9 Alasan Inilah yang Bikin Malioboro Gak Pernah Sepi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dilansir dari berbagai media Indonesia, jumlah wisatawan yang mengunjungi Yogyakarta tahun 2017 mencapai 23 juta. Data tersebut dirilis pada bulan Februari 2018.
Betapa tidak, kota yang menjadi judul lagu musisi Kla Project "Yogyakarta" ini memang mampu mencipta selaksa rindu di hati wisatawan. Hampir semua para turis yang bertandang ke daerah istimewa pasti pernah mampir ke Malioboro.
Dan, inilah alasannya mengapa Malioboro gak pernah sepi dari pengunjung.
1. Nol kilometer Yogyakarta terletak di kawasan Malioboro
Buat kamu yang sering berkunjung ke Yogyakarta, pasti gak asing dengan istilah nol kilometer. Nol kilometer Yogya terletak di kawasan Maliboro tepatnya di persimpangan Monumen Serangan Umum 1 Maret dan Gedung Bank Negara Indonesia.
Denyut nadi kota Yogya dimulai dari nol kilometer ini. Maka, sebagian masyarakat Yogya banyak berlalulalang dan beraktivitas di sini maupun melewati wilayah ini.
2. Pusat pemerintahan Yogyakarta berlokasi di Malioboro
Ada dinas yang mengurusi pariwisata, pasar, kantor gubernur, dan ada pula kantor dewan perwakilan rakyat daerah. Gak cuma itu, presiden Republik Indonesia juga punya rumah tamu di kawasan ini.
Dengan adanya pusat pemerintahan di Malioboro, warga setempat yang ingin mengurus pelayanan publik pasti mendatangi tempat ini.
3. Dekat dengan dua stasiun besar
Tak sampai radius dua kilometer dari Malioboro, ada dua stasiun besar yang berdiri di Yogyakarta yakni stasiun Tugu, dan Lempuyangan. Bedanya, Lempuyangan menjadi perhentian kereta kelas ekonomi, sedangkan Tugu rangkaian kereta eksekutif.
Wisatawan yang ingin berkunjung ke Yogya, sebagian besar turun di dua stasiun ini. Kebayang kan, kalau mereka mau berkeliling mencari penginapan atau sejenak melepas lelah, kawasan Malioboro menjadi tujuan pertamanya.
4. Banyak tempat wisata bersejarah
Di kawasan Malioboro, ada Tugu Jogja, benteng Vredeburg, dan monumen Serangan Umum 1 Maret. Di titik nol kilometer, ada gedung lawas milik BNI.
Tiga ratus meter ke arah selatan, Alun-alun Utara bisa kamu kunjungi. Di seberangnya lagi, ada Kraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Masjid Agung Kauman.
Editor’s picks
Tuh, banyak kan? Jika kamu mau, tempat-tempat ini bisa dikunjungi dengan berjalan kaki. Gak mau capek? Ada moda transportasi delman dan becak di kawasan Malioboro.
5. Penginapan pun berjejalan di area Malioboro
Karena pusat kota dan wisata, area Malioboro banyak dipenuhi penginapan dengan harga super terjangkau (hostel) sampai mewah. Untuk hostel, bisa kamu temukan di kawasan Sosrowijayan.
Sementara, penginapan dengan harga kelas atas, bisa kamu temukan di pinggir jalan Malioboro. Kamu tinggal pilih sesuai selera dan kantongmu.
6. Malioboro juga jadi pusat perdagangan
Pedagang kaki lima dan swalayan seolah tak memiliki batas di daerah Malioboro. Sebab, para pedagang kaki lima berjualan menempati area selasar di sepanjang jalan ini.
Ada juga pasar legendaris Beringharjo yang berdiri di sini. Buat kamu yang jago tawar menawar, coba deh belanja di sini. Eh, tapi jangan menawar terlalu rendah, ya. Kasihan penjualnya.
7. Berkunjung ke Yogyakarta gak lengkap kalau gak ke angkringan
Mau ke angkringan, ya, Yogya tempatnya. Termasuk di Malioboro dan sekitarnya. Siap-siap ngopi (minum kopi), makan gorengan, dan tentunya nasi kucing dong.
Ah, jadi rindu Yogyakarta.
8. Selain angkringan, ada juga musisi jalanan
Ingat lirik lagu "Yogyakarta" milik Kla Project? "Musisi jalanan mulai beraksi seiring laraku kehilanganmu..." Di Malioboro, juga tak sedikit grup musik jalanan yang memamerkan kebolehannya memainkan alat musik tradisional hingga modern. Kalau sudah begini, gak jarang pengunjung Malioboro berkumpul untuk menyaksikan aksi-aksi mereka.
9. Berkunjung ke Yogyakarta, gak lengkap jika kamu tak bersua dengan Malioboro
Benar begitu kan, gak lengkap rasanya pergi ke Yogyakarta tanpa melangkahkan kaki di Malioboro. Apalagi buat kamu yang doyan unggah foto di Instagram, berfoto dengan latar plang "Jl. Malioboro" wajib hukumnya.
Itulah sembilan alasan mengapa Malioboro tak pernah sepi. Ah, jadi rindu Jogja...
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.