Mengenal Tradisi Among-among, Acara Selamatan Orang Jawa

Selamatan merupakan tradisi masyarakat yang masih dilestarikan sampai sekarang. Tradisi memohon keselamatan ini tersebar di berbagai penjuru Indonesia dengan prosesi dan ciri khas masing-masing.
Salah satu acara selamatan yang masih dilestarikan sampai sekarang adalah tradisi among-among yang kerap dilakukan oleh orang jawa di berbagai daerah. Apa itu tradisi among-among? Simak pembahasannya berikut ini.
1. Apa itu tradisi Among-among?

Among-among merupakan tradisi orang Jawa yang dilaksanakan untuk memohon keselamatan. Istilah among-among berasal dari bahasa Jawa, “pamomong” yang memiliki makna positif yakni penjaga dan pelindung kehidupan, serta dapat diartikan sebagai pengasuh jiwa dan raga seseorang.
Among-among adalah tradisi makan bersama. Makan bersama tersebut dilakukan dengan cara yang unik di mana penyelenggara akan membuat Tumpeng Among-among yang terdiri dari nasi putih serta urap (campuran bayam, kacang panjang, taoge, dan kangkung dengan bumbu gudangan).
Nampan tersebut diletakkan di tengah orang-orang yang duduk melingkarinya. Sebelum makan bersama dimulai, orang yang memiliki hajat akan menyampaikan maksud penyelenggaraan among-among dan akan meminta doa agar hajatnya mendapat keberkahan dan keselamatan.
2. Makna filosofis tradisi Among-among

Makna filosofi Among-among terdapat dalam simbolisasi makanan dan peralatan yang digunakan. Salah satunya, yaitu:
- Nasi putih, memiliki makna dan harapan agar seorang individu punya pikiran yang putih bersih dan bebas dari pemikiran buruk.
- Urap, bermakna kehidupan manusia akan menemui berbagai macam peristiwa dari senang hingga sedih. Urap juga bermakna persatuan antar manusia dengan berbagai latar belakang.
- Telur rebus yang dibagi empat, melambangkan saling berbagi dan tolong menolong dalam menghadapi masalah hidup.
- Tampah/nampan, merupakan simbol untuk menyaring hal yang kotor dalam kehidupan.
- Air yang diberi daun dadap dalam suatu wadah menjadi simbol harapan agar seseorang mampu mendinginkan pikiran untuk mencapai ketenangan.
- Jajanan pasar, memiliki makna pengharapan agar sang anak selalu dilimpahkan rezeki oleh Tuhan.
3. Tradisi Among-among di sejumlah daerah

Di Kabupaten Kebumen, Among-among dimaknai sebagai perayaan hari kelahiran dalam penanggalan Jawa yang biasanya dilaksanakan setiap 35 hari sekali atau selapan dina sesuai weton-nya. Namun, Among-among tidak harus dilaksanakan setiap selapan dina dan dapat dilakukan sesuai kemampuan penyelenggara.
Among-among dirayakan lebih sederhana dengan makan bersama oleh sekumpulan anak-anak. Anak-anak tersebut tidak harus berpakaian rapi atau sopan sebagaimana acara ulang tahun pada umumnya.
Berbeda dengan tradisi Among-among di Yogyakarta. Among-among biasa diselenggarakan per keluarga. Jika ada dua atau tiga anggota keluarga yang memiliki weton sama, maka Among-among dapat dilakukan bersama-sama.
Sajian dalam Among-among Yogyakarta pun lebih bervariasi. Selain membuat tumpeng, terdapat pula jenang, pisang, sayur kluwih, kembang wonang-waning, serta wijikan.
Meskipun tiap daerah memiliki cara masing-masing dalam melaksanakan tradisi among-among ini, tetapi maksud dan tujuan orang jawa dalam mengadakan tradisi tersebut semuanya sama. Yaitu mengharap keselamatan dan sebagai rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.