum peninggalan KGPAA Mangkoenagoro VII. Tempat ini berfungsi sebagai tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK) untuk para punggawa Mangkunegaran dan masyarakat sekitar. Ponten Mangkunegaran mulai dibangun pada 1936 dan telah ditetapkan sebagai cagar budaya pada 2013.
Restoran ini memiliki keunikan yaitu menghadirkan suasana kerajaan Jawa. Hidangan yang disajikan serta dekorasinya sangat kental dengan unsur budaya Jawa.
Hal unik dan menarik lainnya yang bisa ditemui saat berkunjung ke Pura Mangkunegaran adalah pengunjung bisa melihat koleksi benda-benda bersejarah yang mulai dikumpulkan sejak 1926.