Pada musim dingin tahun 2018, kelompok dari kapal selam Aquatica berkelana ke dasar Great Blue Hole. Mereka berniat memetakan bagian dalam lubang tersebut demi kepentingan penelitian. Awalnya mereka melihat hal yang umum ditemukankan penyelam seperti hiu karang, kura-kura, dan terumbu karang raksasa. Ketika memasuki kedalaman 90 meter, mulai terlihat banyak perubahan pada kondisi lubang biru.
Di kedalaman 90 meter, mengutip Earthly Mission, dikatakan kehidupan seakan-akan menghilang. Terdapat lapisan tebal hidrogen sulfida beracun yang mengambang seperti selimut di kedalaman Great Blue Hole. Lapisan ini membuat bagian di bawahnya tidak memilki oksigen, sehingga tidak ada kehidupan. Mereka menemukan banyak sekali kulit kerang dan kelomang yang mati sesak karena kehabisan oksigen.
Saat mencapai kedalaman 120 meter, mereka menemukan hal yang tak mereka duga, yakni stalaktit kecil, yang memberikan petunjuk masa lalu gua tersebut. Hal lain yang ditemukan ketika menelusur lebih dalam adalah sampah botol plastik kapasitas dua liter, peralatan penelitian tua, tanda-tanda penyelam mencoba melarikan diri, dan GoPro yang berisi foto-foto liburan.
Tim kapal selam juga menemukan dua dari kemungkinan tiga orang yang pernah dilaporkan hilang di Great Blue Hole. Dilansir Newsweek, tim mereka telah menghubungi pihak berwajib. Setelah berdiskusi, akhirnya mereka sepakat untuk membiarkan sisa jasad penyelam tersebut di dasar lubang. Kedalaman lubang laut telah menjadi tempat istirahat abadi bagi kedua penyelam, sehingga mereka tidak ingin mengganggunya. Di dasar gua, tim mereka juga menemukan jejak aneh yang tidak dikenal, di sekitar pusat lubang.
Masih banyak lokasi yang menyimpan misteri di lautan. Kecanggihan teknologi tentu akan sangat menolong untuk mempelajari dan memahami fenomena alam, sehingga kita dapat menikmati dan menjaga kelestariannya.