Menilik Keunikan Masjid Cipto Mulyo Boyolali yang Dibangun oleh PB X
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jejak Islam di Jawa tak hanya tersebar di kota besa-besarnya saja. Di Boyolali, Jawa Tengah ada sebuah masjid unik bernuansa Jawa klasik yang hingga kini masih lestari dan digunakan beribadah, lho. Masjid ini bernama Cipto Mulyo. Masjid yang berada di kawasan wisata Pengging ini merupakan peninggalan Raja Surakarta, Paku Buwono X.
Meski dibangun ratusan tahun lalu, beberapa bagian bangunannya masih asli, lho. Penasaran? Berikut beberapa informasi tentang Masjid Cipto Mulyo di Boyolali.
1. Dibangun oleh Paku Buwono X
Masjid Cipto Mulyo terletak di Desa Ngaliyan RT 9/2 Dukuh Ireng Bendan Banyudono Boyolali, Jawa Tengah, yang berada tak jauh dari Umbul Pengging.
Masjid Cipto Mulyo didirikan oleh Paku Buwono X, Raja Surakarta pada hari selasa pon 14 jumadilakhir 1838. Karena sudah berusia 114 tahun, maka masjid ini merupakan yang tertua di Boyolali. Selain itu masjid ini memiliki sejarah yang penting dalam penyebaran Islam di Boyolali.
2. Memiliki nama bernuansa Jawa
Selain istimewa karena dibangun seorang raja, masjid ini memiliki nama bernuansa Jawa kental yaitu Cipto Mulyo yang berarti menciptakan kemuliaan. Hal ini tentu berbeda dari masjid lain di Indonesia yang lebih banyak memakai bahasa Arab untuk menamai sebuah masjid.
Gaya bangunannya pun berbeda dari masjid lain dengan kubahnya. Masjid Cipto Mulyo ini terlihat seperti rumah jadul atau zaman dulu pada umumnya. Tak ada kubah dan ciri khas masjid yang biasa dijumpai di tempat lain.
Tak hanya itu, arah kiblat masjid di Pengging ini juga berbeda yaitu serong ke ke kiri. Bahkan ada penanda arah kiblat berbahan kuningan yang ditempel di lantai. Dibagian belakang masjid terdapat makam seorang seniman hebat dari Surakarta yaitu Yosodipuro.
Editor’s picks
Baca Juga: 9 Pesona DeSeloKaton Boyolali, Sensasi Bukber View Alam Pegunungan
3. Bangunannya masih asli
Bangunan Masjid Paku Buwono X ini masih asli meski sudah mengalami renovasi berulang kali. Kontruksi kayu dan bentuk bangunannya pun masih dipertahankan. Hanya beberapa bagian saja yang memang ditutup marmer oleh warga sekitar.
Selain itu bagian plafon juga sudah diganti karena rusak dan keropos. Untuk tiang, usuk, dan beberapa bagian atasnya masih asli berbahan kayu.
4. Memilik bedug dan kentongan peninggalan Paku Buwono X
Tak cuma membangun masjid, Paku Buwono X juga meninggalkan beberapa benda seperti bedug dan kentongan. Bedug ini terbuat dari kayu asli dan dilapisi kulit sapi dibagian depannya. Selain itu, ada prasati batu yang menceritakan waktu dan proses pembangunan masjid ini.
Menariknya, banyak ornamen bertuliskan aksara Jawa, ukiran di bagian atas jendela, dan nama Paku Buwono X di masjid ini.
Masjid yang sudah berusia hampir 118 tahun ini masih digunakan warga sekitar untuk beribadah, kegiatan TPA, atau taman pendidikan Al Quran dan kegiatan lainnya. Saat bulan Ramadan, masjid klasik ini selalu ramai karena banyak kegiatan yang dilaksanakan di sana.
Buat kamu yang tertarik mempelajari sejarah Islam di Boyolali, jangan lupa mampir ke Masjid Cipto Mulyo, ya.
Baca Juga: 10 Kafe di Boyolali dengan View Gunung Merapi dan Merbabu, Syahdu!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.