5 Fakta Menarik Benteng Rotterdam Makassar yang Bersejarah

Punya pola penyu yang sarat akan filosofi

Dikenal sebagai land mark Kota Makassar. Benteng Rotterdam sendiri merupakan benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo yang berlokasi di Jalan Ujung Pandang, Bulo Gading, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar.

Di benteng ini kamu bisa menikmati keseruan berwisata sejarah sekaligus mengunjungi Museum La Galigo, lho. Selain sekedar berwisata, nyatanya kamu juga harus tahu fakta menabjukkan dibalik kokohnya arsitektur peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo ini. Apa saja itu? Simak selengkapnya, 5 fakta menarik yang dimiliki Benteng Fort Rotterdam Makassar.

1. Awal pembangunan Benteng Fort Rotterdam diprakarsai oleh tiga Raja Gowa yang berpengaruh

5 Fakta Menarik Benteng Rotterdam Makassar yang Bersejarahilustrasi Benteng Rotterdam Makassar (Tropenmuseum part of National Museum of World Cultures in Amsterdam)

Menurut Andi Muhammad Said, dkk (2013), benteng ini pertama kali dibangun pada tahun 1545, atas perintah dari Daeng Matanre Karaeng Mangngutungi Tumapa’risi Kallonna, Raja Gowa IX.

Mulanya hanya dibangun dari gundungkan tanah liat. Maka, pembangunan benteng kemudian dilanjutkan kembali oleh Raja Gowa X, I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiung atau Karaeng Tunipallangga Ulaweng, dengan menambah bahan benteng dengan bahan batu bata.

Terakhir ialah Raja Gowa XIV, I Manga’rangi Daeng Manrabbia Sultan Alauddin yang menata ulang benteng pada 1634. Adapun renovasi benteng ini ialah dengan menganti tembok benteng dengan mengadopsi gaya arsitektur Portugis.

Tidak hanya itu, pada tahun 1939, Sultan Alauddin kembali melakukan penataan di Benteng Ujung Pandang dengan membangun dinding kedua dari benteng ini. Nah, dari ketiga raja dibalik pembangunan benteng ini, siapa yang kamu ingat pernah dijelaskan oleh guru IPS-mu di bangku sekolah? 

2. Penamaan awal yang diambil dari kondisi geografis dan pola site plan

5 Fakta Menarik Benteng Rotterdam Makassar yang Bersejarahpotret site plan Benteng Rotterdam Makassar (The Atlas of Mutual Heritage and the Nationaal Archief in Netherlands)

Berdasarkan buku karya Sagimun M.D yang berjudul Benteng Ujung Pandang (1992), penamaan Benteng Ujung Pandang atau Benteng Jumpandang didasari oleh kondisi geografis benteng yang terletak di ujung daratan atau pesisir pantai yang banyak ditumbuhi pohon pandan atau dikenal oleh orang Makassar sebagai pandang.

Menurut Hamzah Daeng Mangemba (1972), pohon pandan atau pandang (bahasa Makassar) merupakan pohon sejenis nanas yang memiliki daun yang dapat diayam menjadi tikar. Sehingga nama Benteng Ujung Pandang diartikan sebagai benteng pertahanan yang berada di pesisir pantai yang banyak ditumbuhi pohon pandan. 

Selain disebut sebagai Benteng Ujung Pandang, benteng yang menghadap ke Selat Makassar ini, juga disebut oleh orang Makassar sebagai Benteng Panyyua (penyu). Sebutan Benteng Panyyua ini tidak asal aja lho, sebab jika dilihat dari ketinggian maka benteng ini terlihat menyerupai pola penyu yang merayap ke arah pantai. Wah, menarik banget bukan?

3. Pola penyu yang punya filosofi yang mendalam

5 Fakta Menarik Benteng Rotterdam Makassar yang Bersejarahpotret peta Benteng Rotterdam Makassar (The Atlas of Mutual Heritage and The Koninklijke Bibliotheek in Netherlands)

Menurut tulisan karya AHA, NAR yang berjudul Jejak Sejarah: Lokalitas di Balik Fort Rotterdam pada buku yang diterbitkan oleh Litbang Kompas yang berjudul Kerajaan Gowa yang kian Merana (2021) menguraikan bahwa pemilihan gambar site plan yang berpola penyu ini, merupakan simbol pertahanan darat dan maritim yang dimiliki oleh Kerajaan Gowa, mengingat hewan ini dapat hidup di darat dan di laut. 

Hal ini sesuai dengan latar belakang Kerajaan Gowa-Tallo yang tercatat di dalam sejarah sebagai imperium terbesar pada abad XVII dan dikenal dalam sejarah Belanda sebagai kerajaan yang sangat sulit ditaklukkan. Tentu saja hal ini ditunjang oleh kualitas para panglima perang dan kekokohan benteng-benteng pertahanannya.

Selain dipengaruhi oleh kualitas pertahanan Kerajaan Gowa-Tallo, filosofi pola penyu juga berhubungan dengan penamaan Benteng Ujung Pandang yang merujuk pada vegetasi pohon pandan yang banyak dijumpai di area benteng ini. Menurut Sardi Duryatmo pada majalah edisi penyu, diketahui bahwa pohon pandan memiliki berperan penting dalam kelangsungan hidup penyu terutama bagi penyu hijau yang juga merupakan salah salah penyu yang banyak tersebar di Kota Makassar.

