Jalan menuju ke gua cukup menantang. Setelah melewati medan yang sulit, mereka harus melewati jalanan menurun yang licin.
Saat suara air mulai terdengar, jalan semakin menurun, datar, lalu menurun kembali. Jangan khawatir, karena ada kayu untuk berpengangan supaya tak tergelincir.
Mereka terus berjalan di bawah batu besar panjang, bagian bawahnya sangat datar. Suara air pun semakin terdengar.
Namun, masih harus melewati jalan yang menurun, datar, lalu menurun kembali. Hingga akhirnya bertemu Air Terjun Paripurna yang indah. Tingginya sekitar 15 meter.
Air terjun tersebut keluar dari batu. Dipenuhi lumut yang tumbuh di mulut air terjun hingga ke bawah.
Dikelilingi hutan yang asri. Terdapat pula batuan besar berbentuk setengah lingkaran yang menganga. Selain itu, ada batuan berwarna kecokelatan di bawah air terjun bertingkat. Pemandangan tersebut membuat lelah terbayarkan.
Setelah menikmati keindahan alam tersebut, mereka melanjutkan perjalanan menuju mulut gua. Sebelum masuk, pemandu menginstruksikan untuk berdoa.
Ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi, seperti dilarang berkata kasar, mandi, dan mencuci wajah dengan air di dalam gua. Dilarang pula menyentuh benda putih menggantung supaya tak rusak, karena usianya sudah ribuan tahun.
Selama menjelajah, badan harus berjalan menyamping ketika memasuki mulut gua. Suasananya gelap pekat, hanya ada senter sebagai penerangan. Cukup berjalan sekitar 20 meter dari mulut gua untuk sampai ke dalam.