Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Uniknya Budaya Ramadan di 7 Negara Ini

Flickr.com
Flickr.com

Kisah Inspirasi Ramadan bisa datang dari mana saja. Kamu pasti tahu budaya-budaya unik yang hanya dilakukan saat ramadan di Indonesia. Mulai dari menyalakan petasan seusai salat tarawih, menabuh bedug saat malam takbir, sampai menyajikan hidangan khas yang hanya keluar saat bulan puasa tiba seperti biji salak.

Bagaimana dengan umat muslim di luar negeri? Ternyata negara lain memiliki tradisi yang tidak kalah seru dengan tradisi ramadan di Indonesia. Ini dia tradisi unik yang menarik untuk kamu ketahui. Siapa tahu bisa ditiru!

1. Indahnya Kilau Lampu Fanus di Mesir

Flickr.com
Flickr.com

Setelah selesai melaksanakan salat Isya dan tarawih, masyarakat muslim di negeri Piramida ini akan menyalakan lilin dan menempatkan nya di dalam lentera. Tradisi ini sudah muncul ratusan tahun lalu. Saat malam datang, anak-anak dan orang dewasa ke luar rumah dan memegang atau memasang lampu lentera di depan pintu rumah untuk menerangi jalan para khalifah.

Saat ini keberadaan lentera tersebut digantikan oleh lampu fanus, yaitu lampu gantung yang dihias dengan grafir khas Timur Tengah yang dipajang untuk menghiasi rumah dan sudut kota saat sudah ada ketetapan jatuhnya tanggal 1 Ramadan. Seiring berjalannya waktu, lampu fanus ini tidak hanya dipajang di pintu, tetapi juga di tempat-tempat lain seperti taman, ruang tamu, atau ruang keluarga.

2. Seni Nyanyian dan Tarian Muqam di Kashgar, Tiongkok

Flickr.com
Flickr.com

Kashgar adalah sebuah kawasan di Tiongkok dekat perbatasan Turki dengan mayoritas masyarakat yang muslim. Untuk menyambut bulan Ramadan, komunitas muslim di Kashgar mengadakan tradisi Muqam, yaitu seni nyanyian yang diselingi dengan tarian. Namun, seiring modernisasi, saat ini tradisi Muqam di Kashgar mulai tergeser dengan tradisi menikmati kudapan buatan sesama muslim yang tinggal di Kashgar.

3. Boom Ba Ba Boom! Tabuhan Lodra di Albania

Di Albania bagian utara, masyarakat muslimnya memiliki tradisi menabuh lodra untuk membangunkan orang sahur. Lodra adalah drum berbentuk silinder dengan dua lubang ganda yang ditutup kulit kambing. Uniknya, para penabuh lodra menggunakan dua stik penabuh yang bentuknya berbeda untuk menggebuk masing-masing sisi drum. Satu sisi lodra digebuk dengan stik berbentuk palu kayu sebagai pemukul utama, sementara sisi lainnya menggunakan ranting kayu merah. Hal ini dilakukan agar penabuh drum bisa menghasilkan dua nada yang berbeda. Biasanya, para penabuh lodra akan mendapatkan makanan atau uang atau undangan makan sahur dan buka puasa barang sebagai imbalan atas jasanya.

4. Celak Mata untuk Para Pria di India!

Zawaj.com
Zawaj.com

Tidak hanya wanita saja yang familiar dengan penggunaan celak untuk menghias mata. Saat Ramadan tiba, para pria muslim di India akan memakai celak mata yang dikenal dengan nama kohl. Pemakaian celak mata ini biasanya dilakukan sebelum shalat Jumat selama bulan Ramadan berlangsung. Tradisi memakai celak mata ini tidak hanya dilakukan oleh para pria di India, tetapi juga oleh para pria di Yaman.

5. Ramai-ramai Mencuci Muka dan Berdoa di Gua di Bosnia

Zawaj.com
Zawaj.com

Jika di India ada tradisi memakai celak untuk pria dalam menyambut Ramadhan, di Bosnia, para wanita muslim memiliki budaya untuk mencuci mukanya dari sumber air yang ada di dalam sebuah gua. Menurut kearifan lokal masyarakatnya, air dan doa yang dipanjatkan di dalam gua akan membawa manfaat bagi kecantikan luar dalam seseorang dan kesuksesan selama setahun. Dilansir dari Zawaj.com, pada tahun 2008 lalu ada 30.000 orang yang berdoa di dalam dan di luar gua yang terletak 50 km arah Utara dari Sarajevo ini. Ada-ada saja, ya.

6. Bermain Al Siniya di Irak

Newsweekme.com
Newsweekme.com

Di daerah Kirkuk, Iran, ada sebuah permainan tradisional yang kerapkali dimainkan oleh kaum pria saat bulan Ramadan tiba. Nama permainan tersebut adalah Al-Siniya, yang dalam Bahasa Arab berarti nampan. Aturan permainannya adalah para pemain harus menemukan dadu yang disembunyikan di dalam cangkir tembaga yang posisinya dibalik di atas sebuah nampan. Biasanya, Al-Siniya ini dimainkan setelah kaum muslimin berbuka puasa. Kamu ingin meniru? Jangan lupa sediakan sehelai kain supaya lawan mainmu tidak dapat mengintip di cangkir yang mana dadumu kamu sembunyikan.

7. Ngabuburit a la Indonesia

Tempo.co
Tempo.co

Membentang dari Sabang sampai Merauke, Indonesia memiliki banyak tradisi dalam menyambut bulan Ramadan. Salah satu yang paling sering dilakukan adalah ngabuburit. Ngabuburit sendiri berasal dari Bahasa Sunda, yaitu burit yang artinya sore. Jadi, ngabuburit diartikan sebagai menunggu sore alias menunggu jam buka puasa tiba. Kegiatannya sendiri sangat variatif, mulai dari berkeliling mencari makanan ringan untuk berbuka puasa, mengaji, sampai jalan-jalan sore di taman.

Bagaimana? Adakah tradisi Ramadhan yang tertarik untuk kamu ikuti?

Share
Topics
Editorial Team
Esa
EditorEsa
Follow Us