Selanjutnya ialah filosofi perut penyu. Menurut informasi yang diperoleh dari Matius, pemandu wisata di Benteng Fort Rotterdam saat ditemui pada hari Minggu (29/1/2023), orang Makassar menyakini bahwa jika bermukim di Benteng Ujung Pandang maka masyarakat akan merasa aman tinggal di perut penyu, dalam hal ini pemukiman yang berada tepat di tengah kawasan benteng.

Lebih lanjut, Matius mengungkapkan bahwa benteng ini, juga mengadopsi karakter yang dimiliki oleh suku Bugis-Makassar dengan junjungan falsafah siri’ na pacce (harga diri dan empati) dan prinsip kualleanggi talangga na toalia (lebih baik saya tenggelam dibandingkan pulang ke daratan). 

Dimana, diketahui bahwa penyu merupakan hewan reptil laut sejenis kura-kura ini, dikenal jago menjelajahi dunia lho. Semangat merantau dan ketangguhan hewan ini persis seperti karakter orang Bugis-Makassar bukan?

4. Saksi bisu kekalahan Sultan Hasanuddin di Perang Makassar

5 Fakta Menarik Benteng Rotterdam Makassar yang Bersejarahpotret Sultan Hasanuddin di perangko seri pahlawan (colnect.com)

I Mallombasi Daeng Mattawang Sultan Muhammad Baqir Karaeng Bonto Mangape atau Sultan Hasanuddin merupakan Raja Gowa XVI yang terkenal dengan julukan Het Hantjes van Oosten (ayam jantan dari timur). Julukan ini diberikan tidak tanpa alasan, sebab Sultan Hasanuddin terkenal akan keberanian dan kegigihannya melawan kolonialisme dan imperialisme Belanda. 

Menurut Sutrisno Kutoyo dan Drs. Mardanas Safwan (2021), Sultan Hasanuddin dan armada perangnya pertama kali melakukan serangan pada tahun 1616. Hal ini disebabkan oleh kemarahan yang dipicu oleh penculikan bangsawan Kerajaan Gowa yang dilakukan oleh kapten kapal Enkhuyzen dan keangkuhan kapal De Eendracht ketika mendarat di Pelabuhan Makassar. 

Semenjak itu, pergolakan dari Sultan Hasanuddin tidak kunjung berkesudahan. Hingga akhirnya, Perang Makassar pun meletus pada tahun 1666 dan berakhir pada tahun 1669.

Peristiwa kekalahan yang pelan tapi pasti ini, diawali dengan peristiwa penanda tanganan Cappaya ri Bungaya (Perjanjian Bongaya) pada 18 November 1667. Dimana salah satu poin dari perjanjian ini, ialah:

"Semua benteng dan istana harus dihancurkan, kecuali Benteng Ujung Pandang dan Benteng Somba Opu"

Inti Perjanjian Bongaya ini mengharuskan Benteng Ujung Pandang diserahkan kepada Belanda, mengingat Benteng Ujung Pandang merupakan benteng pertahanan strategis yang dimiliki Kerajaan Gowa-Tallo. Bikin sedih, ya.

5. Penamaan permanen yang diambil dari kota kelahiran Laksamana Cornelis Speelman

5 Fakta Menarik Benteng Rotterdam Makassar yang Bersejarahpotret Benteng Rotterdam Makassar (direktoripariwisata.id)

Menurut Rasyid (1983), pada tanggal 1 November 1667, Panglima Cornelis Speelman mulai bermukim di dalam kawasan benteng. Selain itu, Speelman juga memperkuat pertahanan benteng dengan melakukan beberapa perubahan, yakni:

  1. Merenovasi tembok benteng dengan menggunakan bahan batu padas yang diperkuat dengan lempung pasir dan batu andesit;
  2. Merombak semua bangunan yang ada di dalam kawasan benteng dengan membangun bangunan-bangunan bercorak arsitektur Belanda;
  3. Meletakkan meriam-meriam di di atas tembok benteng; dan
  4. Menganti nama Benteng Ujung Pandang menjadi Fort Rotterdam.

Penamaan Fort Rotterdam ini dipilih sebagai bentuk selebrasi kemenangan perang sekaligus untuk mengenang kota kelahiran Cornelis Speelman yakni kota Rotterdam, Belanda. 

Nah, sejak benteng ini ditata dan diberi nama sebagai Fort Rotterdam oleh Cornelis Speelman. Maka, penamaan benteng pertahanan ini pun tetap digunakan hingga sekarang sebagai ikon wisata sejarah di Kota Makassar. 

Jadi gimana, apakah kamu sudah paham tentang selak beluk Benteng Rotterdam? Kalau ada yang belum kamu pahami, tanya aku di kolom komentar, ya! 

Baca Juga: 5 Fakta Menarik Mengenai Batu, Bukti Peninggalan Sejarah!

Siti Raodhatul Ummah Photo Verified Writer Siti Raodhatul Ummah

Multi-U

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna

Berita Terkini Lainnya