5 Fakta Unik Tugu Parasamya Surabaya, Simbol Kesuksesan Jawa Timur
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebagai kota terpopuler di dunia versi Guangzhou Award, Surabaya terus melakukan perubahan positif. Mengawali tahun 2019, Surabaya meresmikan tugu spesial dengan tinggi lima meter dan panjang sepuluh meter. Tugu Parasamya Purnakarya Nugraha namanya.
Tugu tersebut dibangun sebagai apresiasi keberhasilan pemerintah provinsi Jawa Timur pada 178 aspek pembangunan. "Tugu Parasamya Purnakarya Nugraha dibangun sebagai simbol prestasi Gubernur Jawa Timur Soekarwo selama dua periode," tutur Kepala Biro Humas dan Protokol Jawa Timur, Aries Agung Paewai, saat dihubungi IDN Times, hari ini.
Menteri Dalam Negeri RI Tjahjo Kumolo berpesan untuk membangun secara simbolik bagian dari sejarah dan pendidikan. Hal itu disampaikan saat menyerahkan penghargaan ketiga kalinya kepada Pakde Karwo, panggilan akrab Gubernur Soekarwo. Nah, Jawa Timur terpilih terbanyak dalam sejarah, yakni 1974, 2014, dan 2017.
1. Tugu Parasamya didesain seniman yang berhasil menggarap GWK di Bali
Saat meresmikannya pada Jumat (28/12/2018), Pakde Karwo mengatakan tugu ini menjadi simbol atas apa yang telah dinilai pemerintah pusat. Pemerintah pusat menganggap penurunan angka kemiskinan di Jawa Timur paling tinggi selama enam tahun penilaian.
I Nyoman Nuarta yang sebelumnya berhasil menyelesaikan Garuda Wisnu Kencana di Bali menggarap tugu ini. Tugu Parasamya berhasil dibangun dalam waktu singkat, yakni hanya 2,5 bulan. Menurut I Nyoman, tantangan dalam membangunnya adalah menggabungkan budaya atau tradisi dari berbagai daerah di Jawa Timur.
"Konsep Tugu Parasamya adalah menggabungkan ciri khas budaya dari Jawa Timur. Ada Tari Reog, Gandrung, karapan sapi, dan lainnya," ujar Aries.
Maka dari itu, hadirnya tugu Parasamya diharapkan bisa menjadi alternatif untuk mengenalkan budaya Indonesia kepada generasi millennials. Sebuah konsep baru yang diseuaikan dengan zamannya.
2. Tugu Parasamya terletak di depan kantor gubernur Jawa Timur
Peresmian Tugu Parasamya sekaligus menjadi peringatan titik nol kilometer di Surabaya. Selama ini, penanda nol kilometer berada di dalam kantor gubernur Jawa Timur, sehingga tidak semua orang bisa tahu.
"Keren Surabaya sekarang, sudah ada titik nol kilometer seperti di Yogyakarta," kata wisatawan asal Malang, Ayuni Prihadingtyas (20), kepada IDN Times, hari ini.
Sekarang penanda tersebut berada di luar kantor dengan tugu baru yang telah ditinggikan. "Bagi kami, salah satu harapan adanya tugu baru ini, wisatawan di Jawa Timur memiliki spot swafoto baru," ucap Aries.
3. Tugu Parasamya menjadi alternatif selfie baru di Surabaya
Editor’s picks
Benar saja, sepengamatan IDN Times hari ini, banyak orang yang memanfaatkan tugu untuk hunting foto. Tugu yang membutuhkan biaya hingga Rp6,9 miliar ini memang cukup fotogenik. Saat malam hari, penampakannya jadi semakin keren dengan sorotan lampu.
"Saya awalnya tahu dari Instagram, lalu sengaja datang ke sini untuk foto-foto karena lokasinya strategis. Dekat dengan banyak tempat wisata, seperti Tugu Pahlawan," kata wisatawan lainnya, Faizzatus Shiddiqoh (20).
Bahkan ada wisatawan yang jauh-jauh datang dari Bandung untuk melihat langsung keunikan Surabaya. "Ini pertama kali saya ke Surabaya, ternyata memang keren banget. Kalau di Bandung banyak wisata alam, di sini lebih banyak spot foto Instagramable," tutur Ken Gilang (20).
Baca Juga: 28 Potret Terkini Surabaya yang Makin Cantik, Si Langganan Penghargaan
4. Surabaya memang pantas menjadi kota terpopuler di dunia
Tidak sembarang kota bisa dibangung Tugu Parasamya atau tugu spesial lainnya. Menurut Aries harus ada cerita atau sejarah khusus sebelum membangun sebuah tugu.
"Saat ke sini akhirnya saya paham, Surabaya memang pantas menerima penghargaan kota terpopuler dari Guangzhou Award. Bandung memang bagus, tapi tatanan Bandung lebih baik lagi," ucap wisatawan Bandung, Chandika Lira (24).
5. Saat ini belum ada peningkatan nilai ekonomi di sekitarnya
Biasanya kehadiran wahana rekreasi baru turut membantu perekonomian masyarakat di sekitarnya. Seperti halnya perubahan Taman Sejarah di kawasan Jembatan Merah Surabaya. Penjual di sana mengaku penjualannya meningkat hingga 25 persen pada hari biasa.
Sayangnya untuk saat ini, kehadiran Tugu Parasamya belum meningkatkan perekonomian penjual di sekitarnya. Hal tersebut diungkapkan penjual sate asal Bangkalan, Madura, yang telah lama berjualan tepat di sebelah Tugu Parasamya.
"Biasa saja, tidak ada perubahan apapun setelah adanya pembangunan tugu," kata Sulimah (45).
Wajar saja sih, mengingat tugu baru diresmikan 28 Desember 2018. Semoga ke depan bisa jadi alternatif wisata yang murah meriah dan meningkatkan perekonomian warga sekitar. Kamu sendiri sudah ke sana, belum?
Baca Juga: 9 Tempat Wisata Baru di Surabaya, Belum Banyak yang Tahu Nih!