Mengenal budaya lewat wisata religi? Aktivitas ini sering dilakukan wisatawan untuk memahami sejarah dan tradisi keagamaan suatu daerah. Kabupaten Jepara yang terkenal sebagai pusat seni ukir, juga menyimpan banyak destinasi wisata religi yang menarik.
Dari Kelenteng Hian Thian Siang Tee hingga Masjid Mantingan, ada banyak tempat penuh cerita di kota ini. Penasaran seperti apa wisata religi di Jepara yang wajib masuk bucket list kamu? Selengkapnya simak daftar dan ulasannya di bawah ini, ya!
Kelenteng Hian Thian Siang Tee di Welahan adalah destinasi wisata religi yang memukau. Begitu masuk, dua patung jenderal Tionghoa akan menyambutmu di pintu utama. Mereka menjaga ruang peribadatan Kong Co Hian Thian Siang Tee, atau Dewa Langit, yang jadi pusat perhatian.
Tempat ini juga dihiasi lima patung dewa, termasuk Kong Co Kwan Tee Kun dan Kwan Im. Berada di dekat Pasar Welahan, kelenteng ini menyuguhkan perpaduan spiritualitas dan budaya Tionghoa yang kuat.
Alamat: Jalan Pasar Gang Pinggir Nomor 4, Gedanganbrang, Welahan, Kecamatan Welahan, Jepara, Jawa Tengah.
Jam operasional: setiap hari, 24 jam.
Kompleks Makam Citrosomo di Desa Sendang adalah tempat bersejarah penuh cerita. Selain menjadi makam para adipati Jepara, di sini juga terdapat makam keluarga R.A Kartini. Setiap sudutnya mencerminkan perjalanan panjang Jepara di masa kerajaan.
Habib Muhammad bin Abdurrahman Assegaf juga dimakamkan di sini. Tempat ini bukan hanya destinasi ziarah, tetapi juga refleksi perjalanan spiritual yang mendalam.
Alamat: Desa Sendang, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Jam operasional: setiap hari, 24 jam.
Kompleks Makam Mantingan adalah tujuan utama bagi pencinta wisata religi di Jepara. Di sini terdapat makam Sultan Hadlirin dan Ratu Kalinyamat, penguasa pertama Jepara. Suasana tenang terasa kental di setiap sudut kompleks makam ini.
Tak hanya itu, makam Syekh Abdul Djalil, atau Syekh Siti Jenar, juga menjadi daya tarik tersendiri. Kompleks ini memberikan pengalaman sejarah dan spiritual yang tak terlupakan.
Alamat: Mantingan, Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah.
Jam operasional: setiap hari pukul 05.00-23.00 WIB.
Makam Pangeran Syarif dan Mbah Ujung Para di Desa Siripan selalu ramai dikunjungi. Pangeran Syarif, keturunan Nabi Muhammad SAW, dikenang karena perjuangannya untuk Jepara.
Mbah Ujung Para dikenal akan kedermawanannya, membuat makam ini begitu dihormati. Ziarah ke sini bukan hanya tentang sejarah, tetapi juga menghargai jasa para tokoh besar Jepara.
Alamat: Saripan, Kecamatan Jepara, Jepara, Jawa Tengah.
Jam operasional: setiap hari pukul 08.00-18.00 WIB.
Wisata religi di Jepara makin lengkap dengan kunjungan ke Pulau Panjang. Makam Habib Abubakar bin Ahmad Ba’alawi berada di tengah pesona alam pantai yang indah. Selain sebagai tempat ziarah, pulau ini juga cocok untuk wisata keluarga. Paduan spiritualitas dan keindahan alamnya menjadikan Pulau Panjang destinasi unik di Jepara.
Alamat: Ujungbatu I, Ujungbatu, Kecamatan Jepara, Jepara, Jawa Tengah.
Jam operasional: setiap hari, 24 jam.
Masjid Baitul Atiq Al-Jabbar berbentuk seperti Ka’bah adalah spot unik di Jepara. Tiruan hajar aswad di bagian depan menjadikannya tempat menarik untuk salat sekaligus berfoto.
Desain interiornya modern dengan pilar marmer dan lampu megah. Masjid ini menawarkan pengalaman ibadah yang berbeda, tak heran jadi destinasi favorit wisata religi.
Alamat: Mulyoharjo II, Mulyoharjo, Jepara, Jawa Tengah.
Jam operasional: setiap hari, 24 jam.
Masjid Mantingan merupakan bagian dari sejarah Kesultanan Demak. Eksteriornya memadukan unsur tradisional dan Tiongkok, lengkap dengan relief dan piring keramik unik di dinding.
Bangunan ini jadi saksi bisu peradaban Islam di masa lalu. Tak hanya tempat ibadah, masjid ini juga jadi destinasi wisata budaya yang memikat hati.
Alamat: Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah.
Jam operasional: setiap hari, 24 jam.
Nah, itu dia beberapa wisata religi di Jepara yang bisa kamu kunjungi untuk liburan yang penuh makna. Selain menikmati keindahan kota, kamu juga bisa memperdalam wawasan budaya dan spiritual. Jadi, kapan mau mulai perjalananmu?
Penulis: Nisrina Putri Dayani